Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Volume Saham Ramai, Tapi Saham Tidak Naik

Pernahkah anda menemukan saham-saham yang volume perdagangannya semakin ramai, tetapi sahamnya nggak naik-naik?

Inilah yang sering jadi salah satu pertanyaan di benak trader. Kenapa saham yang harganya sudah turun / sideways. Lalu volume perdagangannya terus meningkat, kok sahamnya 'tenang-tenang' saja?

Saya juga sering mendapat pertanyaan2 tentang saham yang nggak naik padahal volumenya semakin besar. Contohnya di grafik saham, seperti saham TRAM berikut: 

Saham TRAM
Anda bisa lihat bagaimana volume saham TRAM terus meningkat dari waktu ke waktu, tapi sahamnya sideways terus. Padahal secara teknikal, TRAM sebenarnya juga sudah turun banyak. Kalau volume saham ramai, tapi saham tidak naik, ada beberapa kemungkinan: 

1. Volume saham meningkat bukan mengindikasikan banyak trader beli saham 

Banyak trader saham yang salah menginterpretasikan volume. Trader menganggap bahwa volume yang tinggi menunjukkan semakin banyak trader yang beli. Padahal interpretasinya tidak seperti itu.  

Volume menunjukkan RAMAI TIDAKNYA perdagangan saham. Volume tinggi, berarti perdagangan saham lebih ramai dibandingkan transaksi saham di hari2 sebelumya, dan sebaliknya kalau volumenya rendah. 

Kalau kita bicara ramai tidak perdagangan saham, itu artinya kita nggak hanya bicara dalam konteks beli saham, tapi kita bicara tentang trading secara global yaitu trader yang beli maupun yang minat jual. 

Volume saham ramai tapi saham tidak naik, menunjukkan bahwa perdagangan saham semakin meningkat, namun perdagangan saham didominasi dengan aksi beli dan jual yang sama kuatnya, dengan frekuensi yang meningkat dibandingkan sebelumnya.

Nah, karena semakin banyak yang mentradingkan sahamnya, maka volume meningkat. Tapi karena aksi beli dan jual masih sama kuatnya, maka sahamnya tidak langsung naik. Paham sampai disini? 

"Pak Heze, tapi saya kadang2 menemukan volume tinggi dan akumulasi broker lebih banyak, sahamnya kok nggak naik ya?" Celetuk anda 

Akumulasi broker pun sebenarnya nggak menjamin juga kalau saham bakalan langsung naik. Karena dibalik banyak broker akumulasi, kita juga nggak tahu apakah ada pemain besar lain yang sebenarnya sudah punya banyak saham untuk dijual namun masih "disembunyikan". 

Sehingga kalau ujungng2nya ada pemain besar lain yang jual saham dalam jumlah besar, maka saham nggak akan bisa naik dalam waktu cepat, walaupun secara volume sudah tinggi. 

Akumulasi broker bukan berarti 'para pemain besar' tersebut bakalan langsung menaikkan sahamnya. Ada faktor2 lain juga yang nggak kita ketahui. 

Misalnya karena pemain besar beranggapan sahamnya belum waktunya dinaikkan (sehingga bandar masih "keep" sahamnya), minat ritel masih kurang di saham tersebut dan lain2, sehingga walaupun tampak ada akumulasi yang lebih besar dibandingkan dibandingkan distribusi, tapi sahamnya tenang-tenang saja. 

2. Momentum trading

Analisis volume trading tidak bisa berdiri sendiri. Anda tidak boleh menyimpulkan volume naik, saham bakalan naik. Analisa volume harus dilakukan juga dengan analisa teknikal lain (support resisten, tren). Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Kalau momentum trading belum tepat.. Misalnya, harga sahamnya masih tinggi, marketnya saat itu masih turun dalam, tipe sahamnya memang 'sulit rebound', indikator trading lain dan tren masih belum mendukung, maka volume yang tinggi kemungkinan besar nggak akan banyak pengaruh pada kenaikan saham tersebut. 

Dan penting juga untuk melihat likuiditas saham tersebut. Saham2 yang likuid, kalau harganya sudah di bottom dan transaksi mulai meningkat, umumnya saham akan lebih mudah naik dibandingkan saham2 pergerakan dan tren sahamnya memang kurang baik.  

Saham SRIL
Contohnya saham SRIL diatas.. Volume naik tapi saham sideways. Mengapa bisa terjadi? Ini adalah hal yang biasa sebenarnya. Karena poin 1 yang sudah kita bahas tadi. 

Jika kita lihat pola sahamnya, candlestick dan historis pergerakan SRIL juga kurang berpola, sehingga volume tinggi tidak bisa dijadikan patokan saham akan naik.  

Harus kita akui, bahwa volume yang tinggi itu bisa menjadi sinyal baik juga untuk suatu saham. Karena kalau volume meningkat, itu artinya minat trader semakin tinggi, itu artinya anda juga punya peluang yang baik kalau saham banyak peminatnya. 

Tetapi faktor2 analisa teknikal lain itu tadi harus anda perhatikan. Karena karakter saham juga berbeda-beda. 

Jadi dua hal inilah yang bisa menjawab kenapa volume saham ramai / cenderung meningkat, tetapi justru saham tidak kunjung naik. 

Pelajaran penting di pos ini tentang volume adalah: Volume tinggi menunjukkan semakin besar minat trading pelaku pasar baik buy maupun sell. Volume besar bukan menunjukkan beli lebih banyak daripada jual. 

Kedua, volume tidak bisa berdiri sendiri. Jangan menjadikan volume tinggi sebagai acuan saham akan naik. Kombinasikan dengan indikator, terutama analisa teknikal klasik (chart pattern dan analisa tren).

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.