Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham ASRI: Kenapa Harganya Turun Terus?

El Heze
Saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) merupakan salah satu saham di sektor properti yang tren harganya turun terus. Mungkin dari para pembaca web Saham Gain ini, ada yang pernah mentradingkan ASRI ketika harganya masih sekitar Rp400-500-an?


Yap, kisaran harga tersebut, pola saham ASRI menurut saya sangat bagus, bisa digunakan untuk trading cepat ataupun swing trading. Dan saya pribadi sebenarnya juga sering mentradingkan ASRI di kisaran 400-500. 

Namun tren saham ASRI berubah secara drastis, di mana setelah mencapai harga 550, tren sahamnya cenderung turun. Bahkan ASRI pernah nyaris menyentuh harga gocap (Rp50). Yap, ASRI pernah berada dibawah harga Rp100. Perhatikan chart saham ASRI berikut:


Saham ASRI
Banyak trader saham yang dulu sering mentradingkan saham ASRI, atau rekan-rekan yang sudah familiar dengan nama perusahaan Alam Sutera ini bertanya-tanya kenapa saham ASRI turun terus?  

Sedangkan kebanyakan saham di sektor properti lainnya trennya masih cukup bagus. Oleh karena itu di pos ini kita akan membahas beberapa kemungkinan penyebab saham ASRI yang turun terus

1. Sektor properti yang masih belum berjaya 

Sebenarnya penurunan tren saham ASRI ini juga diikuti oleh penurunan tren sektor properti. Penyebab utamanya karena memang kondisi ekonomi yang masih belum terlalu bagus, Rupiah cenderung melemah, sektor properti yang belum booming lagi, membuat mayoritas saham properti turun. Anda bisa perhatikan tren sektor properti berikut:  


Sektor properti
Walaupun sektor properti mengalami tren naik, tetapi major trendnya tetap turun. Dan memang mayoritas saham properti juga mengalami penurunan. Misalnya seperti saham PWON:  



"Tapi Bung Heze, saham PWON diatas masih banyak tren naiknya juga. Sedangkan ASRI ini trennya terjun bebas" Kata anda.

Yap benar. Walaupun saham-saham di sektor properti trennya cenderung turun, tetapi saham2 properti yang likuid seperti PWON, BSDE, CTRA masih cukup bagus buat trading. Sedangkan ASRI ini sahamnya terjun bebas, bahkan sempat menyentuh dibawah Rp100. 

Jadi selain karena faktor sektor properti itu sendiri, kinerja fundamental ASRI juga menjadi penyebab saham ASRI yang terus turun dalam jangka panjang.   

2. Company size (ukuran perusahaan)

Saham-saham yang likuid biasanya memiliki ukuran perusahaan yang besar di sektor industrinya. Beberapa analisa sederhana yang bisa anda gunakan untuk melihat ukuran perusahaan adalah dari perbandingan total aset atau total ekuitas. 

ASRI memiliki total ekuitas sekitar Rp9,2 triliun. PWON memiliki total ekuitas sekitar Rp14,4 triliun. BSDE memiliki total ekuitas sekitar Rp29 triliun. Sedangkan CTRA memiliki total ekuitas sekitar Rp15,9 triliun.

ASRI mempunyai company size yang lebih kecil dibandingkan beberapa market leader di sektor properti, sehingga likuiditas ASRI juga tidak sebagus saham2 market leadernya. 

Contoh lainnya bisa anda perhatikan sektor pakan ternak seperti saham2 CPIN, MAIN, JPFA, SIPD. Dari keempat saham tersebut, yang memiliki fundamental bagus dan company size paling unggul adalah CPIN. 

Anda bisa perhatikan pergerakan CPIN jauh lebih stabil dibandingkan ketiga saham lainnya. Secara disadari atau tidak, company size ini juga berpengaruh terhadap kestabilan saham (secara teknikal).

Hal ini karena para trader jangka pendek, jangka menengah akan lebih memprioritaskan perusahaan2 yang company size dan likuiditasnya lebih bagus untuk dibeli jika sahamnya sama-sama murah. 

3. Kapitalisasi pasar (market cap) yang rendah 

Market cap (harga saham x jumlah saham beredar) menjadi salah satu faktor harga saham bisa bertahan dalam jangka yang lebih panjang. Semakin besar market cap, semakin likuid saham tersebut. Trader umumnya juga lebih memprioritaskan saham2 yang market capnya besar. 

Itulah mengapa saham2 dengan market cap besar umumnya akan lebih mudah naik setelah turun banyak. ASRI memiliki market cap sekitar 6,9 triliun. PWON sebesar 31 triliun. CTRA sebesar 18 triliun. BSDE sekitar Rp25 triliun. 

Anda bisa liha perbandingan market cap yang sangat jauh dari keempat saham tersebut. Jadi, market cap yang relatif kecil juga bisa menjadi penyebab harga saham cenderung turun, karena peminatnya tidak terlalu banyak, ditambah sektor usahanya yang memang sedang lesu / belum booming. 

Jadi kalau anda lihat beberapa saham sektor properti seperti PWON, BSDE yang harga sahamnya lebih tahan banting di market (trennya turun tapi tetap masih ada uptrendnya), itu salah satunya karena memang sahamnya likuid, sehingga lebih banyak diminati. 

Mungkin masih ada banyak penyebab lain mengapa saham ASRI turun terus. Tetapi tiga hal ini biasanya sering menjadi alasan harga saham cenderung downtrend. Hal ini juga sering terjadi pada saham-saham sektor lainnya.

2 komentar:

  1. saya berkeyakinanan di akhir tahun 2021 ini saham ASRI akan mengalami trend kenaikan harga sampai di atas Rp 300

    ReplyDelete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.