Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Mental Kuat Investor Saham

Menjadi seorang investor saham, bukan hanya dibutuhkan kemampuan analisa yang hebat. Namun, untuk menjadi investor saham sejati anda harus punya mental / jiwa seorang investor. 

Investor saham sejati disini berarti anda tidak mudah panic selling, baik ketika kondisi market sedang buruk atau hanya sekedar koreksi sehat. Selama fundamental perusahaan masih bagus, seharusnya harga saham bisa kembali lagi ke faktor fundamentalnya. 

Tidak sedikit saya menemukan orang-orang yang jago menganalisa fundamental, dan bahkan mereka juga bisa menebak kenaikan harga saham dalam jangka panjang. Sayangnya, hanya sedikit dari mereka yang memiliki MENTAL YANG KUAT untuk menjadi investor. 

Saya beri contoh. Anton membeli saham INDY di harga 1.500 karena Anton sangat yakin bahwa saham INDY memiliki fundamental yang bagus, maka Anton menginvestasikan INDY. INDY naik terus sampai 2.100. Namun suatu saat ketika IHSG sedang koreksi besar, termasuk INDY.

INDY koreksi terus sampai ke harga 1.900. Satu minggu kemudian, INDY justru turun lagi sampai 1.300. Anton yang awalnya percaya diri INDY bakalan naik terus, kini Anton menjadi tidak yakin karena saham INDY terus mengalami penurunan. Akhirnya Anton melakukan cut loss. 

Dua minggu kemudian, ternyata INDY perlahan mulai rebound dan INDY naik lagi bahkan sampai ke harga 3.000 dalam satu bulan. 

Kasus-kasus seperti ini juga sering terjadi ketika kondisi market kita sedang bergejolak luar biasa. Contohnya seperti tahun 2015 ketika terjadi kelesuan ekonomi. Kita tahu bahwa pada masa-masa tersebut, bukan hanya saham2 lapis dua yang jatuh, tapi saham2 blue chip pun harganya anjlok selama berbulan-bulan. 

Jadi meskipun banyak orang yang menyimpan saham2 berfundamental bagus, kinerjanya cemerlang, tapi kenyataannya, memang tidak mudah melihat harga saham yang jatuh berguguran dalam waktu cepat.

Mei 2015 saham UNVR naik terus sampai 46.000. UNVR turun terus dan Januari 2016 berada di harga 34.000

Saham UNVR ini contohnya. Siapa sih yang meragukan fundamental Unilever? Tapi ya kenyataannya UNVR harganya ikut jatuh ketika kondisi market global lesu, dan saat itu banyak pemain saham yang awalnya mengatakan UNVR bagus, sahamnya akan menuju 50.000 dan sebagainya ternyata banyak yang nggak kuat mental dan akhirnya cut loss..

Tapi kalau anda perhatikan, saat kondisi market sudah mulai pulih, saham2 blue chip termasuk UNVR harganya malah balik naik lebih cepat. And yes, UNVR sempat hampir menyentuh 60.000.  Anda yang tidak cut loss di UNVR (yang awalnya memang bertujuan investasi), maka pertumbuhan saham anda akan berlipat-lipat.

Seharusnya, di saat-saat siklus saham turun, itulah kesempatan untuk membeli. Mengenai siklus harga saham ini, nanti pasti akan saya bahas di pos tersendiri.

Intinya, prinsip investor adalah tidak akan menjual sahamnya apabila harganya turun selama kondisi fundamental perusahaan baik-baik saja. 

Artinya, kalaupun harga saham benar2 jatuh hanya karena kondisi market global saat itu yang lagi jelek (toh nanti pasti akan pulih lagi), justru momen seperti ini dimanfaatkan investor untuk averaging down. 

Contohnya Lo Kheng Hong. Lo Kheng Hong memiliki saham PTRO di kisaran harga 1.100. Saat harga saham PTRO turun sampai 200, beliau justru terus melakukan averaging down, karena beliau yakin bahwa PTRO pasti akan balik naik. Dan beberapa tahun kemudian, PTRO sudah mampu naik sampai 2.100. 

Saya pernah menulis tentang Lo Kheng Hong dan PTRO. Anda bisa baca disini:  Lo Kheng Hong dan Cara Profit dari Saham PTRO - Part I dan Lo Kheng Hong dan Cara Profit dari Saham PTRO - Part II. 

Anda yang tidak kuat melihat harga saham yang sangat bergejolak, maka saya menyarankan anda untuk menjadi trader saham. Karena seorang investor harus memiliki keyakinan yang kuat untuk jangka panjang, tidak menjual saham selama fundamental masih bagus, meskipun sahamnya sedang anjlok.. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.