Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Gorengan Kembali Bergairah

El Heze
Anda masih ingat tanggal 27 Oktober 2016? Yap, tanggal tersebut adalah tanggal dimana saham2 Bakrie Grup (ada 7 saham) yang notabene saham gorengan semua, melejit dengan kencang. Sebenarnya, tanda2 saham2 Bakrie akan digoreng sudah tercium dari volume sehari sebelumnya. Saham2 yang digoreng adalah: ENRG, UNSP, BUMI, DEWA, BRMS. 

Saya pernah menulis mengenai salah satu saham Grup Bakrie. Anda bisa baca lagi tulisannya disini: Belajar Bandarmologi: Akumulasi Saham ENRG. Tepat tanggal 20 Januari 2017 saat IHSG sedang drop hampir 1%, justru saham grup Bakrie naik gila2-an. Kenaikannya bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan tanggal 27 Oktober 2016 lalu. 

Tetapi uniknya kenaikan tanggal 27 Oktober 2016 dengan 20 Januari 2017 saat itu IHSG tidak sedang dalam posisi yang bagus. Saham blue chip stagnan, saham lapis 2 juga stagnan. Ternyata, saham2 gorengan lah yang eksis menjadi "penggerak pasar". 

Kejadian yang terulang ini, mulai banyak menimbulkan penilaian tersendiri bagi banyak pihak. Ada yang mengatakan hal ini adalah pertanda market akan crash lah, kinerja grup Bakrie sudah mulai membaik lah dan masih buanyaak spekulasi lainnya. 

Banyak pertanyaan dari rekan2 mengenai bangkitnya saham gorengan Grup Bakrie ini. Sebenarnya, kalau kita amati mengapa saham2 gorengan grup Bakrie bisa bangkit lagi, maka ada beberapa penyebab yang bisa menjelaskannya. 

Pertama. Saham tidur tidak selamanya akan tidur. Walaupun hal ini tidak berlaku 100% (ada saham tidur yang tetap saja tidur dan ujung2nya kena delisting), tetapi banyak fakta bahwa saham tidur ada "waktunya untuk bangun".  Saham tidur akan bangun kembali salah satunya jika mulai terdapat sentimen2 positif atau bahkan hanya sekedar rumor terkait emiten perusahaan.  

Kedua. Pergerakan harga saham akan kembali terulang. Baca juga: Prinsip Dasar Analisis Teknikal. Sekarang lagi boomingnya saham gorengan. Hal ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Karena tahun 2016 lalu, jumlah perusahaan yang terkena Unusual Market Activity (UMA) meningkat sebesar lebih dari 100%. Hal ini menunjukkan bahwa saham gorengan benar2 menjadi penggerak pasar. Ketika saham blue chip loyo, saham gorengan yang menjadi primadona. Dan sebaliknya.

Kejadian ini sebenarnya tidak hanya terjadi saat ini saja. Siklus ini sebenarnya terus terulang setiap saat. Setiap saham2 blue mulai stagnan, maka biasanya bandar mulai beraksi menggerakkan saham2 gorengan. Saat saham2 blue chip sedang bagus2nya, semua orang mengincar TLKM, BBCA, BBRI, maka eksistensi saham gorengan seakan tenggelam. Jadi, pergerakan harga saham di market itu akan selalu terulang.

Ketiga. Bandar mencoba memanfaatkan momentum dengan mempengaruhi investor ritel. Bandar melihat pergerakan pasar saham yang stagnan / turun, dan saham2 blue chip "tidak aktif" bergerak. Oleh karena itu, bandar akhirnya "menggairahkan" kembali saham2 gorengan yang selama ini memang ramai dibicarakan. 

Saham gorengan yang booming ini sebenarnya sudah mulai terjadi sejak tahun 2016. Perhatikan saja saham2 TRAM, BIPI, GZCO, JAWA yang belakangan ini saham2 tersebut naik kencang padahal kondisi fundamentalnya masih jauh dari kata 'apik'. Dengan kata lain, saham gorengan saat ini memang sedang booming dibandingkan saham2 blue chip dan saham lapis 2. 

Jadi, menurut saya saham gorengan yang kembali naik melesat kencang ini bukanlah suatu pertanda apapun (market akan crash dan lain2). Analisis tersebut kurang memiliki dasar yang kuat. Penyebab bergairahnya saham gorengan lebih kepada faktor2 diatas yang saya sebutkan dan hal tersebut adalah hal yang lumrah.

Hanya saja, seperti yang sudah sering saya tulis di web Saham Gain ini, ada baiknya anda jangan mudah tergiiur oleh saham2 gorengan yang pergerakannya tidak jelas. Jika saham2 lapis satu dan dua belum bergerak, saya sih lebih memilih wait and see. Just waiting the moment. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.