Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Salah Satu Pola Harga Saham yang Berpotensi Turun

Harga saham yang sedang uptrend (tren naik) biasanya sangat nyaman untuk ditradingkan dan kita hold sahamnya. Sesuai prinsip teknikal: Saham yang bisa memberikan keuntungan untuk trader adalah saham-saham yang harganya naik, berpotensi naik atau breakout dari resisten. 

Tetapi harga saham yang naik tidak akan selamanya akan naik. Pasti ada waktunya untuk koreksi. Di pos ini, saya akan menunjukkan salah satu dari banyak sekali pola harga saham yang berpotensi mengalami penurunan. 

Pada pos ini, saya akan menganlisis saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang pernah dikonsultasikan oleh salah satu rekan trader. Perhatikan chart BDMN selama 6 bulan.  


BDMN membentuk pola uptrend yang kuat selama 6 bulan, tetapi setelah itu BDMN tertahan di harga 5.500 selama hampir 2 minggu (perhatikan tanda persegi). Masalahnya, selama hampir 2 minggu BDMN tidak pernah mampu naik atau breakout dari 5.500.

Sehingga, ketika harga saham sudah naik kencang lalu tertahan di resisten tertentu selama beberapa hari, maka hal ini menunjukkan bahwa harga saham KEMUNGKINAN akan segera koreksi jangka pendek

Sekarang perhatikan chart BDMN dengan term lebih panjang, yaitu 18 bulan. Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa BDMN tertahan di resisten 5.500.


Ternyata pada histori harga sahamnya, BDMN memiliki 3 titik resisten kuat di level yang sama (perhatikan tanda lingkaran). Di mana BDMN tertahan di 5.500 karena tidak mampu menembus 3 resisten sebelumnya. Apa yang terjadi setelah BDMN tertahan di resistennya? Perhatikan grafik BDMN dibawah ini:


BDMN akhirnya benar-benar turun sampai harga 5.100. Sebuah koreksi yang cukup besar.  Sedikit tips trading: Kalau anda menemukan saham yang lagi naik kencang dan tiba-tiba tidak mampu menembus puncak resisten tertentu sampai berhari-hari, maka anda jangan membeli sahamnya. Jika anda sudah memegang sahamnya, maka segeralah tak profit. 

2 komentar:

  1. batal deh mau koleksi TBLA krn kasusnya mirip ini ya bung..

    ReplyDelete
    Replies
    1. TBLA polanya tidak terlalu mirip hanya saja TBLA sudah berada di ujung tren dan sudah mulai turun perlahan

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.