Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Investasi di Saham Gocap, Berani?

Tipikal investor saham biasanya ada dua: Mencari saham-saham yang valuasinya sangat murah dan fundamentalnya bagus, tapi harganya belum naik (value investing) dan mencari saham-saham yang sudah mapan alias saham2 blue chip untuk ditabung jangka panjang. 

Nah di pasar saham seringkali terjadi ketika anda menemukan saham2 yang valuasinya sudah murah, tapi harga sahamnya ternyata masih di harga gocap alias Rp50 (harga paling rendah di Bursa Efek).   

Pertanyaannya: Kalau anda menemukan saham2 gocap yang valuasinya murah, beranikah anda menginvestasikan modal anda di sana? 

Memang ada beberapa saham gocap yang terbukti bisa naik dalam jangka waktu tertentu. Anda barangkali ingatb saat BUMI harganya 'nyaman' di zona Rp50 selama bertahun-tahun. Dalam kurun waktu 1,5 tahun BUMI bisa naik sampai ke Rp500. 

Sebelum anda menyimpulkan bahwa gocap adalah saham yang sudah murah, anda harus mengetahui dahulu tiga penyebab utama mengapa harga saham berada di harga gocap: 

1. Fundamentalnya jelek 

Banyak saham gocap karena fundamental perusahaan memang jelek. LK-nya sering membukukan rugi bersih, utangnya besar dan lain2. Sehingga, saham2 yang fundamentalnya jelek cenderung ditinggalkan oleh investor. Inilah yang menyebabkan akhirnya saham turun terus sampai ke gocap. 

2. Belum waktunya naik 

Saham yang punya fundamental bagus, produknya dibutuhkan oleh masyarakat, atau produknya punya peluang untuk booming dalam beberapa waktu kedepan namun harga sahamnya masih gocap, biasanya saham tersebut punya peluang naik dalam jangka waktu tertentu. 

Hanya saja, kalau saham tersebut masih di gocap, artinya: Saham tersebut belum waktunya naik. Sebagai fundamentalis, anda harus mau menunggu saham tersebut naik berkali-kali, sehingga anda bisa panen di saham tersebut.  

Salah satu contohnya adalah saham KBLI. Dulu KBLI harganya nyaris 'tidur' di Rp50 (saat itu harganya di Rp100-an). Tapi karena KBLI ini LK-nya bagus dan saat itu pemerintah sedang gencar meningkatkan proyek kabel listrik, maka saham KBLI dalam setahunan harga sahamnya melonjak sampai 850-an. Saya pernah menuliskan ulasanya disini:  Saham Prospek untuk Jangka Panjang: Ulasan Sektor Kabel

3. Sahamnya memang tidak likuid 

Jika perusahaan memutuskan untuk go public, tapi jumlah saham beredarnya sangat sedikit, maka kemungkinan besar tidak akan ada trader yang berminat mentradingkan sahamnya. Dalam banyak kasus, banyak saham2 yang tidak likuid, harganya cenderung turun menjadi Rp50. 

Dari tiga poin ini kita sudah mendapatkan suatu kesimpulan bahwa saham-saham gocap bisa naik kencang kalau SUDAH WAKTUNYA NAIK. Tapi ini DENGAN CATATAN, fundamentalnya memang bagus, dan produk-nya punya prospek di masa mendatang (atau at least dalam waktu tertentu). 

Artinya, anda boleh-boleh saja investasi di saham yang masih gocap atau tidak bergerak, selama fundamental perusahaan bagus, dan menurut anggapan anda, produk perusahaan bisa booming di mendatang. Kalau kemudian harga sahamnya belum bergerak, ini sebenarnya cuma masalah waktu saja. 

Sayangnya, banyak sekali calon2 investor saham kita yang masih salah persepsi tentang saham gocap. Banyak investor saham yang menginvestasikan modal di saham2 gocap hanya karena sahamnya lagi booming, lagi dibicarakan oleh trader, sering direkomendasikan untuk investasi jangka panjang, padahal laporan keuangannya jelas2 menunjukkan kinerja yang masih jelek. 

Banyak rekan-rekan investor yang nyangkut di saham ELTY dan UNSP karena nekad membeli sahamnya di harga Rp50, hanya karena saham2 tersebut sedang booming, padahal LK-nya masih jelek, dan belum ada perubahan kinerja yang signifikan.

Atau penulis saat itu juga masih ingat betul di bulan Februari-Maret 2017 di mana ketika saham BEKS yang sangat booming. Sudah banyak investor yang beli saham BEKS di harga Rp50-Rp54 kala itu. 

Penulis sendiri sebelumnya tidak terlalu memperhatikan BEKS, tapi karena tiap hari BEKS terus dibicarakan, sudah banyak yang masuk di BEKS, digadang-gadang akan jadi saham primadona, banyak anjuran2 untuk investasi di BEKS karena kinerjanya akan membaik, maka saya langsung cross-check sendiri LK-nya. 

Dan ternyata LK-BEKS masih acak adut, masih rugi bersih, dan belum ada sesuatu yang membuat BEKS bisa naik secara fundamental. Maka dari itu, saya menyimpulkan bahwa BEKS ini "layak investasi" hanya karena booming dan tanpa dasar yang jelas. 

Saya sampai menuliskan analisa BEKS disini: Analisa Saham BEKS Jangka Panjang, untuk sekedar reminder pada rekan2 investor, agar tidak terjebak membeli saham gocap hanya karena booming. Sekarang saham BEKS ternyata masih tetap 'aman' di level gocap. 

Dari pengalaman2 ini, kita menuju pada satu kesimpulan: Kalau anda mau investasi saham apalagi beli saham gocap tidak masalah. Namun anda harus bisa melakukan analisa sendiri. 

Belilah perusahaan kalau perusahaanya punya LK dan fundamental yang bagus, plus anda tahu seluk-beluk perusahaan tersebut. Jangan beli saham gocap hanya karena booming dan banyak dibicarakan. 

Banyaknya kasus investor yang nyangkut di saham2 gocap seperti saham2 Bakrie Grup atau saham BEKS hanya karena mengikuti rumor, hendaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua para pelaku pasar saham. 

"Bung Heze, apakah mungkin saham2 gocap harganya bisa naik, entah karena fundamentalnya atau digoreng bandar?"

Sangat mungkin, namun kita tidak pernah tahu kapan saham2 gocap akan naik tinggi. Tapi bukankah sangat disayangkan kalau duit anda 'terpenjara' bertahun-tahun, padahal seharusnya uang anda bisa lebih produktif untuk dibelikan saham2 bagus lainnya?

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.