Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Fear Of Missing Out di Saham

Dalam trading saham, anda mungkin sering mendengar istilah Fear Of Missing Out (FOMO). FOMO merupakan istilah yang mengacu pada seseorang yang tidak bisa lepas dari sosial media, karena takut ketinggalan berita informasi dan berita. 

 


Kondisi FOMO juga sering terjadi di pasar saham. FOMO dalam dunia trading mengacu pada psikologis dan emosi trader yang cenderung mengambil keputusan beli saham karena 'takut ketinggalan'. 

Takut ketinggalan harga saham naik tinggi, sehingga kesempatan dapat profit berpotensi hilang. Takut ketinggalan jadi kaya seperti trader-trader lainnya yang sudah membeli saham tersebut. 

FOMO paling sering terjadi pada saat harga saham sedang naik tinggi, sehingga disitu trader yang belum beli saham, berpikir bahwa harga saham akan naik terus. Trader tidak mau ketinggalan saham-saham yang lagi naik tersebut. 

Tapi faktanya, tidak ada saham yang harganya naik terus. Justru saham yang sudah naik tinggi, apalagi terjadi euforia (banyak dibicarakan, direkomendasikan saat sahamnya lagi naik pesat), disitulah potensi terbesar saham jatuh. 

Sayangnya, FOMO ini hanya didasarkan pada pemikiran emosional, tanpa didasarkan pertimbangan analisis trading yang lebih dalam. Pada akhirnya, mengambil keputusan trading hanya berdasarkan FOMO membuat risiko trading menjadi lebih besar. 

Jadi, FOMO dalam trading saham kurang lebih seperti ini: 

Pada saat saham pertama naik tinggi trader takut untuk membeli. Pada saat saham naik semakin tinggi, dan mulai banyak trader pamer beli sahamnya, trader2 ritel lain mulai tergoda. 

Saat saham naik semakin tinggi, banyak media yang hype saham tersebut, banyak direkomendasikan (terjadi euforia), barulah para trader yang takut ketinggalan dapat profit, akhirnya membeli saham tersebut (FOMO). Padahal saham sudah naik tinggi, dan tidak lama kemudian sahamnya jatuh. 

Ada banyak contoh FOMO di market. Misalnya yang pernah terjadi saat saham WMUU baru IPO beberapa minggu. Anda bisa perhatikan chart saham WMUU berikut: 

Saham WMUU

WMUU naik pesat hanya dalam 3 hari pertama sejak IPO. Nah, FOMO yang dirasakan kebanyakan trader umumnya terjadi saat harga saham sudah naik tinggi (pada contoh WMUU diatas pada tanda panah). Di saat-saat itulah, banyak trader yang ingin ikutan masuk di saham WMUU karena tidak mau ketinggalan dapat profit. 

Namun tanpa disadari, trader sudah terlanjur beli saham di harga mahal, sehingga tidak lama kemudian saham WMUU jatuh, dan harganya kena Auto Reject Bawah (ARB) beberapa hari berturut-turut.

BAHAYA TRADING BERDASARKAN FOMO 

Tentu saja, trading berdasarkan FOMO dapat meningkatkan risiko. Ada beberapa bahaya jika anda hanya trading berdasarkan FOMO: 

1. Saham nyangkut di harga puncak 

Karena FOMO biasanya didasarkan keputusan trading karena takut 'ketinggalan kereta', maka risiko terbesar dalam FOMO adalah saham nyangkut di harga puncak, karena trader kerap kali membeli saham saat harganya sudah naik / berada di puncak. 

2. Butuh waktu lama kembali ke harga semula 

Saham yang sudah naik tinggi dan harganya mulai koreksi tajam umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk balik ke harga highnya. Hal ini berbeda dengan saham2 diskon yang harganya memang sudah murah secara teknikal, maka peluang naiknya lebih cepat. Artinya, jika anda hanya trading berdasarkan FOMO, risiko nyangkut akan lebih besar.  

3. Risiko membeli saham-saham yang kualitasnya kurang bagus 

Banyak saham yang naik tinggi tanpa didasari alasan yang jelas. Banyak saham yang hanya sekedar naik tinggi karena sedang digoreng bandar, padahal kualitas sahamnya kurang bagus. 

Trading berdasarkan FOMO hanya akan meningkatkan risiko membeli saham-saham yang kurang bagus, sehingga hal ini juga akan mempengaruhi kualitas portofolio anda. 

CARA MENGATASI FOMO DALAM TRADING 

Supaya anda tidak mudah terpengaruh dengan FOMO, ada solusi untuk mengatasi FOMO dalam trading: 

1. Memiliki trading plan 

Trading plan akan mengarahkan anda supaya memiliki arah trading yang jelas, sehingga anda tidak mudah tergoda membeli saham yang tidak anda pahami polanya. Cara-cara menyusun trading plan bisa anda pelajari disini: Panduan Cara Menyusun & Menjalankan Trading Plan Saham. 

2. Memiliki dasar dan alasan membeli saham 

Sebelum membeli saham, anda harus bisa menjawab pertanyaan: Mengapa anda membeli saham tersebut? Apa dasar membeli saham? Kenapa anda beli di harga tersebut? 

Hal ini juga bertujuan untuk mengontrol psikologis, karena kebanyakan trader yang membeli saham berdasarkan FOMO hanya mengandalkan emosi trading, tanpa memperhatikan aspek-aspek penting dalam trading, khususnya analisa. 

Dengan memiliki dasar dan alasan membeli saham, anda bisa mengevaluasi lebih dalam apakah saham yang anda beli adalah saham yang bagus, atau sebaliknya. 

3. Memiliki analisa saham mandiri yang bisa dipraktikkan  

Dalam trading saham, anda harus punya analisa saham mandiri yang dapat dipraktikkan. Pelajari juga: Buku Saham Full Praktik Trading. 

Sehingga anda punya dasar yang jelas sebelum membeli saham. Anda bisa melihat saham2 yang layak dibeli atau tidak. Dan anda tidak mudah terpengaruh melihat saham naik tanpa didasari kualitas yang bagus. 

Itulah penjelasan tentang Fear Of Missing Out di saham beserta cara-cara mengatasinya. Jika anda memiliki analisa yang benar sebelum trading, anda bisa menghindari FOMO tersebut.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.