Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trading di Saham IPO

El Heze

Pasar saham kita sejak tahun 2018 mulai banyak 'dihuni' oleh saham-saham IPO dengan kinerja yang jelek. Yap, kita bisa perhatikan belakangan ini banyak perusahaan yang laporan keuangannya masih rugi bersih, ekuitas kecil, jumlah saham beredar sangat kecil tetapi bisa lolos masuk bursa saham.


Setiap tahun, kita bisa menyaksikan sendiri semakin banyak perusahaan dengan fundamental jelek dan market cap kecil, yang listing / IPO di bursa saham, tetapi justru kualitas saham-saham di bursa mengalami penurunan. 

Belum lama ini, saya pernah menulis di Koran Bisnis Indonesia, di bagian Suara Pembaca (opini pendek) tentang kualitas IPO saham-saham di Indonesia. Anda bisa baca tulisan saya disini: 


Yap, pada tulisan tersebut, saya memaparkan dampak banyaknya saham IPO yang kurang berkualitas terhadap pergerakan IHSG. Faktanya, banyaknya saham jelek yang masuk ke bursa saham, ternyata mempengaruhi pergerakan harga saham bagus lainnya. 

Volume transaksi saham cenderung stagnan, dan kalau kita masih ingat di akhir tahun 2022, saat saham GOTO turun signifikan hingga terkena ARB beberapa hari, hal ini ikut menyeret pergerakan saham-saham bagus lainnya. 

Syukur-syukur kalau banyak saham bagus yang harganya turun banyak. Kita bisa dapat diskon saham di harga murah. Namun, sayangnya banyak saham bagus yang harganya justru hanya turun dan sideways lama. 

Karena banyaknya saham IPO yang kurang menarik secara fundamental, valuasi maupun market cap, maka para trader disarankan untuk selalu berhati-hati ketika masuk di saham-saham yang baru IPO. 

Saham yang akan IPO, biasanya terkesan sangat menarik. Sebelum IPO, ada banyak influencer, sekuritas, trader yang menggembar-gemborkan saham-saham tersebut. 

Tetapi ketika harganya sudah listring di bursa, seringkali harganya langsung jatuh, tidak likuid, dan banyak yang turun sampai ke harga terendah (Rp50). Maka dari itu, kalau anda ingin trading di saham-saham IPO, disarankan untuk tidak terbawa arus euforia atau FOMO. 

Disarankan untuk selalu mempertimbangkan hal-hal berikut sebelum memutuskan trading pada saham IPO:

1. Perhatikan prospektusnya (kinerja fundamental) 

Perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang bisa mencetak profit. Kalau perusahaan yang baru IPO saja sudah rugi bersih, anda harus waspadai. Sudah banyak perusahaan yang rugi bersih, ketika listing di Bursa harganya hanya naik sebentar, lalu turun lagi. 

Belakangan ini, tidak sedikit saham IPO yang harganya turun sampai ke harga terendah (Rp50). Tidak sedikit perusahaan IPO yang kinerja keuangannya (tercermin dari prosepktus) jelekm harga sahamnya juga jatuh, karena seringkali kinerja perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. 

Oleh karena itu, jika anda ingin membeli saham IPO, selalu perhatikan prospektusnya, terutama net profit, proporsi utang perusahaan. Kalau perusahaan sudah rugi bersih di prospektusnya, sebaiknya hindari. 

2. Perhatikan prospek bisnisnya 

Prospek bisnis akan sangat menentukan bagus tidaknya pergerakan harga saham perusahaan di bursa. Anda pasti mengetahui beberapa saham yang belum lama IPO di bursa seperti CMRY, AVIA, TPMA, MTEL. 

Anda semua pasti tahu produk Cimory, produk cat Avia. Yap, saham-saham tersebut walaupun tidak terlalu likuid, tetapi kita bisa lihat pergerakan harga sahamnya di bursa setidaknya masih cukup bagus. 

Anda bisa perhatikan TPMA, MTEL yang bergerak dalam tren naik, karena memang kinerjanya baik, prospeknya bagus. Atau CMRY, AVIA yang walaupun tidak terlalu likuid, tetapi tren-nya masih cukup stabil. Bukan tipikal saham-saham IPO yang hanya bergerak roller coaster selama beberapa hari, lalu jadi saham tidur lagi. 

Sebelum membeli saham IPO, anda harus perhatikan prospek bisnisnya. Anda harus pahami produknya. Cari tahu profil perusahaan (melalui web resmi perusahaan), dan perhatikan inovasi-inovasinya. 

3. Perhatikan valuasinya    

Valuasi saham sangat menentukan pergerakan harga saham kedepan setelah IPO, terutama dalam jangka menengah - panjang. Kita sering melihat saham-saham IPO yang valuasinya sangat tinggi, dengan PBV 4-5 kali atau PER diatas 15 kali. 

Saham-saham seperti ini biasanya kurang menarik untuk jangka panjang, apalagi kalau kinerja keuangannya kurang bagus. Umumnya hanya bisa bertahan naik beberapa hari - minggu. 

4. Perhatikan market cap-nya

Market cap atau bahasa Indonesia-nya adalah kapitalisasi pasar merupakan perkalian antara harga saham x jumlah saham beredar. Banyak saham IPO yang market cap-nya hanya dibawah 1 triliun. 

Dengan market cap yang terlalu kecil, biasanya bid offer sahamnya juga sangat tipis, sehingga memudahkan bandar untuk 'menggoreng' harganya. Hindari saham-saham dengan market cap yang terlalu kecil, apalagi kalau tujuan anda untuk buy and hold saham dengan jangka waktu lebih lama. 

Saham-saham dengan market cap terlalu kecil, harganya lebih sering 'roller coaster', dan pattern-nya tidak beraturan, sehingga risikonya besar untuk trading.

Kesimpulannya, trading di saham IPO pada era sekarang itu penuh risiko. Dari apa yang saya rasakan dan analisa pribadi, banyak sekali perusahaan yang kinerjanya jelek, tapi bisa lolos IPO. 

Hal ini pada akhirnya secara tidak langsung, merusak mekanisme perdagangan di bursa yang seharusnya bisa berjalan dengan sehat dan wajar. 

Tetapi pada akhirnya, semua keputusan trading ada di tangan kita, karena kita bukanlah regulator bursa yang punya wewenang untuk meloloskan suatu perusahaan untuk bisa masuk bursa. 

Yang bisa kita lakukan adalah, kita sebagai trader maupun investor ritel-lah yang harus pintar-pintar memilih saham yang berkualitas untuk dibeli.   

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.