Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Penyebab IHSG Turun: Saham Vs Crypto

El Heze

Kalau anda sering memantau pergerakan bursa saham secara real time, anda pasti merasakan ada perbedaan signifikan antara pergerakan pasar saham belakangan ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 


Yap, pasar saham (IHSG) kita cenderung turun, lesu dan bahkan terjadi penurunan transaksi saham secara signifikan di Bursa Efek. Biasanya, rata-rata transaksi di BEI bisa mencapai Rp25 triliun per hari. 

Namun saat ini, rata-rata transaksi harian di BEI hanya sekitar Rp8-9 triliun saja. Memang kondisi perekonomian saat ini sedang kurang baik, dan setelah keluarnya laporan keuangan tahunan, banyak perusahaan yang membukukan penurunan laba bersih. 

Hal ini membuat pergerakan mayoritas saham jadi lesu. Tapi ada satu hal lagi yang membuat semakin banyak dana asing dan lokal yang keluar dari bursa, yaitu karena: CRYPTOCURRENCY (Biasa disebut Crypto). 

Saat ini crypto sedang booming dan banyak diminati masyarakat. Banyak pemula yang mulai mencoba untuk masuk ke pasar crypto. 

Crypto sendiri merupakan mata uang digital yang dapat diperdagangkan secara online. Beberapa contoh mata uang digital seperti Bitcoin, BNB, Ethereum, Dogecoin dan masih banyak lagi jenis-jenis mata uang digital crypto yang bisa anda tradingkan 

Buat anda yang ingin trading crypto, anda bisa join melalui beberapa situs terpercaya seperti Tokocrypto, Binance, atau Indodax.

Transaksi perdagangan crypto tentu jauh lebih likuid dibandingkan saham, karena crypto diperdagangkan di seluruh dunia. Selain itu, crypto juga dapat ditradingkan dalam waktu 24 jam dan tetap diperdagangkan saat weekend. Sedangkan pasar saham, hanya buka pukul 09.00-16.00 hari Senin-Jumat. 

Tentu saja pergerakan fluktuatif mata uang crypto ini sangat cepat, karena frekuensi transaksi perdagangannya lebih besar. Oleh karena itu, naik turunnya mata uang crypto lebih cepat dibandingkan saham. 

Orang-orang yang ingin mencari untung cepat, mulai masuk ke pasar crypto. Inilah jawaban mengapa pasar saham kita belakangan cenderung turun dan terjadi penurunan transaksi perdagangan yang cukup signifikan.   

Saham Vs Crypto 

Dari segi likuiditas, memang crypto lebih menarik. Apakah crypto itu berbahaya? Setiap instrumen tentu ada risikonya. Crypto high risk high return. Kalau di saham ada batas bawah dan batas atau atau kita kenal dengan sebutan Auto Reject, maka di crypto tidak ada istilah tersebut. 

Mata uang crypto bisa naik setinggi mungkin, sehingga profit anda sangat besar. Sebaliknya, mata uang crypto juga bisa langsung terjun bebas tanpa batasan karena di crypto nggak ada aturan auto reject seperti di saham. 

Tetapi baik saham maupun crypto, ada risikonya masing-masing. Dan kalau anda mau untung di instrumen apapun itu, anda harus melakukan analisa, baik analisa teknikal maupun analisa fundamental. 

Crypto juga menggunakan analisa teknikal grafik seperti di saham, di mana indikator-indikator seperti Moving Average, analisa tren candlestick. Dalam membeli, crypto sebaiknya anda juga menggunakan analisa fundamental.

Saya beberapa waktu terakhir ini dapat pertanyaan dari teman-teman trader yang intinya menanyakan apakah sebaiknya saat ini masuk ke pasar crypto atau tetep nunggu market saham pulih. 

Jadi jawaban saya, kalau anda memang ingin masuk ke pasar crypto silahkan. Namun pahami ilmunya sebelum terjun, karena walaupun bisa menghasilkan profit besar dari crypto, crypto tetap ada risikonya. Dan tentu saja, mulailah dengan modal kecil. 

Minimal deposit crypto adalah Rp50.000. Anda bisa pertimbangkan duit kecil dulu untuk belajar, misalnya pakai modal Rp250.000 atau Rp500.000. 

Kalau anda trading di saham dan cypto, anda akan punya dua alternatif instrumen trading. Kelebihannya adalah, jika pasar pasar sewaktu-waktu lesu dan sepi transaksi, anda bisa trading di crypto yang sedang ramai. 

Sebaliknya, kalau crypto sudah pada naik, sedangkan di bursa saham sedang ada banyak saham yang murah, anda bisa fokus mengatur portofolio di saham dulu, yaitu membeli saham-saham yang harganya sudah terdiskon.  

Tapi kalau anda tidak ada preferensi untuk trading di mata uang crypto, tidak masalah. Itu adalah pilihan pribadi masing-masing. 

MEMAHAMI SIKLUS PASAR  

Terkait penyebab IHSG turun dan terjadi penurunan volume transaksi secara drastis dikarenakan banyak yang masuk ke crypto, maka inilah yang disebut dengan siklus pasar. 

Saran saya, jangan sampai anda terbawa arus euforia maupun pesimisme yang berlebihan. Karena pasar saham maupun crypto pasti ada siklusnya masing-masing. 

Pada saat saham sedang turun dan crypto lagi bagus, anda bisa pertimbangkan untuk masuk ke pasar saham crypto. 

Tapi perlu diingat bahwa ketika banyak saham yang harganya terus turun dan terdiskon, maka cepat atau lama pasti akan ada siklus bullish period di market saham. 

Karena para pelaku pasar akan melihat saham-saham yang murah dan diskon sebagai peluang untuk membeli di harga bawah. Saham-saham yang terdiskon secara teknikal dan valuasi, akan menarik minat trader dan investor untuk masuk lagi ke pasar saham. 

Demikian juga ketika crypto nanti sudah masuk ke jenuh beli, maka crypto akan mengalami periode bearish karena aksi ambil untung. 

Kalau anda ingin masuk ke saham dan crypto, anda harus perhatikan siklus dan momentumnya. Artinya, jangan sampai anda melewatkan kesempatan bagus. 

Katakanlah saham-saham sudah banyak yang turun, volume transaksi mulai naik lagi, tapi karena anda masih pesimis dengan pasar saham, akhirnya anda mengabaikan momen untuk curi start di saham-saham yang sudah diskon. 

Saran saya, memiliki dua alternatif instrumen itu lebih baik. Dengan kata lain, anda memiliki diversifikasi. Selain saham, anda juga trading crypto. Kalau anda tidak ingin trading crypto, anda bisa cari instrumen investasi lainnya yang legal. 

Jadi ketika salah satu instrumen sedang turun atau lesu, anda bisa trading di instrumen lainnya. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.