Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Sideways, Layak Trading?

El Heze

Saham yang tren-nya sedang sideways (trendless) seringkali membuat trader bingung mengambil titik harga untuk trading. Saham-saham sideways identik dengan saham-saham yang pergerakannya lemot (lambat). 

 

Pada saat trading, tentu anda memilih saham2 yang punya fluktuatif cepat. Setidaknya saham tersebut punya tren yang jelas (bullish atau bearish). Namun kita tidak menghindari fakta bahwa di market banyak juga saham-saham yang pergerakannya sideways alias nggak kemana-mana. 

Kalau anda ingin mengetahui lebih jelas pola-pola saham sideways pada grafik, anda bisa lihat beberapa contoh tren sideways seperti pada saham2 berikut: 

Saham INDF

Saham ICBP

Perhatikan tanda persegi diatas. Itulah pola saham sideways yang terlihat sangat jelas pada grafik saham. Tidak ada kenaikan dan penurunan tren, sehingga saham-saham sideways ini kalau kita lihat di grafik, candle2nya terlihat mendatar.   

Jadi apakah saham sideways itu tidak menarik untuk ditradingkan? Apakah saham2 sideways sebaiknya dihindari buat trading karena harganya 'tidak bergerak'? 

Hal pertama yang perlu anda pahami, saham sideways itu biasanya ada dua tipe: 

1. Saham sideways yang geraknya lama 

Ada saham sideways yang pergerakannya lambat, bid offer-nya diam di tempat walaupun antrian bid lotnya mungkin cukup banyak. Contohnya ya seperti saham INDF dan ICBP ini. 

Kalau anda sering mengamati pergerakan kedua saham ini, anda pasti bisa merasakan sendiri bagaimana fluktuatif INDF dan ICBP yang cukup lama, padahal secara likuiditas sahamnya baik. 

Sehingga saham2 yang pergerakan sidewaysnya lambat dan tidak banyak fluktuatif, maka pada grafik saham akan membentuk pola2 mendatar dengan range candlestick yang hampir selalu sejajar (lihat lagi chart kedua saham diatas). Ini menandakan bahwa tidak banyak fluktuatif naik turun harga. 

2. Saham sideways yang geraknya cepat  

Ada juga saham-saham sideways yang pergerakannya cepat yaitu saham2 yang punya range support resisten cukup lebar dan terus terulang. Misalnya saham yang bergerak di rentang support 500 dan resisten 560. 

Saham-saham yang punya rentang support resisten lebar ini bisa anda manfaatkan untuk trading dengan buy di area support dan take profit di area resistennya. Tetapi tetap saja, saham sideways profitnya tidak akan maksimal seperti saham2 yang lagi uptrend. 

Biar bagaimanapun juga, saham2 sideways adalah saham yang tidak memiliki tren (trendless), sehingga pergerakannya ya hanya di rentang harga itu-itu saja. Kalaupun anda dapat profit di saham sideways, net profit anda kurang sekitar 2-4%.  

TRADING DI SAHAM SIDEWAYS, APAKAH MENGUNTUNGKAN? 

Banyak trader yang menghindari saham sideways. Karena kalau trader sudah melihat grafik saham seperti INDF dan ICBP diatas, trader malas banget lihat pergerakannya yang lambat. 

Tetapi berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan, saham sideways tidak selalu buruk. Justru dengan saham sideways anda lebih mudah mengenali pola-polanya karena geraknya ya cuma di harga itu-itu saja. Saham sideways menguntungkan bagi trader karena beberapa hal berikut: 

1. Profit berulang di saham sideways 

Meskipun profit di saham sideways tidak bisa maksimal, tapi anda bisa meraih profit berulang kali di rentang support resisten yang sama. Sehingga, secara akumulasi profit anda tetap besar. 

Pelajari juga cara-cara memanfaatkan profit berulang di saham-saham sideways disini: Full Praktik Strategi Trading di Saham Sideways.

Dan ingat juga, saham sideways banyak kita temukan di market, sehingga nggak ada salahnya alokasikan modal untuk trading di saham sideways yang fluktuatifnya bagus. 

2. Saham sideways risikonya kecil

Keuntungan saham sideways, biasanya risikonya relatif kecil, sehingga saham sideways dapat saya katakan adalah saham2 yang cenderung aman buat trader. 

Kita ambil contoh saham INDF diatas. Saham INDF selama 3 bulan bergerak di range 7.000-7.200 saja. Jarang sekali INDF turun sampai 6.800. Jadi risiko saham jatuh sangat kecil, kecuali memang marketnya tiba-tiba turun banyak (di luar skenario) dan membuat mayoritas saham turun, ini beda lagi ceritanya. 

Saya tidak mengajak anda untuk menempatkan semua modal anda di saham sideways, karena saya sendiri juga nggak prefer kalau cuma beli saham2 sideways. 

Tapi setidaknya, buat anda yang ingin mengatur portofolio saham dengan mengalokasikan modal buat saham2 yang LOW RISK, maka beberapa persen modal anda bisa ditempatkan di saham2 sideways ini tadi.  

Buat anda tipe trader low-medium risk, anda bisa pertimbangkan untuk menempatkan 20-30% modal anda di saham2 sideways yang fluktuatifnya bagus, dan sisanya anda masukkan di saham2 yang volatilitasnya lebih tinggi. 

3. Catatan: Hindari saham sideways yang kurang likuid 

Dalam memilih saham sideways, ada baiknya anda memilih saham2 yang likuid alias saham2 yang bid offernya ramai, volumenya tinggi (pada chart), karena saham2 sideways yang kurang likuid (bid offernya hanya puluhan atau ratusan) risikonya cukup besar.  

Saham2 sideways yang termasuk dalam saham2 blue chip dan LQ45 seperti INDF ICBP SIDO merupakan saham2 yang masih relatif aman untuk ditradingkan, walaupun pergerakannya agak lama, tapi at least risikonya juga kecil dan pergerakannya lebih pasti.  

SAHAM SIDEWAYS SERING DITEMUKAN PADA SAHAM DEFENSIF 

Banyak saham sideways yang saya temukan merupakan saham2 defensif yaitu saham2 di sektor consumer goods misalnya INDF ICBP UNVR SIDO. Kalau anda perhatikan chart atau pergerakan harga sahamnya selama jam bursa, saham2 tersebut seringkali membentuk tren sideways. 

Hal ini karena produk makanan atau barang2 konsumsi selalu dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga pergerakannya lebih stabil dibandingkan saham2 yang cukup mudah terpengaruh terhadap sentimen market seperti sektor perbankan atau mining.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.