Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Indikator Saham: Trend Following & Oscillator

Pada saat belajar indikator saham,  anda akan menemukan banyak macam dan variasi nama-nama indikator. Jumlah indikator ada puluhan, dan bisa anda setting dengan berbagai macam time frame. 



Tentu anda tidak mungkin menggunakan semua indikator untuk trading. Anda harus bisa memilih indikator saham yang efektif, praktis dan bisa diterapkan untuk trading saham.

[Pelajari juga full praktik analisis teknikal dan strategi mencari saham-saham bagus dengan strategi analisa teknikal simpel, plus materi manajemen modal & psikologis trading disini: Ebook Saham Full Praktik Trading. ]

Nah, supaya anda bisa memilih indikator saham yang efektif, anda harus memahami jenis-jenis dan kegunaan indikator. Walaupun jumlah indikator itu ada puluhan, tetapi fungsi indikator itu hanya ada dua: 

1. Trend following

Trend following adalah indikator yang berfungsi untuk melihat dan menganalisa apakah tren suatu saham sedang bergerak naik (bullish), turun (bearish), akan berbalik arah (reversal) atau melanjutkan kenaikan / penurunannya (continuation). 

Contoh-contoh indikator trend following yang sering digunakan dan populer adalah Moving Average (MA), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Bollinger Bands (BB), Pivot.

Dengan trend following indicator, anda bisa melihat lebih banyak gambaran tentang saham. Anda bisa memprediksi apakah suatu saham punya tren yang bagus untuk dikoleksi sahamnya. 

Atau sebaliknya, saham tersebut ada potensi bearish / melanjutkan penurunan harga saham, karena secara indikator trend following, sahamnya masih dalam posisi turun. 

2. Oscillator 

Oscillator adalah indikator yang berfungsi untuk melihat apakah saham-saham berada pada kondisi jenuh beli (overbought, berpotensi turun / koreksi) atau kondisi jenuh jual (oversold, berpotensi naik / rebound). 

Oscillator juga bisa memberikan sinyal apakah harga saham sudah mulai bagus untuk dibeli, atau sebaliknya, saham mulai jenuh beli, sehingga sebaiknya saham dijual dulu. 

Contoh-contoh indikator oscillator cukup banyak, dan jumlahnya lebih dari trend following indikator. Misalnya Stochasic, RSI, Williams %R, Money Flow Index, Chaikin Money Flow, Momentum dan lain2.

KOMBINASI TREND FOLLOWING & OSCILLATOR 

Jadi kalau anda ingin menggunakan kombinasi indikator buat trading, anda cukup menggunakan dua indikator, yaitu satu indikator trend following dan satu indikator oscillator. 

Misalnya, anda menggunakan Moving Average (MA) untuk trend following dan RSI untuk indikator oscillator. Anda bisa pertimbangkan entry beli ketika indikator MA menunjukkan tanda-tanda trend bullish reversal. 

Kemudian, indikator RSI mulai bergerak naik keatas, atau RSI sudah berada di area jenuh jual, sehingga indikator oscillator bisa menjadi konfirmasi sinyal buy yang bagus didukung dengan indikator tren dari trend following (RSI). 

Paham sampai disini? 

Kombinasi indikator trend following dan oscillator - 1 trend following & 1 oscillator

Sehingga dengan dua indikator, anda bisa lebih yakin mengambil entry buy, exti (sell) maupun keputusan wait and see. Karena indikator trend following dapat memberikan arah tren yang bagus untuk trading. Sedangkan oscillator memberikan konfirmasi sinyal buy sell-nya. 

Jadi hindari menggunakan banyak indikator oscillator atau banyak indikator trend following. Hal ini akan membuat anda bingung. Indikator yang efektif adlaah menggunakan 1 indikator following dan 1 oscillator. 

Anda bisa pelajari indikator2 saham yang paling sering digunakan trader disini: 5 Indikator Teknikal Saham yang Sering Digunakan Trader, supaya anda bisa menyeleksi indikator dari sekian banyak indikator yang ada. 

Untuk kombinasi analisa-analisa teknikal yang simpel dan praktis diterapkan di market, anda bisa pelajari disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal dan Moving Average Praktis.  

Selanjutnya, indikator harus anda kombinasikan juga dengan PRICE ACTION. Price action merupakan analisis teknikal klasik, di mana anda melakukan analisa candlestick, chart pattern, support resisten untuk melihat saham2 yang bagus buat dibeli.  

Kita sudah pernah bahas price action disini: Price Action Saham. Artinya, price action mempelajari pergerakan, arah dan psikologis harga saham itu sendiri. 

Hal ini karena tidak ada indikator saham yang sempurna. Perlu anda ketahui bahwa
 indikator itu mengikuti pergerakan harga saham, bukan harga saham yang mengikuti pergerakan indikator.  

Sehingga kalau anda 100% mengandalkan indikator, anda akan sering tertipu. Indikator terutama oscillator, mengikuti pergerakan harga saham. 

Kalau saham mulai naik, oscillator akan bergerak memberikan sinyal buy. Demikian sebaliknya. Masalahnya, ketika saham yang baru naik tiba2 harganya turun lagi, maka sinyal oscillator yang semula naik (buy) akan menyesuaikan jadi sinyal turun (sell). 

Kalau anda hanya pakai indikator, anda mudah terjebak, karena indikator mengikuti pergerakan harga bukan sebaliknya. 
Kombinasi antara 1 indikator oscillator, 1 indikator trend following dan price action dapat memberikan hasil (profit) lebih maksimal dalam analisa trading anda. 
Indikator trend following sebenarnya juga bisa berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat price action, seperti support resisten dan analisa tren. Jadi dalam penggunaan indikator, ada baiknya anda tidak mengabaikan indikator yang sifatnya trend following seperti MA atau MACD. 

Itulah pengetahuan2 tentang indikator saham dan cara menggunakan indikator saham yang efektif untuk trading. Kini anda tinggal mempraktikannya.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.