Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Fungsi RSI dalam Trading

Kalau anda sering membaca ulasan-ulasan saham di media masa yang dilakukan oleh analis, atau mungkin broker anda sedang menganalisa saham tertentu, biasanya para analis, broker saham sering menggunakan indikator RSI untuk membaca analisa & potensi pergerakan harga saham. 


Apa sebenarnya fungsi RSI dalam trading? Dan seberapa bermanfaat indikator ini untuk menganalisa saham? RSI adalah kepanjangan dari Relative Strengh Index. RSI termasuk dalam salah satu indikator LEADING. 

Indikator leading merupakan indikator saham yang digunakan untuk memberikan SINYAL TRADING, yaitu sinyal kapan saatnya membeli dan menjual saham. Anda bisa baca perbedaan indikator leading vs lagging pada pos berikut: Analisis Teknikal: Indikator Leading Vs Indikator Lagging

Jumlah indikator leading maupun lagging cukup banyak. Namun RSI adalah indikator leading yang cukup sering kita dengar. Hal ini karena RSI adalah indkator leading yang cukup populer, sehingga lebih sering dipakai dan dijadikan acuan untuk analisa. Cara menginterpretasikan indikator RSI juga relatif mudah.

Indikator RSI terdiri dari sautu buah garis. Garis tersebut berfungsi sebagai garis sinyal. Sedangkan time periods default untuk RSI adalah 14 hari. Seperti berikut tampilan indikator RSI di software saham: 

Klik gambar untuk memperbesar

Garis RSI dimulai dari angka nol hingga 100. Kalau anda perhatikan, ada garis horizontal di angka 20. Itu yang dinamakan dengan garis JENUH JUAL. Sedangkan perhatikan juga garis horizontal pada angka 80. Itu yang dinamakan dengan garis JENUH BELI. Nanti kita akan bahas setelahnya.  

Ada dua fungsi utama RSI untuk trading. Berikut fungsi RSI yang berguna untuk trader untuk mengambil keputusan di market: 

1. Sinyal beli dan sinyal jual 

Seperti yang kita bahas di awal, indikator RSI termasuk di dalam indikator leading. Kegunaan indikator leading adalah sebagai alat analisa untuk melihat sinyal beli dan sinyal jual saham. 

Dalam indikator RSI, sinyal beli terjadi apabila indikator RSI bergerak naik. Ketika indikator RSI bergerak naik, biasanya akan diikuti dengan kenaikan harga saham setelahnya. Sebagai contoh, perhatikan tampilan indikator RSI berikut: 


Perhatikan, ketika garis RSI bergerak keatas (lihat pada tanda lingkaran), maka diikuti dengan kenaikan harga saham setelahnya. Hal ini terjadi beberapa kali. Sehingga dapat dikatakan bahwa RSI bisa memberikan sinyal buy kepada investor, yaitu terjadi ketika garis RSI sedang bergerak menuju keatas. 

Apabila garis RSI sebelumnya sudah turun / melandai, kemudian mulai diikuti dengan kenaikan garis setelahnya, maka biasanya harga saham akan mengikuti. 

Jika trader menemukan saham-saham yang harganya sudah mulai turun dan indikator RSI bergerak keatas, maka berdasarkan indikator RSI, trader bisa pertimbangkan untum mulai membeli sahamnya, karena itu adalah sinyal buy. 

Sebaliknya, sinyal jual pada RSI terjadi apabila indikator RSI bergerak turun.  Sebagai contoh, perhatikan grafik berikut ini: 


Perhatikan, setelah garis indikator RSI bergerak kebawah / turun, tidak lama kemudian diikuti dengan penurunan harga saham. Hal ini terjadi beberapa kali. Terutama kalau harga saham sudah naik, dan indikator RSI sudah bergerak keatas, kemudian indikator RSI mulai melandai, hal ini adalah pertanda sinyal jual. 

Artinya, mengacu pada sinyal indikator RSI, kalau trader sudah menyimpan saham di harga bawah, dan indikator RSI mulai bergerak turun, trader disarankan untuk mulai take profit, karena itu adalah sinyal sell. 

2. Area jenuh beli dan jenuh jual  

Indikator RSI juga digunakan untuk menentukan area jenuh beli (overbought) dan area jenuh jual (oversold) suatu saham. Jenuh beli mengindikasikan bahwa harga saham sudah naik tinggi, sehingga harganya mulai mahal. Ketika harga saham mulai mahal, maka saham berisiko turun. 

Sebaliknya, jenuh jual mengindikasikan bahwa harga saham sudah turun dalam, sehingga harganya mulai murah. Ketika harga saham mulai murah, maka harga saham ada potensi untuk naik lagi, karena pelaku pasar biasanya akan memborong saham-saham yang harganya sudah murah. 

Dalam indikator RSI, area jenuh jual berada dibawah garis 20. Jadi pada saat garis indikator RSI berada dibawah 20, maka dapat dikatakan harga saham sudah cukup murah dan ada potensi naik. Perhatikan contohnya berikut:  


Perhatikan ketika garis indikator RSI mulai menyentuh area di level 20, tidak lama kemudian harga saham SCMA berbalik naik. Demikian sebaliknya, jika indikator RSI berada diatas 80:  

Indikator RSI dikatakan berada di area jenuh beli indikator berada pada garis 80 atau diatas 80. Ketika garis indikator RSI berada diatas 80, dapat dikatakan harga saham cukup mahal, sehingga ada potensi untuk koreksi lagi. Perhatikan contoh saham BRIS berikut: 


Pada saat indikator RSI saham BRIS berada di area overbought (di angka 80 keatas), tidak lama kemudian tren saham BRIS berbalik turun. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa indikator jenuh beli dan jenuh jual dalam RSI hendaknya menjadi perhatian para trader.

Kalau indikator RSI sudah mulai menyentuh jenuh beli, sebaiknya pertimbangkan untuk menjual / take profit, atau wait and see bila anda belum punya sahamnya. Sebaliknya, jika indikator RSI berada di jenuh jual, bisa pertimbangkan untuk mulai membeli atau akumulasi sahamnya.    

SCREENING DENGAN INDIKATOR RSI 

Beberapa software saham tertentu menyediakan menu screening saham, salah satunya bisa menampilkan screening untuk indikator RSI. Contohnya pada software saham SPOT (Sucor Sekuritas) yang penulis gunakan: 

Fungsi RSI dalam trading

Pada software saham tertentu, seperti contoh software trading SPOT, anda bisa screening indikator RSI, dengan menampilkan saham-saham apa saja yang indikator RSI-nya dibawah 20 (oversold) dan saham2 yang indikator RSI-nya diatas 20 (overbought). 

Dengan screening RSI seperti ini, anda akan lebih mudah untuk menyeleksi saham-saham yang sedang mahal atau murah berdasarkan indikator RSI-nya, sehingga anda tidak perlu melihat satu per satu. 

Tapi perlu diingat bahwa screening RSI seperti diatas baru merupakan screening tahapan awal. Bukan berarti ketika indikator RSI berada di oversold anda langsung membeli sahamnya. Anda harus melihat analisa-analisa lainnya, seperti chart pattern, likuiditas saham, price action, support resisten. 

Hal ini karena indikator saham apapun itu termasuk indikator RSI tidaklah sempurna. Walaupun indikator RSI banyak digunakan, bukan berarti RSI adalah indikator terbaik. 

Dalam menggunakan indikator RSI, anda harus mengkombinasikannya juga dengan analisa-analisa teknikal klasik, price action seperti yang kita jelaskan pada paragraf sebelumnya.

Untuk belajar analisis teknikal full praktik dan strategi memilih saham-saham bagus buat trading jangka pendek, bisa anda perdalam disini: Ebook Full Praktik Analisis Teknikal Saham.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.