Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Mengukur Indikator Overbought dan Oversold Paling Akurat

Dalam analisis teknikal saham maupun forex, ketika anda menggunakan indikator anda pasti sering mendengar istilah overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual). Tapi, bagaimana cara menentukan indikator overbought dan oversold yang paling akurat sebagai sinyal beli dan jual? Sebenarnya masalah menentukan indikator itu jawabannya semua tergantung anda, karena semua orang memiliki cara pandang berbeda-beda terhadap indikator. 

Tapi di pos ini saya akan memaparkan sedikit mengenai cara mengukur indikator overbought dan oversold sebagai dasar pengambilan keputusan trading. Ukuran overbought dan oversold akan anda temui pada indikator leading. Jika anda belum tahu apa itu indikator leading, baca pos: Analisis Teknikal: Indikator Lagging vs Indikator Leading. 

Oke, sekarang perhatikan indikator stochastic oscilator dibawah ini. 


Hampir setiap indikator leading pasti menampilkan garis untuk kedua zona tersebut. Contoh indikator leading antara lain adalah stochastic, Money Flow IndexRSI, Williams%, Momentum dan lain2. Setiap indikator leading memiliki zona overbought dan oversold sendiri. Namun, cara membacanya pada umumnya sama saja.

Garis overbought berada di atas, dan sebaliknya dengan garis oversold (perhatikan tanda panah pada gambar diatas). Lalu bagaimana cara membaca indikator oversold yang akurat untuk menghasilkan sinyal beli?

Perhatikan gambar diatas. Anda lebih baik mulai membeli saham ketika saham sudah berada dibawah garis oversold atau paling tidak sudah menyentuh garis oversold. Mengapa demikian? Karena ketika saham sudah memasuki zona tersebut, hal itu menunjukkan bahwa saham sudah benar2 berada dalam kondisi tekanan jual yang besar, sehingga peluang rebound akan semakin besar. 

Tapi akan lebih baik lagi jika anda membeli saham ketika saham sudah berada di zona oversold dan didukung dengan golden cross. Biasanya, sinyal belinya akan lebih kuat dan akurat. 

Perhatikan, tanda lingkaran pada gambar diatas, di mana ketika kedua garis stochastic berada di zona oversold dan membentuk golden cross, maka harga saham keesokan hari langsung mengalami kenaikan. Perhatikan pula grafik WIKA dibawah ini:


Perhatikan tanda persegi. Garis indikator memang sudah berada di zona overbought, tetapi garis tersebut belum menunjukkan golden cross alias masih mendatar, sehingga harga saham belum naik. Konfirmasi rebound terjadi saat garis indikator sudah membentuk golden cross di zona overbought. 

Sebaliknya, bagaimana cara mengukur indikator overbought yang akurat untuk menghasilkan sinyal jual? Perhatikan grafik ADHI dibawah ini. 


Cara mengukur indikator overbought yang paling akurat juga sama dengan cara mengukur oversold (hanya tinggal anda balik saja cara membacanya). Intinya, cara mengukur overbought adalah ketika garis indikator berada di atas garis overbought, dan garis sudah membentuk death cross. Maka, itulah sinyal yang akurat untuk menghasilkan sinyal jual. 

Dibalik semua itu, anda perlu ingat bahwa: Saya tidak menyarankan anda untuk full menggunakan indikator ketika menentukan apakah harga saham akan naik atau turun. Hal ini dikarenakan indikator overbought dan oversold termasuk dalam indikator leading yang punya beberapa kelemahan.

Dalam mengukur indikator overbought dan oversold yang paling akurat, anda harus memadukannya dengan indikator lain dan analisis teknikal klasik lainnya. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.