Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Hal yang Sering Dilupakan Trader Saham

Senjata utama yang dibutuhkan oleh trader saham adalah ANALISIS TEKNIKAL. Analisa teknikal berguna sebagai kompas trading anda, untuk melihat saham-saham yang  bagus untuk trading, apakah saham sudah bagus untuk dibeli atau belum, apakah saham sudah murah atau masih mahal dan masih banyak kegunaan analisa teknikal. 


Selain analisa teknikal, trader harus memiliki mindset trading yang baik, mengatur psikologis trading sesuai kondisi di market, memiliki trading plan sebagai acuan trading dan manajemen modal (MM). 

Tapi ada satu hal lagi yang sering dilupakan oleh trader saham yaitu menganalisa MOMENTUM MARKET / IHSG. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan gabungan dari seluruh rata-rata harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Informasi naik turunnya IHSG bisa anda lihat pada software online trading masing-masing. Biasanya ditampilkan pada sebelah kiri atas di software online trading. Contoh tampilannya seperti berikut: 

Indeks Harga Saham Gabungan

Anda mungkin bertanya: Ngapain kok harus melihat pergerakan IHSG? IHSG kan gabungan semua harga saham di market, sedangkan yang kita tradingkan adalah saham-saham spesifik saja? 

Jangan salah.... IHSG adalah "rangkuman" seluruh pergerakan harga saham di BEI. Itu artinya pergerakan MAYORITAS saham dapat tercermin dari IHSG-nya. Ingat, mayoritas saham berarti bukan semua saham. 

Dengan kata lain, kalau IHSG lagi merah padam, pasti banyak saham di market yang turun / merah. Sebaliknya, ketika IHSG sedang hijau / naik, akan ada banyak saham yang hijau / naik. 

Jadi pergerakan IHSG mencerminkan pergerakan kebanyakan saham di market. Kalau anda baca-baca berita atau ulasan pasar saham, biasanya selalu dituliskan saham-saham yang menjadi pemberat laju IHSG, ataupun saham-saham yang menjadi penopang IHSG. 

Yap, saham-saham yang bisa memberikan pengaruh ke IHSG adalah saham-saham BIG CAPS alias saham blue chip. Saham blue chip adalah saham dengan market cap diatas 100 triliun dan memiliki kinerja fundamental mapan di sektornya (market leader). 

Contoh-contoh saham big cap di pasar saham Indonesia adalah TLKM, ASII, BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, GGRM, HMSP, TPIA dan lain-lain. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia.  

Saham-saham yang likuiditasnya tinggi, banyak ditransaksikan, pergerakannya juga relatif mengikut IHSG. Misalnya adalah saham-saham yang ada di indeks LQ45 (Indeks LQ45 umumnya juga termasuk saham-saham blue chip di dalamnya). 

Jadi saham-saham yang bisa memberikan pengaruh paling besar ke IHSG adalah saham-saham blue chip dan saham-saham di indeks LQ45. 

Artinya kalau anda sering trading di saham-saham blue chip dan saham-saham LQ45, melihat kondisi IHSG sebagai analisa momentum market itu juga diperlukan. Karena ketika IHSG sedang turun, mayoritas saham LQ45 juga banyak yang koreksi. 

Demikian pula sebaliknya. Hal ini karena market cap dan likuiditas saham2 LQ45 termasuk blue chip relatif besar, sehingga bisa memberikan pengaruh besar ke indeks. 

MEMPELAJARI POLA IHSG 

Mempelajari pola IHSG bisa dilihat dari grafiknya, yaitu grafik IHSG itu sendiri. Perhatikan pola chart IHSG berikut: 


IHSG biasanya memiliki pola rebound koreksi. Karena dalam jangka pendek, pergerakan harga saham sangat tergantung dari flutuatif, dan di pasar saham tidak ada saham yang terus naik tanpa koreksi, demikian sebaliknya. 

Perhatikan, IHSG biasanya selalu memiliki pola naik-turun selama 2-4 harian. Pada saat IHSG sudah turun 2-4 hari (Lihat tanda-tanda lingkaran saat IHSG koreksi), IHSG akan diikuti dengan technical rebound setelahnya kurang lebih selama 2-4 harian. 

Setelah itu, IHSG akan koreksi lagi. Pola-pola ini selalu terulang di market. Jadi kalau IHSG sudah naik beberapa hari, sebaiknya anda tidak terburu membeli saham dalam jumlah, karena saham-saham rawan untuk koreksi. 

Kalau IHSG sudah turun beberapa hari, dan saham-saham yang anda incar mulai murah, anda bisa mulai ancang-ancang untuk membeli di harga bawah. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Dengan memperhatikan momentum market, anda bisa meminimalkan risiko membeli saham di harga terlalu mahal. Dengan membeli saham yang murah ketika IHSG sudah turun, saham yang anda beli berpotensi naik lebih cepat, dibandingkan anda memborong saham ketika IHSG sudah naik beberapa hari. 

Jadi dalam trading, cobalah untuk sesekali menganalisa pergerakan grafik IHSG. Jika IHSG sudah naik beberapa hari, kurangi dulu porsi trading, atau take profit jika saham2 anda sudah mulai naik. 

Kalau IHSG sudah turun banyak, mulailah untuk "curi start" membeli saham-saham yang bagus. Strategi ini akan memberikan peluang profit lebih maksimal untuk trader jangka pendek.  

Namun terkadang ada kondisi di mana IHSG turun drastis. Hal ini terjadi ketika ada sentimen negatif yang memberikan dampak besar ke market. 

Selain itu, penurunan IHSG secara drastis umumnya selalu diawali dengan kenaikan tren IHSG sebelumnya, dan IHSG sudah mulai sulit naik di tren puncaknya. Contohnya perhatikan chart IHSG berikut: 


Perhatikan tanda lingkaran, di mana IHSG mengalami penurunan tren sangat drastis, sampai beberapa minggu. Kondisi ini terjadi saat awal pandemi Covid masuk ke Indonesia. Memang ini adalah "special case" dan tidak sering terjadi di market. 

Namun penurunan tren IHSG umumnya diawali dengan tren sideways di harga puncak. Sentimen negatif akan dengan mudah membuat IHSG jatuh. 

Dalam kondisi IHSG jatuh, justru anda bisa manfaatkan untuk membeli saham2 berfundamental bagus. Karena ketika IHSG jatuh, cepat atau lama IHSG pasti balik naik ke level semula. 

Sesuai konsep di pasar saham, saham-saham yang murah dengan fundamental dan teknikal bagus, pasti akan dikoleksi lagi. 

Memang tidak semua tipe trader perlu melihat kondisi fluktuatif IHSG jangka pendek. Kondisi IHSG perlu diperhatikan terutama oleh trader jangka pendek, yaitu trading dengan memanfaatkan fluktuatif market. 

Kalau anda seorang swing trader atau positioning trader, anda mungkin nggak perlu terlalu memperhatikan kondisi IHSG, kecuali kalau IHSG sedang jatuh seperti yang sudah kita bahas pada chart IHSG diatas. Maka itu adalah peluang besar untuk seorang swing, positioning trader bahkan investor saham sekalipun. 

Namun untuk para trader jangka pendek, para trader harian, kombinasi analisis teknikal dengan analisa fluktuatif IHSG jangka pendek atau yang disebut dengan MOMENTUM MARKET, ada baiknya anda perhatikan. 

Hal ini supaya anda bisa memiliki pertimbangan lebih baik dalam memanfaatkan momentum trading di market, sehingga risiko saham nyangkut dapat diminimalkan.

Sebagai referensi tambahan, anda bisa perdalam strategi2 memanfaatkan momentum IHSG dengan kombinasi analisa teknikal dan tape reading untuk trading cepat disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.