Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Ketika Analisis Teknikal dan Fundamental Tidak Berfungsi

Dimana-mana para trader, analis saham, broker, tenaga pengajar pasar modal, termasuk saya sendiri selalu mengajarkan yang namanya analisis teknikal dan analisis fundamental sebagai dasar mengambil keputusan trading (analisis teknikal) dan investasi (analisis fundamental). Baca juga: Inti dan Prinsip Dasar Analisis Fundamental dan Prinsip-prinsip Dasar Analisis Teknikal. 

Tapi ada kalanya analisis teknikal dan analisis fundamental saham itu "tidak berfungsi" lagi? Nah lho? Dalam hal apa analisis teknikal dan fundamental tidak berfungsi? Tentu saja, ketika trader nyangkut di saham2 gocap yang secara kinerja fundamentalnya, sudah bisa ditebak, sangat buruk / belum membaik. 

Kalau harga saham sudah ada di harga terendahnya, ya jelas donk sudah nggak mungkin anda analisis pakai ilmu grafik. Dan kalau perusahaan fundamentalnya sudah amburadul, tentu saja anda akan sulit menilai prospeknya dimasa mendatang. Jadi, biasanya kalau trader udah nyangkut di saham seperti ini, analisisnya pakai analisis 'ngarep'. Ngarep supaya harga saham yang nyangkut bisa balik naik naik lagi. 

Saham2 seperti ini biasanya adalah saham gorengan, dan saham tersebut sudah tidak memberikan value bagi pemegang sahamnnya. Lantas, mengapa masih banyak juga trader yang mengincar saham2 seperti ini? Tentu saja untuk trading cepat (scalping). Trader mengharapkan keuntungan cepat dari adanya kenaikan harga saham yang harganya rendah. Jika harga saham ada di harga Rp50 dan kemudian naik menjadi Rp52, keuntungan yang anda peroleh jauh lebih terasa ketimbang jika anda membeli harga saham yang seharga Rp10.000 per lembar. 

Berikut adalah salah satu contoh saham PT Bakrieland Development (ELTY) yang harga sahamnya sudah berada di level gocap selama 3 tahun-an. 


"Bung Heze, apakah saham2 seperti ini tidak bisa naik lagi?" Tanya anda

Kalau anda tanya bisa atau tidak, semua kemungkinan itu selalu ada. Saham BUMI dahulu gocap, dan saat ini harganya sudah kembali lagi ke 300. Saham ELTY yang harganya saat ini masih di harga Rp50 pun suatu saat ada kemungkinan naik apabila perusahaan mampu memperbaiki kondisi fundamentalnya secara signifikan. Masalahnya, anda dan saya tidak akan pernah tahu kapan ELTY akan naik lagi.

Tahun 2013 ELTY mulai menjadi saham gocap. 27 Oktober 2016 harga saham ELTY tiba2 digoreng lagi, namun dengan cepat harga sahamnya balik lagi ke gocap. Contoh lainnya, saham SIAP. SIAP pernah naik dari dari harga Rp120 per lembar menjadi Rp420. Namun fundamental perusahaan ini tidak sebagus kenaikan harga sahamnya. Akhirnya, harga sahamnya terus merosot sampai ke harga Rp80. Dan harga sahamnya sudah tidak diperdagangkan lagi. Banyak trader yang nyangkut di harga Rp320. Kalau sudah begini, analisis mana lagi yang mau dipakai untuk mengatakan: Saham SIAP akan naik lagi?  

Kalau anda menemukan saham2 seperti ini, anda harus menghidanrinya. Ingat, bukan berarti anda tidak menjual sahamnya, berarti anda belum rugi. Saham2 yang sudah 'terparkir' lama di harga paling rendah, sehingga anda tidak bisa menjual sahamnya, sama dengan anda memenjarakan modal anda. Kedua, kalaupun suatu saat harga saham naik karena digoreng, dan anda ingin coba2 trading scalping, maka anda harus berani cut loss. 

Jadi, analisis saham itu semua kembali lagi pada intinya, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Saham2 yang sudah tidak bisa dianalisis secara teknikal maupun fundamental ada baiknya anda hindari. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.