Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Turun: Saham yang Mudah Turun

El Heze
Di pos sebelumnya, kita sudah membahas sektor dan saham-saham apa saja yang cenderung mudah naik setelah IHSG mengalami crash market. Anda bisa baca pos saya disini: Saham yang Mudah Naik.  

Setelah saya menulis pos tersebut, saya mendapat beberapa request dari rekan2 untuk membahas saham2 apa yang mudah turun / koreksi. 

Sebelum saya masuk lebih lanjut, perlu anda ketahui bahwa semua saham pasti akan mengalami koreksi ketika saham tersebut sudah naik tinggi. Logikanya, nggak mungkin orang beli saham terus tanpa jualan. 

Karena pasar saham adalah tempat untuk meraup profit, maka ketika harga saham sudah naik, para trader pasti akan merealisasikan profit, disitulah harga saham akan turun. 

Demikian juga ketika market / IHSG lagi koreksi atau crash market, maka semua saham, nggak peduli sektor apapun itu, harganya akan mudah turun dengan cepat. 

Tetapi dalam kondisi IHSG koreksi normal, atau IHSG yang lagi 'sehat-sehat' saja, memang tidak semua saham terlalu sensitif terhadap koreksi. Ada beberapa saham di sektor2 tertentu yang punya pergerakan lebih fluktuatif. 

Saham-saham yang mudah turun ketika terjadi sentimen-sentimen tertentu adalah saham-saham: 

- Sektor tambang batu bara. Saham2 sektor mining yang cukup likuid di pasar saham kita adalah: PTBA, ADRO, INDY, HRUM, BUMI, ITMG..  

- Sektor komoditas lainnya, yaitu saham2 di sektor perkebunan dan tambang minyakSaham2 yang saya maksud adalah: AALI, LSIP, BWPT (perkebunan), MEDC, ELSA, AKRA.

Jadi intinya, saham2 yang mudah turun / sensitif terhadap koreksi adalah SAHAM-SAHAM KOMODITAS. 

Pertanyaan selanjutnya: "Kenapa kok saham-saham komoditas ini rentan terhadap koreksi, dibandingkan saham2 lain? Emang beneran? Atau cuman teori aja? Gimana dengan saham2 konstruksi? Saham consumer? Saham perbankan dan lain?"  

Pergerakan saham2 komoditas itu bukan hanya tergantung dari teknikal. Tetapi juga tergantung dari pergerakan harga barang komoditas acuan itu sendiri. 

Jadi katakanlah harga batu bara lagi anjlok. Atau harga minyak sedang turun-turunnya. Maka, hal ini bakalan berpengaruh cepat terhadap saham2 PTBA, INDY dkk, dan kalau minyak anjlok juga akan berpengaruh ke ELSA, MEDC, AKRA.  

Barang2 komoditas kita juga banyak yang di-ekspor ke luar negeri. Sehingga, kondisi perekonomian luar negeri sangat mempengaruhi saham2 di sektor komoditas.

Contohnya, ketika Tiongkok memutuskan untuk membatasi impor batu bara, maka saham2 batu bara langsung koreksi dengan cepat.   

Selain itu, di luar negeri beberapa barang komoditas juga dianggap tidak ramah lingkungan, seperti produk perkebunan kelapa sawit, tambang batu bara. Hal ini sangat berpengaruh terhadap saham2 di sektor tersebut, bahkan dalam jangka pendek saham2 tersebut mudah koreksi.

Anda bisa baca-baca berita tanya mbah Google tentang produk perkebunan kelapa sawit (CPO) yang "diperangi" oleh Uni Eropa. Yup, pengaruhnya terasa sekali di saham AALI dan LSIP.  

INDY sempat naik tinggi saat harga batu bara pulih, namun setelah ada sentimen2 negatif, dan harga batu bara kembali koreksi, INDY kembali koreksi dengan cepat 

Di satu sisi, harus diakui juga bahwa saham2 komoditas ini punya kemampuan rebound yang cepat. Hal ini karena saham2 komoditas cukup sensitif. Jadi ketika harga saham sudah turun, dan kembali ada berita2 positif (misalnya harga minyak naik lagi), maka hal ini bisa memberikan pengaruh positif ke sahamnya. 

Sebagai contoh, di tahun 2016 sampai awal tahun 2017 saham2 mining sempat jadi top gainer, padahal selama beberapa tahun sebelumnya saham2 mining benar2 lesu.  

So, kalau anda mau investasi untuk jangka waktu yang sangat panjang (nggak cuma setahun-dua tahun), bahkan anda merencanakan investasi saham buat dana pensiun atau untuk biaya pendidikan anak-anak anda, maka saran saya jangan memilih saham-saham komoditas ini.

Kecuali kalau anda mau investasi dengan jangka yang tidak terlalu panjang, anda bisa pilih saham2 mining yang blue chip. Versi saya adalah ITMG dan PTBA. Karena dua saham ini memang harga sahamnya paling tahan banting, kinerjanya bagus, dividennya juga oke. 

Tapi sekali lagi, saham2 ini juga saham2 komoditas yang kemungkinan besar akan lebih fluktuatif, dan sewaktu2 bisa koreksi dengan cepat. 

Saham2 komoditas ini lebih enak dijadikan sarana trading, yaitu memanfaatkan technical rebound, atau menunggu saham2 komoditas pulih kembali.

Nah, untuk saham2 komoditas anda harus lebih jeli kalau mau trading. Jangan cuma lihat grafiknya, tapi lihatlah tren saham tersebut, dan perhatikan momen2 apa yang sedang terjadi. 

I mean, kalau barang2 komoditas harganya masih pada turun, lagi ada sentimen2 negatif, dan sahamnya cenderung nggak terlalu ramai, maka ada baiknya hindari dulu. Biasanya sih, saham2 komoditas kalau lagi bagus, sahamnya (bid-offer) akan jauh lebih ramai ditradingkan.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.