Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trader Saham Apakah Perlu Pakai Analisa Fundamental?

Kalau anda belajar saham, anda pasti sering mendengar anjuran: Kalau mau trading, pakai analisis teknikal (grafik). Kalau mau investasi, pakai analisis fundamental. Kalau trading jangan pakai analisis fundamental, karena fundamental itu untuk jangka panjang, sedangkan trading lebih melihat fluktuatif harga saham. 


Saya setuju. Tetapi seringkali praktikknya tidak bisa se-kaku itu. Kalau anda tanya saya: Apakah trader itu juga perlu melihat analisa fundamental? 

Maka saya jawab: PERLU. Namun memang nggak semua tipe trader saham memerlukan analisis fundamental dalam mengambil keputusan trading atau keputusan untuk memasukkan saham ke dalam stock pick. 

Inilah yang sebenarnya ingin menjadi fokus saya pada pembahasan di pos ini, yaitu: Dalam hal apa analisis fundamental dibutuhkan oleh trader jangka pendek? 

[Disclaimer: Pos ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, maupun trader-trader saham yang berkonsultasi tentang hasil tradingnya. Strategi-strategi di pos ini mungkin cocok untuk anda, namun belum tentu cocok untuk sebagian trader].

Dalam praktikknya, kalau anda perhatikan saham-saham dengan fundamental bagus, pergerakan harga sahamnya jangka pendek juga lebih stabil, banyak peminat (likuid) dan lebih mudah dianalisa. 

Saham dengan fundamental bagus yang saya maksud adalah minimal perusahaannya nggak rugi selama kuartal terakhir. Perusahaan masih mencetak kenaikan laba bersih, kenaikan EPS. Di satu sisi, market cap-nya juga nggak terlalu kecil (Diatas 8-10 triliun). 

Saham-saham yang sering saya tradingkan seperti UNTR, AALI, BBRI, ASII, TLKM, PWON, CTRA, UNVR dan lain-lain memang perusahaan2nya punya fundamental yang bisa dibilang bagus. 

At least, perusahaannya nggak rugi lah. Laba-nya nggak minus, laba bersihnya di kuartal atau periode terakhir naik, market cap-nya masih lumayan besar, sektor usahanya diminati publik, perusahaannya juga lumayan terkenal. 

Saham-saham ini secara teknikal ternyata memang lebih bagus. Karena banyak peminatnya, dan fundamentalnya terjamin, maka ketika saham-saham ini harganya turun banyak, pasti akan dibeli lagi, sehingga naik. 

Jadi penurunan harga sahamnya ada "rem"-nya. Pergerakan harga sahamnya lebih mencerminkan mekanisme pasar. Sehingga sebagai trader, saya bisa memanfaatkan momentum dan mengkombinasikan dengan analisa teknikal. 

Misalnya dalam kondisi worst case saham anda nyangkut agak lama di saham yang fundamentalnya bagus, anda masih dapat "kompensasi", yaitu berupa DIVIDEN. Dan potensi balik naik alias recovery-nya lebih cepat.

Sebaliknya, saham-saham dengan fundamental kurang bagus yang sering saya amati, kalau sahamnya sudah turun, biasanya nggak ada "rem"-nya. Banyak saham dengan fundamental jelek yang turun terus sampai ke harga terendah, dan penurunannya bisa terjadi dalam waktu yang sangat singkat. 

Definisi perusahaan dengan fundamental kurang menarik yang kita maksud disini adalah: Perusahaan sering rugi bersih, laba bersih turun sampai 50% lebih, rasio utang sangat tinggi, market cap kecil, company size-nya juga kecil. 

Hal ini karena saham-saham yang fundamentalnya kurang menarik, apalagi market capnya sangat kecil, peminatnya juga tidak terlalu banyak, sehingga perdagangan sahamnya seringkali tidak mencerminkan mekanisme market, alias lebih banyak dimanipulasi market maker tertentu. 

Saham-saham yang fundamentalnya jelek, biasanya kalau sahamnya turun, sudah nggak ada "rem"-nya. Harga sahamnya jatuh habis-habisan, dan nggak terjamin. Misalnya pada saham KBAG berikut: 


Saham KBAG (market cap-nya hanya sekitar 400 miliar), yang awalnya berada di harga gocap (Rp50) naik dengan cepat sampai ke 120. Namun tidak butuh waktu lama, KBAG jatuh lagi sampai ke harga terendah. Anda bisa lihat penurunan saham KBAG yang nyaris nggak ada "rem"-nya. 

Itulah alasan mengapa trader saham juga harus mengerti analisis fundamental. Karena saham-saham yang fundamentalnya jelek, atau misalnya ketika perusahaan tiba-tiba ada berita jelek tentang kinerjanya, maka sangat mungkin investor akan menjual saham tersebut secara besar-besaran. 

Jika ada saham yang turun terus 2-3 mingguan karena berita kinerjanya yang jelek, maka jangka waktu 2-3 minggu itu adalah jangka waktu pendek. Artinya, kalau trader membeli saham yang jelek untuk tujuan trading, dan sahamnya turun terus 2-3 mingguan, maka saham anda akan nyangkut di harga pucuk. 

Tetapi perlu diingat juga bahwa trader saham menggunakan analisis fundamental sebagai ANALISA PELENGKAP. Analisa utama tetap menggunakan analisis teknikal. 

Analisis fundamental berguna untuk melihat perusahaan-perusahaan apa yang kinerjanya bagus dan market capnya besar. Sehingga dengan analisa fundamental, anda bisa lebih waspada dengan perusahaan2 yang kinerjanya jelek, dan sangat mungkin berdampak pada minat market di saham tersebut. 

Sedangkan analisis teknikal berguna untuk melihat MOMENTUM trading: Kapan waktu yang bagus untuk beli, kapan waktu yang tepat untuk menjual saham. 

Dari apa yang saya paparkan, mungkin sebagian dari anda tidak setuju dan mengatakan: "Saya aja beli KBAG di harga 55 dan bisa jual di 110. Profitnya hampir 100%. Nggak perlu lihat fundamental, nggak perlu lihat kinerja. Lihat saja saham yang lagi ramai diakumulasi".

Kalau anda punya pendapat seperti ini (trader tidak perlu melihat fundamental) TIDAK SALAH. Karena seperti yang saya tuliskan di awal paragraf, saya sudah menuliskan disclaimer bahwa apa yang saya paparkan disini belum tentu cocok untuk semua trader. 

Memang faktanya banyak juga trader yang tidak pernah analisa fundamental untuk trading. Biasanya tipe trader seperti ini adalah tipikal SCALPER yang mengincar profit menitan.

Lalu, dalam hal apa trader disarankan untuk melihat analisis fundamental juga? 

Sebagai trader, anda disarankan untuk melihat analisis fundamental jika anda: 

1. Trader low risk

Trader low risk berarti anda tidak menyukai risiko besar dalam trading. Kalau anda tipe trader seperti ini, sebaiknya pilihlah saham-saham yang teknikal plus fundamentalnya bagus. Sehingga, anda bisa memperkecil tingkat risiko. 

2. Trader anti cut loss

Bagi para trader anti cut loss, di mana ketika saham anda turun anda nggak pernah rela cut loss. Saran saya jangan coba-coba membeli saham yang fundamental-nya jelek apalagi yang pergerakannya tidak beraturan. 

Pilihlah saham dengan fundamental dan teknikal bagus. Sehingga kalau saham yang anda beli turun, recocery alias kembalinya harga saham akan lebih cepat. Karena saham-saham bagus biasanya ada "rem"-nya. 

Kalau turun banyak, pelaku pasar akan melihat bahwa ada barang bagus yang lagi diskon, sehingga akan diborong lagi. Sebaliknya saham-saham dengan kinerja jelek, market cap kecil, tidak likuid, ketika turun banyak yang kena ARB sampai berhari-hari, sehingga risikonya besar. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.