Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trading Saham: Anda Tipe Profit Seeker atau Tipe Mengeluh?

Pada saat IHSG sedang naik tinggi, kebanyakan trader cenderung menghasilkan profit. Semua untung, semua senang. Ini adalah hal yang wajar. Terus, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Kondisi IHSG lagi koreksi tajam, bahkan dalam sehari bisa koreksi sampai 1,5-2%. Saham-saham yang awalnya diprediksi naik.. ehhh.. Ternyata jatuh dalam sekejap.

Disinilah mental seorang trader mulai diuji. IHSG yang jatuh secara tiba-tiba setelah sebelumnya naik, atau dalam keadaan yang lebih 'antimainstream', IHSG biasa-biasa saja tiba-tiba bisa drop 1,7% dalam sehari, bisa membuat trader panik. 

Disinilah akan terlihat, apakah trader memandang hal ini sebagai peluang EMAS untuk mendapatkan saham-saham diskonan, yang tidak bisa didapatkan setiap saat (profit seeker). 

Atau sebaliknya dalam keadaan seperti ini trader banyak mengeluh: "Wah broker saya salah merekomendasikan saham", "katanya saham ini naik, buktinya IHSG turun", "Jangan beli saham, IHSG lagi jelek, daripada rugi". 

Sebagai contoh, pasca subprime mortgage tahun 2009, setelah saham2 yang drop pulih kembali, ada sebagian trader yang bisa meraih profit dari saham ratusan persen, di mana kinerja portofolio jauh lebih besar dibandingkan tahun2 sebelumnya.

Namun, sebagian trader lainnya justru terpuruk setelah kondisi subprime mortgage, karena sebagian trader tidak melihat penurunan harga saham sebagai peluang, justru cenderung meng-kambinghitamkan market sebagai penyebab kerugian. 

Jadi ketika market sedang turun, akan ada 2 sudut pandang trader yang berbeda: Trader yang melihat harga saham berjatuhan sebagai peluang untuk mendapatkan saham-saham di harga diskon. Kedua, trader yang sering menyalahkan pasar ketika banyak saham yang turun. Anda termasuk yang mana? 

Sebagai informasi, penulis sendiri biasanya lebih memprioritaskan untuk mulai watchlist saham-saham blue chip ketika IHSG sedang terjun bebas. 

Sepengalaman trading, penulis melihat bahwa saat IHSG jatuh / koreksi besar, biasanya akan diikuti kejatuhan saham2 blue chip sesaat. Namun setelah harga saham rebound, saham2 blue chip bisa berbalik naik lebih cepat. 

Tidak sembarang saham blue chip yang penulis incar. Saham2 blue chip yang lebih saya prioritaskan adalah saham2 yang memang menjuarai market cap.. Anda bisa lihat datanya di IDX, yaitu di bagian: IDX Statistik. Anda bisa lihat pada Top Market Cap.. 

Sebagian besar saham2 tersebut cenderung mudah naik setelah IHSG drop. Dan saya juga mengincar beberapa saham2 LQ45 lainnya yang menurut versi penulis non blue chip, namun masih sangat likuid.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.