Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga

El Heze
Pernahkah anda mendengar istilah saham lapis satu, saham lapis dua dan saham lapis tiga? Media masa, broker anda mungkin sering merekomendasikan trading di saham2 lapis satu, dan menghindari saham lapis tiga. Penilaian setiap orang terhadap saham lapis satu, dua maupun tiga bisa jadi berbeda-beda. Tetapi, paling tidak anda harus tahu, mana saja yang termasuk dalam saham lapis satu, dua dan tiga. 

Saham lapis satu adalah saham2 yang memiliki nilai kapitalisasi pasar besar, pada umumnya adalah pemimpin pasar di industrinya, dan memiliki kinerja yang mumpuni di industrinyaCara mengetahui nilai kapitalisasi pasar perusahaan yaitu mengalikan jumlah saham beredar (listed share) dengan harga saham. Baca juga: Cara Mendapatkan Data Jumlah Saham Beredar dan Kapitalisasi Pasar.

Untuk mudahnya, saham2 lapis satu adalah saham2 blue chip. Saham LQ45 belum tentu adalah saham2 lapis satu. Sebagian dari saham2 LQ45, masuk dalam saham lapis dua. Saham2 blue chip menurut versi saya adalah TLKM, BBCA, ICBP, BBNI, BBRI, INDF, UNVR, GGRM. Saham lapis satu memiliki makna sebagai saham2 penggerak pasar / penggerak IHSG. 

Dikatakan penggerak IHSG karena saham2 tersebut memiliki nilai kapitaliasasi pasar yang besar. Sehingga, saham2 lapis satu ini bisa "menyetir" pergerakan IHSG. Jika saham2 blue chip (saham lapis satu) mengalami kenaikan atau penurunan beberapa poin saja, maka akan berpengaruh besar terhadap pergerakan IHSG. Tentu saja, saham2 lapis satu adalah saham2 yang likuid, dan semua saham blue chip yang sejauh saya amati selalu masuk dalam indeks LQ45.

Yang perlu anda ketahui dari saham lapis satu ini adalah volatilitas harga saham yang tidak terlalu tinggi. Artinya, kenaikan dan penurunan saham2 lapis satu cenderung lebih stabil. Itulah mengapa broker2, analis saham sering merekomendasikan membeli saham2 yang aman, yaitu dengan membeli saham lapis satu. 

Saham lapis dua adalah saham2 yang likuid, kinerja masih stabil, namun kapitalisasi pasarnya tidak sebesar saham2 lapis satu. Saham lapis dua adalah saham2 yang tingkat volatilitasnya masih lumayan tinggi, namun kenaikan dan penurunan harga masih lumayan stabil. Saham lapis dua versi saya antara lain adalah: BSDE, CPIN, PPRO, PWON, ASRI, LSIP, JPFA. 

Sedangkan saham lapis tiga adalah saham2 yang kapitalisasi pasarnya sangat kecil, harga saham tidak likuid, harga sahamnya cenderung rendah (dibawah 400), dan volatilitas harga sahamnya sangat tinggi. Kenaikan dan penurunan saham2 lapis tiga bisa terjadi dalam waktu yang sangat cepat. 

Kinerja perusahaan saham2 lapis tiga tidak mencerminkan kinerja fundamental yang baik. Tidak sedikit dari perusahaan2 tersebut adalah perusahaan yang bermasalah (telat menyampaikan laporan keuangan, direksi bermasalah, utang terlalu besar dan lain2). Karena kinerja fundamentalnya yang jelek, harga sahamnya pun tidak likuid dan tidak menjadi sasaran investor. 

Akibatnya, saham2 tersebut kerap digoreng bandar. Inilah yang menyebabkan volatilitas saham2 lapis tiga menjadi semakin tinggi, dan harga sahamnya sulit sekali ditebak menggunakan analisis teknikal (Gimana mau nebak pakai teknikal, grafiknya saja nggak ada). 

Dengan kata lain, saham2 lapis tiga adalah saham2 gorengan / junk stock / saham sampah. Kalau anda melihat saham2 yang harganya "murah", tiba naik 18% sehari tanpa ada berita, atau naik kencang hanya karena rumor2 yang nggak jelas, itulah salah satu ciri2 saham lapis tiga. Contoh saham lapis tiga menurut versi saya adalah DEWA, ENRG, UNSP, TRAM, BEKS, BNBR, CNKO, AKKU. Baca juga: Belajar Ilmu Bandarmologi: Akumulasi Saham ENRG. 

"Pak Heze, mana yang paling enak ditradingkan? Saham2 lapis satu, dua atau saham lapis tiga?" Tanya anda

Semua pilihan itu tergantung anda dan kondisi pasar. Pada saat saham2 lapis satu sudah naik tinggi dan sulit untuk naik lagi, biasanya saham2 lapis dua inilah yang unjuk gigi. Sebaliknya, kalau saham2 lapis satu sedang koreksi, maka jangan pernah sia2kan untuk mengambil saham lapis satu di harga bawah.

Ketika saham2 lapis satu sudah terkoreksi cukup banyak, biasanya saham2 ini selalu rebound dengan cepat. Untuk saham lapis tiga, saya selalu menyarankan pada anda untuk dihindari. Baca juga: Pemula, Hindari Saham Gorengan. Kalaupun anda ingin bermain di saham gorengan, tradinglah dengan lot yang kecil. Baca juga: Strategi Trading di Saham Gorengan.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.