Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham yang Naik Terus (Untuk Disimpan)

Harga saham akan selalu mengalami fluktuatif, baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah. Bahkan selama 5-10 tahun, kita menghadapi crash market, dan setiap 2-3 tahun kita menghadapi koreksi-koreksi besar IHSG. 


Itu artinya, tidak ada saham yang harganya pasti naik terus. Tetapi kalau anda benar-benar ingin mencari saham yang bisa naik terus, maka time horizon-nya investasi anda harus diperpanjang, dan tentunya anda harus selektif dalam memilih saham. 

Oke, kalau anda ingin investasi dan menyimpan saham-saham yang bisa naik terus, maka pilihan saham yang paling mendekati adalah saham-saham di sektor PERBANKAN, lebih tepatnya pilihlah saham-saham BLUE CHIP perbankan: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI. 

Sebelum saya lanjut, jangan salah menginterpretasikan. Saham-saham blue chip perbankan bukan berarti tidak pernah turun. Dalam jangka pendek, saham-saham sebagus apapun pasti akan koreksi, karena adanya aksi profit taking sebagai bagian dari fluktuatif harga jangka pendek. 

Di saat-saat tertentu seperti koreksi pasar yang cukup besar (karena banyak sentimen negatif seperti di tahun 2015, 2018, 2022) pasti akan membuat saham-saham blue chip perbankan juga ikut turun drastis. 

Demikian juga ketika kita menghadapi kondisi crash market di tahun-tahun tertentu seperti tahun 2020 saat pandemi, maka saham-saham blue chip perbankan harganya pasti akan jatuh. Sama dengan mayoritas saham lainnya di Bursa Efek. 

Tetapi, kenapa saya katakan bahwa saham yang naik terus itu mengacu pada saham-saham blue chip? Ya karena dalam jangka panjang bahkan sampai 10 tahun saham-saham blue chip bank ini tren harganya selalu naik. 

Bahkan saham-saham seperti BBCA BBRI adalah saham-saham yang recovery-nya paling cepat setelah crash market berakhir. Anda bisa perhatikan tren saham-saham perbankan blue chip ini:

BBCA

BBNI

BBRI

BMRI

Perhatikan keempat grafik perbankan diatas dalam time frame 10 tahun. Yap, selama 10 tahun saham-saham tersebut konsisten dalam tren naik. Meskipun kalau kita perhatikan ada saat-saat tertentu (seperti saat pandemi 2020), saham-saham perbankan juga ikut turun drastis. 

Tetapi dalam jangka panjang? Harga sahamnya naik terus secara konsisten. Pergerakan harga seperti ini tidak kita temukan pada saham-saham lainnya. 

Dan karena kenaikan harga sahamnya yang konsisten dalam jangka panjang, saham-saham blue chip perbankan ini juga sudah beberapa kali melakukan stock split.

Penyebab saham-saham blue chip perbankan selalu naik konsisten karena kinerja saham-saham perbankan juga bertumbuh secara konsisten. Konsisten bukan hanya 1-2 tahun. 

Sederhananya, ketika kondisi perekonomian bagus atau pulih, maka sektor perbankan adalah sektor yang paling cepat pulih, karena perbankan adalah salah satu tonggak perekonomian Indonesia. 

Di Bursa Efek sendiri, saham-saham perbankan blue chip sudah cukup lama melantai di Bursa Efek, dan TERUJI bisa bertahan dalam "badai" market, bahkan bisa bangkit lagi. Sebagai contoh, BBRI yang sudah melantai di Bursa Efek sejak tahun 2003. 

Yap, jadi pergerakan tren harga yang kita lihat selama ini, memang merefleksikan kekuatan kinerja perusahaan, bukan sekedar saham yang lagi booming sesaat. 

Selain kenaikan harga saham dalam jangka panjang, saham-saham blue chip perbankan termasuk salah satu perusahaan yang paling konsisten membagikan dividen yang besar. 

Jadi, jika anda membeli dan menyimpan saham-saham ini dan anda belum berniat menjual, anda tetap mendapatkan imbal hasil dari dividen. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang yang suka hold saham-saham blue chip bank, sehingga ketika banyak yang koleksi dalam jangka panjang, maka harganya pun konsisten naik.

BELI SAHAM, TINGGAL "TUTUP MATA"

Kita sering mendengar nasihat: "Kalau mau beli saham yang aman, ya belilah saham BCA atau BRI. Tinggal beli sahamnya tutup mata dapat dividen sahamnya pasti naik terus." 

Saya pribadi tidak sepenuhnya setuju. Karena bagaimanapun juga, seperti yang kita bahas tadi saham-saham blue chip bank juga bisa turun. Sebagus apapun saham, pasti ada momen-momen koreksi-nya.  

Jadi kalau anda ingin membeli saham, ada baiknya anda juga mempertimbangkan beberapa faktor penting: 
  • Momentum pasar (apakah market sedang koreksi besar, crash market atau tidak)
  • Koreksi teknikal (jika anda ingin dapat di harga yang lebih rendah)
Dengan memperhatikan analisa-analisa tersebut, setidaknya anda bisa membeli saham-saham blue chip bank pada harga lebih rendah. Jadi anda tidak harus membeli saham di harga terlalu tinggi.  

Tetapi kalau anda memang punya tujuan untuk menyimpan saham dalam jangka yang panjang, maka ketika saham yang anda beli turun, anda tidak perlu berpikir untuk menjual. 

Justru ketika saham turun, adalah kesempatan anda untuk menambah / membeli lagi (averaging) saham-saham tersebut pada harga yang lebih murah alias di harga diskon.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.