Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

6 Cara Menghindari Sinyal Palsu Saham

Dalam trading saham, kita sering mendengar istilah sinyal palsu (fake signal). Fake signal adalah sinyal trading yang menyesatkan trader, di mana sinyal trading dan hasil di market menunjukkan hasil yang berbanding terbaik. 


Sebagai contoh, pada grafik anda menganalisa saham sudah menunjukkan sinyal beli, akan tetapi ternyata harga saham turun setelahnya. Atau saham yang anda analisa sudah menunjukkan tanda-tanda akan koreksi, namun harga saham justru bergerak naik. 

Sinyal palsu bisa terjadi karena berbagai faktor. Beberapa faktor utamanya adalah kualitas saham, kemampuan trader menggunakan kombinasi analisa yang tepat, termasuk kondisi market saat itu juga bisa mempengaruhi pergerakan saham secara global. 

Apalagi dengan kondisi market yang fluktuatif, banyak kepentingan, banyak pelaku pasar yang mentradingkan saham, sinyal palsu sangat mungkin terjadi pada suatu saham. 

Namun sinyal palsu bisa diminimalkan apabila anda bisa melakukan setting analisa teknikal yang benar dan strategi2 trading efektif. Ada 6 cara menghindari sinyal palsu saham yang bisa anda terapkan:  

1. Pahami titik support resisten yang benar 

Sinyal palsu bisa diminimalkan dengan cara memahami titik support dan resisten pada chart saham. Support dan resisten adalah harga-harga penting dalam chart, yang bisa berfungsi sebagai acuan untuk melihat di mana potensi saham akan technical rebound, koreksi, melanjutkan tren (continuation) maupun sebagai pola pembalikan arah (reversal). 

Dengan memahami support resisten, anda bisa anda memasang harga saham yang lebih tepat, karena anda memiliki panduan trading yang jelas, sehingga anda bisa meminimalkan titik-titik harga yang berisiko untuk trading. 

Kendala trader dalam menentukan support resisten biasanya adalah tingkat subjektivitas yang tinggi. Menentukan support resisten tidak ada benar salah, dan bisa ditentukan dengan banyak cara. 

Tapi ada beberapa strategi menentukan support resisten dengan mudah dan akurat. Anda bisa pelajari beberapa pos berikut untuk melihat cara-cara menentukan harga support resisten yang benar: 
2. Gunakan time frame candlestick daily 

Dalam analisa candlestick, ada beberapa jenis time frame mulai dari time frame menitan, jam, harian, mingguan. Tapi untuk pasar saham Indonesia, time frame candlestick yang paling akurat, dan bisa mewakili perdagangan saham adalah candlestick daily. 

Karena candlestick daily adalah candlestick yang mencerminkan perdagangan saham penuh dalam 1 hari, sehingga dapat lebih mewakili untuk analisa perdagangan saham di market. 

Di satu sisi, pasar saham Indonesia tidak se-likuid perdagangan forex atau crypto, sehingga candlestick jam atau menitan kurang bisa menggambarkan perdagangan saham yang lebih riil dan likuid. 

Candlestick daily merupakan salah satu setting analisa teknikal yang bisa digunakan untuk meminimalkan sinyal palsu. Dengan candle daily, anda juga bisa menentukan titik support resisten saham yang lebih jelas dan akurat. 

Pelajari juga tentang time frame candlestick pada pos berikut: Chart Daily - Analisa Saham yang Paling Bagus.  

3. Gunakan time frame chart minimal 6 bulan 

Untuk menghindari sinyal palsu, anda membutuhkan informasi chart dengan time frame lebih panjang. Dalam trading saham, gunakan time frame chart minimal 6 bulan. 

Dengan time frame lebih panjang (minimal 6 bulan), anda bisa melihat lebih banyak titik support resisten penting, chart pattern yang terbentuk. Sehingga anda bisa menganalisa potensi rebound, koreksi, titik-titik harga penting untuk jadi acuan trading, serta tren saham yang lebih jelas. Berikut contoh tampilan chart time frame 6 bulan:


Time frame 6 bulan bisa dikombinasikan juga tampilan time frame 1 tahun. Jika anda membutuhkan informasi support resisten dan chart pattern lebih banyak, anda bisa perpanjang jadi 1 tahun (dengan settingan candlestick daily, baca poin 2). 

Sebaliknya kalau anda menggunakan time frame chart 3 bulan atau hanya 1 bulan, informasi support resisten dan chart pattern yang terbentuk mungkin masih belum terlalu terlihat, sehingga bisa meningkatkan risiko fake signal.

4. Pilih saham yang sudah diskon dan kombinasikan dengan momentum IHSG 

Sinyal palsu seringkali ditemukan pada saham-saham yang breakout (False breakout) atau saham2 yang lagi naik tinggi di hari itu, tetapi keesokan harinya langsung terjadi distribusi besar. 

Untuk meminimalkan sinyal palsu, ada baiknya anda memprioritaskan saham-saham yang memang sudah turun dan murah secara teknikal. Hal ini karena saham2 yang murah akan dikoleksi lagi, sehingga berpotensi naik. 

Di pasar saham, siklus market utama terjadi dalam dua pola yaitu rebound dan koreksi. Ketika harga saham sudah naik, harga saham akan turun lagi. Sebaliknya, saat saham sudah koreksi saham akan naik lagi. 

Tentu saja, anda tetap harus memilih saham2 yang pergerakannya baik dan kombinasikan dengan momentum market. Karena ketika IHSG lagi turun banyak, biasanya saham2 yang terlihat sudah murah masih bisa turun lagi. 

Cobalah untuk membeli saham-saham yang turun, dan didukung dengan IHSG yang bagus (Rebound), sehingga anda bisa meminimalkan risiko sinyal palsu tersebut. 

Pelajari juga cara-cara menemukan saham diskon dan berpotensi rebound secara teknikal disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

5. Gunakan sistem trading yang konsisten 

Sinyal palsu bisa dihindari apabila anda memiliki sistem trading SIMPEL dan KONSISTEN. Artinya anda bisa memahami sistem trading yang anda gunakan, dan bisa digunakan secara berkelanjutan. 

Kendala trader biasanya selalu berganti-ganti sistem trading. Terlalu sering mengganti sistem trading, atau menggunakan sistem trading yang terlalu rumit sangat berisiko meningkatkan sinyal palsu trading. 

Pelajari juga cara-cara menciptakan sistem trading yang simpel dan bisa diterapkan langsung di market pada full praktik trading berikut: Ebook Full Praktik Trading Saham. 

6. Minimalkan overtrading 

Terlalu banyak frekuensi trading menyebabkan anda menjadi tidak fokus, dan lelah secara psikologis. Hal ini akan membuat anda tidak konsentrasi dalam melakukan analisa, sehingga berpotensi salah dalam membaca analisa. 

Untuk mengatasinya, anda bisa mengurangi frekuensi trading. Tradinglah sesuai dengan kemampuan dan psikologis masing2. Jika anda merasa capek, sudah banyak trading, sebaiknya istirahat terlebih dahulu, untuk me-"reset" kembali psikologis anda supaya lebih fresh. 

Itulah beberapa tips yang bisa anda terapkan untuk menghindari sinyal palsu dalam trading. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.