Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Mengetahui IHSG Uptrend atau Tidak

El Heze
Beberapa waktu lalu, saya mendapat pertanyaan dari trader. Pertanyaannya sebagai berikut: 

"Pak Heze. Sekarang ini adalah masa window dressing. Katanya kalau window dressing IHSG biasanya akan naik dan January Effect. Tapi sekarang apakah uptrend-nya IHSG sudah dikatakan kuat?"

Kalau anda belum tahu apa itu window dressing, anda bisa baca-baca lagi artikel saya disini: Penjelasan Efek Window Dressing dan Harga Saham. Jadi di pos ini, saya akan bahas tentang: Cara mengetahui apakah IHSG sedang uptrend atau tidak, karena memang banyak trader yang masih sering bingung dalam menentukan tren IHSG yang sedang berlangsung saat ini. 

Menentukan tren IHSG sedang naik atau tidak sebenarnya ada banyak sekali cara. Nah, cara yang paling mudah, anda bisa membandingkan tren IHSG bulanan. Maksudnya? 

Sebagai contoh, kalau IHSG bulan lalu berada di level 6.000 misalnya. Kemudian hari ini IHSG berada di 6.100, maka anda boleh mengatakan kalau IHSG lagi uptrend. Sah-sah saja. Soalnya definisi UPTREND di saham berarti NAIK. 

Nah kalau IHSG bulan lalu 6.000 dan sekarang 6.100, bukankah itu uptrend? Walaupun dalam tren naiknya, IHSG pasti ada koreksi2nya, tapi kita hendaknya kalau mau melihat tren IHSG, kita melihat dalam range yang lebih panjang, misalnya minimal beberapa minggu atau sebulan, jadi anda bisa lihat tren IHSG, sedang naik, turun atau sideways. 

Yang jadi pertanyaan selanjutnya: Dalam hal apa tren naik IHSG dikatakan kuat? Atau sebaliknya, dalam hal apa tren IHSG sudah naik, tapi tren naiknya masih lemah?

Well, saya sering dapat pertanyaan2 seperti ini: "Pak Heze, IHSG sekarang sudah uptrend ya? Tapi apakah sekarang uptrendnya masih belum kuat?"  

Sekarang perhatikan dua skenario dibawah ini: 


Perhatikan dua skenario uptrend IHSG diatas selama 5 bulan. Skenario pertama (stabilo ungu), IHSG pada bulan Januari berada di level 6.000. IHSG mengalami fluktuatif dan sampai bulan Mei, IHSG berhasil naik ke 6.100. 

Pada skenario 2, IHSG di bulan Januari berada di 6.000. Namun kalau anda perhatikan lebih detail, kenaikan IHSG di skenario dua lebih tinggi / cepat dibandingkan pertama, dan IHSG sampai bulan Mei berhasil naik sampai 6.200. 

You see? Baik skenario 1, maupun skenario 2, kita bisa sama2 menyimpulkan kalau IHSG mengalami kenaikan tren, walaupun sudah jelas bahwa tren IHSG di skenario dua lebih uptrend daripada yang pertama. 

Jadi untuk menyimpulkan apakah tren IHSG dapat dikatakan naik, anda cukup melihat perbandingan IHSG dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan. Tergantung time frame mana yang anda pakai. 

Nggak peduli IHSG mau dikit atau banyak, tapi kalau IHSG berhasil mengalami kenaikan dibandingkan bulan2 sebelumnya, maka secara anda bisa mengatakan IHSG naik alias uptrend. 

Terkait IHSG uptrendnya strong atau nggak, memang itu semua kembali pada pengalaman pribadi anda sebagai trader or investor. Semakin pengalaman, anda akan tahu uptrendnya IHSG kuat atau tidak. 

Namun, biasanya anda harusnya bisa melihat secara kasat mata, ketika IHSG naik terus (berarti trennya kuat), kalau IHSG naik tapi kemudian banyak koreksinya juga, meskipun akhirnya IHSG uptrend, maka tren naiknya tidak terlalu kuat. 

"Bung Heze memang apa pentingnya mengetahui IHSG lagi uptrend atau tidak? Bukannya kalau trading harusnya yang dianalisa sahamnya, bukan IHSG?"

IHSG yang bagus adalah IHSG bergerak naik dengan kenaikan yang wajar. Wajar maksudnya adalah IHSG naik tetapi stabil. Di dalam tren naik, terdapat koreksi2. Bukan IHSG yang naik teruuus dan nyaris tanpa koreksi. 

Uptrend IHSG yang bagus. Uptrend disertai koreksi2 sehat. 

Jadi kalau IHSG kita lagi naik, tapi naiknya nggak kencang2 amat, maka anda harusnya senang. Anda bisa pilih saham2 yang harganya lagi murah, atau saham2 yang punya potensi breakout. Biasanya disinilah momentum2 saham untuk trading akan lebih terlihat secara jelas. 

Sebaliknya, kalau anda menemukan IHSG yang naik terus, seolah nggak ada 'rem'-nya sama sekali, maka anda harus berhati-hati. Justru momen seperti inilah yang mengerikan. 

Karena hal ini bisa mengakibatkan bubble IHSG, yang sewaktu2 kalau ada sedikit saja sentimen negatif, IHSG bisa langsung drop, bahkan mungkin bisa berbulan-bulan. Anda yang sering membaca web Saham Gain ini, saya sudah sering membahas tentang bubble IHSG.  

Nah biasanya pemula yang baru trading, mereka akan senang sekali kalau lihat IHSG naik tinggi, bahkan nyaris tanpa koreksi. Padahal hal ini sangat membahayakan. Trader pemula seringkali jadi lupa diri, dan beli saham terus. Pada saatnya IHSG jatuh, banyak trader yang bangkrut, cut loss dalam jumlah besar, dan sebagainya. Contohnya seperti tahun 2014 (saat IHSG uptrend) dan kemudian bubble mulai 'meletus' pada akhir April 2015. 

Itulah pentingnya anda mengetahui kondisi IHSG. Memang dalam trading, analisa utama yang harus anda lakukan adalah sahamnya itu sendiri. Tapi bukan berarti anda acuh tak acuh terhadap kondisi IHSG.

Ketahuilah bahwa saat IHSG naik sangat tinggi, valuasi saham sudah mahal, plus secara teknikal banyak saham2 yang jenuh beli, anda harus waspada, bukan beli saham terus. Karena tidak mungkin IHSG naik terus. 


Nggak mungkin orang beli terus. Pasti ada saatnya orang (trader / investor) jualan dalam jumlah masif setelah IHSG naik overvalued. Atas dasar inilah saya juga setuju dengan kata2 Warren Buffet: "Takutkah ketika orang tamak, dan tamaklah ketika orang takut." 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.