Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Perbedaan Mindset: Trading Saham dan Investasi Saham

Pebisnis saham di pasar saham ada 2 macam, yaitu trader dan investor. Kita semua tahu kalau trading saham dan investasi saham memiliki prinsip yang berbeda. Investasi berorientasi pada keuntungan jangka panjang, sedangkan trader lebih berorientasi pada keuntungan jangka pendek. 

Di pos ini saya akan lebih memperjelas tentang perbedaan mindset keduanya (seorang trader dan seorang investor). Hal ini berguna untuk melihat apakah anda lebih cenderung memiliki mindset seorang trader atau investor.. 

Prinsip-prinsip seorang trader saham jangka pendek: 


1. Membeli saham berdasarkan potensi keuntungan jangka pendek
2. Jual di harga resisten terdekat
3. Cut loss jika harga saham ada potensi anjlok
4. Beli lagi kalau harga turun 

Trader saham itu prinsipnya simpel: beli saham, jual di harga resisten terdekat untuk jangka pendek, cut loss kalau harga saham tidak sesuai harapan / melenceng dari target. Tunggu harga koreksi kemudian beli lagi di harga bawah. 

Dari prinsip trader ini jelas bahwa trader sangat mementingkan analisa teknikal berupa grafik, running trade, analisa bid-offer dan lain2. Bagi sebagian trader, ada trader yang mementingkan isu-isu tertentu untuk membeli saham. Dan trader tidak terlalu mementingkan analisis laporan keuangan. 

Prinsip-prinsip seorang investor saham: 


1. Membeli perusahaan berdasarkan valuasi saham
2. Membeli perusahaan bukan membeli saham
3. Menjual saham ketika valuasi saham sudah mahal
4. Saham anjlok bukan masalah 

Investor saham membeli saham bukan berdasarkan analisis teknikal tapi berdasarkan valuasi harga saham. Kalau valuasi saham beli, dan dijual kalau valuasi sudah mahal, dan biasanya membutuhkan waktu paling tidak setahun. 

Kalaupun investor tidak mencari saham yang valuasinya lagi murah, investor akan 'membeli perusahaan' yang benar2 aman untuk disimpan jangka panjang seperti UNVR, BBCA, INDF. 

Yang perlu anda ingat, investor tidak akan cepat menjual saham, meskipun saham yang dipegang turunnya 100 poin. Selama investor yakin prospek perusahaan masih bagus, buat apa dijual? Bahkan saham yang drop dalam waktu cepat juga nggak akan dijual kalau investor yakin saham tersebut bakalan naik dalam jangka panjang. 

Dari cara berpikir keduanya (trader saham jangka pendek dan investor saham) saja sudah sangat berbeda. Jadi, kalau anda memiliki mindset sebagai seorang trader, jangan mengikuti cara berbisnis saham ala investor. Sebaliknya, kalau anda memiliki mindset sebagai seorang trader, jangan terlalu memusingkan laporan keuangan.

Sebagai contoh, kalau anda mengatakan anda seorang trader tapi anda sama sekali tidak siap cut loss terutama pada saham2 perusahaan kecil yang nggak jelas, dan anda sering jadi investor dadakan (paham maksudnya, kan?), maka anda harus memperbaiki mindset anda sebagai seorang trader. 

Tidak menjual saham yang harganya turun drastis adalah prinsip seorang investor, bukan prinsip seorang trader jangka pendek. 

"Pak Heze gimana kalau saya jadi trader sekaligus investor. Apa bisa?" Tanya anda

Bisa. Tapi anda harus memisahkan modal dan saham yang anda gunakan untuk trading dan investasi. Kalau anda membeli saham untuk trading, perlakukan saham tersebut untuk trading. Kalau anda ingin investasi di saham lain, jangan tradingkan saham tersebut.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.