Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Bagus vs Saham Jelek

Di dalam trading kita sering mendengar istilah 'saham bagus' dan 'saham jelek'. Saham bagus adalah saham2 yang bisa memberikan profit untuk anda, atau saham2 potensial untuk trader. Sebaliknya, saham jelek merupakan saham2 yang tidak potensial. 

Semua trader pasti ingin mencari saham2 bagus, karena tujuan kita semua adalah untuk mendapatkan profit yang maksimal. Apa saja ciri-ciri saham yang bagus dan saham yang jelek? Mari kita bahas. 

SAHAM BAGUS

- Dapat dianalisa dengan analisis teknikal
- Bukan saham2 yang punya tren turun berkepanjangan
- Likuiditas sahamnya cukup baik
- Mudah naik / rebound setelah harganya turun / koreksi 
- Pergerakan harganya cenderung stabil (tidak terlalu volatil) 
- Saham sideways yang masih punya volatilitas yang bagus 
- Bagus tidaknya saham tergantung dari trader itu sendiri   

SAHAM JELEK 

- Saham yang pergerakan harganya lebih banyak disetir bandar
- Saham yang harganya tidak likuid 
- Saham yang sideways (Pergerakannya sangat lama)
- Saham yang punya tren turun jangka panjang
- Saham yang volatilitasnya terlalu tinggi
- Saham yang uptrendnya hanya bertahan dalam jangka pendek
- Bagus tidaknya saham tergantung dari penilaian dan analisa trader pribadi

Masih banyak lagi ciri2 saham bagus dan saham jelek. Namun poin2 yang saya paparkan diatas, setidaknya sudah mewakili kondisi mayoritas saham di Bursa Efek Indonesia. 

Dan saya yakin anda juga setuju dengan poin2 yang saya tuliskan diatas. Tapi yang perlu anda perhatikan, di poin terakhir saya menuliskan bagus jeleknya saham untuk trading itu juga ditentukan dari penilaian anda pribadi. 

Jadi saham bagus atau saham jelek sebenarnya juga kembali lagi pada faktor subjketifitas masing-masing. Bagaimana cara anda tahu suatu saham itu bagus atau jelek? Caranya ya anda harus praktik jual beli saham. 

Anda harus menganalisa, dan merasakan sendiri bagaimana itu trading. Bukan hanya 'mencontek' kata para 'pakar'. Saya juga sudah sering menekankan perlunya belajar saham secara mandiri atau otodidak, supaya anda bisa screening saham2 mana yang bagus dan saham2 mana yang tidak layak trading. Pelajari juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Baca juga cara screening saham disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Saya juga ingin menyampaikan bahwa saham jelek bukan berarti saham tersebut tidak bisa memberikan profit untuk anda. Saham-saham jelek di Bursa Efek contohnya adalah saham2 gorengan. 

Kita sendiri tahu pergerakan saham gorengan ini sangatlah high risk. Tetapi saham gorengan pun bisa membuat anda profit (walaupun risikonya juga lebih besar). 

Hanya saja, berdasarkan pengalaman saya, kemampuan saham2 yang jelek dalam memberikan trader kesempatan profit itu tidak akan bertahan lama dibandingkan saham2 bagus. 

Banyak saham gorengan yang setelah mencapai volatilitas tertentu, sahamnya banyak dijual, dan tidak diangkat lagi, bahkan tidak ditradingkan oleh bandar (sehingga harganya nggak bisa naik lagi dalam waktu panjang). 

Sedangkan kalau saham2 bagus, anda bisa mentradingkannya terus dalam jangka waktu panjang, dengan menganalisa teknikal dan manfaatkan momentum. Paham sampai disini? 


Jadi di dalam trading saham, anda harus memiliki MANAJEMEN MODAL dan PRIORITAS SAHAM yang akan anda tradingkan. Kalau anda untung di saham2 jelek (apalagi jika untungnya hanya kebetulan), jangan ketagihan untuk mentradingkan sahamnya terus. 

Saran saya, anda harus tetap memprioritaskan membeli saham2 yang bagus yaitu saham2 seperti kriteria2 yang saya sebutkan diatas. Dan juga saham2 bagus menurut pilihan anda sendiri (yang sudah anda praktikkan di pasar saham). 

Sedangkan kalau anda ingin mentradingkan saham2 jelek (high risk), strateginya adalah untuk hit and run. Saham2 jelek terlalu berisiko untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.