Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham BUMN: Beli Saham BUMN = Untung?

El Heze
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada perusahaan-perusahaan go public yang dimiliki oleh pemerintah / negara / Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saham-saham BUMN biasanya ada kata "(Persero)" dibelakang nama perusahaannya. 



Misalnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Dan lain-lain. Saya sering mendengar opini-opini trader saham bahwa beli saham BUMN itu lebih aman, risikonya kecil, karena dijamin oleh negara / pemerintah. 

Namun saya pribadi kurang setuju dengan anggapan tersebut. Memang ada saham-saham BUMN yang kinerjanya sangat bagus seperti BBRI, TLKM, BBNI, BMRI. Dan mereka memang adalah saham2 blue chip di Bursa Efek. 

Tapi tidak semua saham BUMN memiliki kinerja yang baik. Dan tidak semua sektor saham selalu uptrend setiap saat. Walaupun statusnya adalah saham BUMN, tidak menutup kemungkinan saham2 BUMN tersebut bisa turun apabila: 
  • Harga saham memang sudah terlalu tinggi (secara teknikal maupun valuasi)
  • Sektor saham sedang lesu 
  • Kinerja fundamental perusahaan turun / jelek

Tiga faktor ini yang paling sering saya temukan, yang menjadi penyebab atau alasan turunnya harga saham BUMN. Untuk lebih memudahkan praktikknya, anda bisa perhatikan grafik beberapa harga saham BUMN berikut ini: 

Saham BUMN - WSKT

Saham BUMN - KRAS
Perhatikan chart WSKT diatas, di mana WSKT harganya turun dari 1.800 sampai ke 400-an dalam kurun waktu hampir 1 tahun. Padahal WSKT adalah saham BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Kenapa harga sahamnya bisa turun terus? 

Hal ini karena sektor konstruksi saat itu sedang lesu, banyak proyek pembangunan yang terhambat akibat pandemi Covid, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat, sehingga saham2 di sektor konstruksi tidak hanya WSKT harganya downtrend. 

Kemudian perhatikan juga chart saham KRAS. KRAS harganya turun terus dari 440 sampai 120-an. Padahal KRAS adalah perusahaan BUMN produksi baja terbesar di Indonesia. Mengapa harga sahamnya justru turun terus? 

Kalau anda perhatikan laporan keuangan KRAS (Anda bisa download laporan keuangannya di situs IDX), KRAS memiliki kinerja fundamental yang kurang baik, di mana KRAS mengalami rugi bersih selama bertahun-tahun dan Debt to Equity Ratio (DER) / rasio utang terhadap ekuitas sangat besar. Pendanaan utang yang besar ini meningkatkan risiko gagal bayar. 

Selain itu, manajemen KRAS juga pernah terlibat dalam kasus suap pengadaan barang, yang membuat tata kelola perusahaan semakin buruk di mata investor. Jadi nggak heran kalau harga sahamya turun terus karena harga saham akan mengikuti faktor fundamentalnya juga. 

Bayangkan jika anda membeli saham KRAS di harga 400-an, hanya karena anda menganggap saham KRAS adalah saham BUMN, tanpa menganalisa terlebih dahulu. Justru portofolio anda akan berisiko mengalami floating loss yang besar. 

Di pos ini, kita sudah mendapatkan jawaban bahwa beli saham BUMN TIDAK MENJAMIN ANDA UNTUNG. Beli saham BUMN tidak menjamin portofolio anda bebas dari risiko. Jangan beranggapan bahwa dengan beli saham BUMN, berarti anda membeli saham2 low risk. 

"Tapi Bung Heze, saham2 Persero seperti BBRI, TLKM harganya bagus tuh. Naik terus dan kinerjanya cemerlang" Protes anda.  

Seperti yang saya jelaskan di awal, bahwa ada perusahaan BUMN yang kinerjanya baik. Demikian juga sebaliknya. 

Jadi kalau anda mau beli saham, belilah saham bukan hanya karena label Persero atau dimiliki pemerintah, tetapi perusahaan2 tersebut memang memiliki kinerja yang baik (fundamental) dan analisa teknikal yang mendukung. 

Selain itu, perhatikan juga apakah sektor perusahaan tersebut memang sedang bagus atau lesu. Ini juga dapat memberikan pengaruh ke harga sahamnya. Contohnya seperti saham2 konstruksi  (WSKT dan kawan2) yang kita bahas diatas tadi.  

Intinya, jangan membeli saham hanya karena "label" saham tersebut. Saran saya, hindari membeli saham karena alasan-alasan sebagai berikut: 

- Perusahaannya terkenal
- Merupakan perusahaan BUMN
- Merupakan saham blue chip
- Sahamnya lagi banyak dibicarakan / trending stock  

Sebelum anda beli saham, anda harus melakukan analisis lebih lanjut. Terutama analisalah apakah saham tersebut sudah layak dibeli secara analisis teknikal (trader). Dan untuk fundamentalist, analisalah kinerja perusahaan tersebut karena tidak semua perusahaan BUMN kinerjanya cemerlang.  

Boleh saja anda membeli suatu saham karena perusahaannya adalah 'label' BUMN, namun jangan mengabaikan analisa teknikal, analisa fundamental sebagai analisa utama untuk membeli saham di harga yang bagus, karena tujuan kita membeli saham adalah untuk mendapatkan profit. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.