Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Tips Trading di Saham yang Kurang Likuid

Pada saat anda trading saham, anda akan menemukan banyak jenis saham berdasarkan tipikal fluktuatifnya. Ada saham yang pergerakannya sangat likuid, ada saham yang pergerakannya tidak terlalu likuid. 

Faktanya di Bursa Efek kita, sebenarnya ada banyak saham yang kurang likuid. Dan saham2 yang kurang likuid ini tidak semuanya jelek. Ada saham2 kurang likuid yang tetap menarik untuk ditradingkan. 

Saya menulis pos ini karena saya pernah menerima pertanyaan seorang rekan trader tentang bagaimana cara yang tepat untuk membeli saham-saham yang peminatnya sedikit? Karena saham2 yang peminatnya sedikit terkadang bisa naik banyak dalam kurun waktu yang tidak lama. 

Sebelum saya membahas lebih lanjut, kita perlu menyamakan persepsi 'saham kurang likuid'. Saham kurang likuid yang saya maksud di pos ini adalah saham2 yang peminatnya tidak terlalu banyak (kita bisa melihatnya dari bid-offer saham tersebut). 

Memang ukuran banyak sedikitnya bid-offer itu relatif, tetapi kalau anda sudah terbiasa trading, anda bisa melihat sendiri saham2 yang peminatnya tidak terlalu banyak (hanya puluhan atau bahkan satu antrian harga tidak sampai 10 orang misalnya). Sebagai contoh, perhatikan perbandingan saham BBRI dan MYOR dibawah ini: 


Anda bisa perhatikan perbandingan jumlah orang dan jumlah lot (perhatikan lingkaran merah) antara orang2 yang antri beli-jual saham MYOR dan BBRI. Saham MYOR hanya diisi sedikit orang saja. Satu antrian harga hanya 1 orang, 3 orang, 8 orang. 

Sedangkan saham BBRI satu antrian harga bisa diisi 85 orang. MYOR ini bisa jadi salah satu contoh saham yang kurang likuid (peminatnya tidak terlalu banyak).   

Beli saham2 yang peminatnya tidak terlalu banyak ini terkadang berisiko. Risiko utamanya adalah harga saham bisa cenderung stagnan alias tidak banyak bergerak, sehingga kalaupun anda menjual sama dengan harga beli anda, anda masih rugi terkena fee. 

Jadi ada beberapa tips yang bisa anda lakukan jika anda ingin membeli saham2 yang kurang likuid untuk trading: 

1. Belilah saham yang masih cukup fluktuatif 

Tidak semua saham kurang likuid jelek. Pilihlah saham2 yang walaupun peminatnya tidak terlalu banyak, tetapi pergerakan harganya cukup fluktuatif. Jadi anda bisa membeli dan menjual di harga lebih tinggi, tidak terjebak dalam harga saham yang stagnan / tidak bergerak. 

Sebagai contoh, saham TKIM peminatnya tidak terlalu banyak (bid-offer). Tetapi pergerakan saham TKIM ini cukup fluktuatif, sehingga walaupun tidak terlalu likuid, TKIM tetap menjadi saham favorit trader jangka pendek. 

2. Hindari saham2 lapis 3 / saham gorengan 

Pilihlah saham2 yang kurang likuid yang masih punya kinerja baik, produknya masih jelas dan saham yang masih ada pergerakan (poin nomor 1). Hindari saham2 gorengan. Terutama hindari saham2 kurang likuid yang harganya hanya Rp200, Rp300 per saham. Sepengalaman saya, saham2 tersebut sangat mudah digoreng dan pergerakannya sangat tidak stabil. 

Saham2 kurang likuid yang produknya masih jelas seperti TKIM, ACES, MYOR jauh lebih bagus untuk anda tradingkan. 

3. Perhatikan grafiknya 

Jika anda menemukan saham yang peminatnya sedikit, anda bisa cek dahulu grafiknya. Kalau ternyata grafiknya memang longgg sideways, lebih baik hindari saja sahamnya. Itu menunjukkan bahwa saham tersebut tidak cocok untuk anda tradingkan. Sekali lagi, saham2 yang sideways dan tidak banyak peminatnya, bisa meningkatkan risiko tidak menjual saham di harga yang lebih tinggi. 

Jadi carilah saham2 kurang likuid yang grafiknya masih tampak naik-turun. Saham2 yang grafiknya seperti ini, cenderung lebih aman untuk ditradingkan. 

Tiga tips ini bisa anda coba ketika anda ingin tertarik membeli suatu saham, tetapi saham tersebut ternyata tidak terlalu likuid. 

Salam profit..

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.