Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Studi Kasus: Beli Saham Unilever

El Heze

Saham Unilever selama ini dikenal sebagai saham blue chip yang punya brand image dan kinerja fundamental yang baik. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa saham UNVR dalam jangka panjang (1-2 tahunan), ternyata trennya cenderung turun. 



Sehingga saran-saran investasi yang seringkali mengatakan: "Belilah saham consumer goods karena tahan banting. Belilah saham Unilever soalnya dalam jangka panjang trennya naik."

Beli Saham Unilever

Kita bisa perhatikan saham UNVR yang terus turun dalam jangka panjang. Sehingga saran-saran tersebut seolah hanya menjadi teori. Tapi yang ingin saya tekankan disini: Kalau anda ingin beli saham, anda harus melakukan analisa lebih mendalam. 

Saya setuju Unilever termasuk saham defensif (karena barang-barang consumer goods selalu dibutuhkan). Saya juga sependapat kalau Unilever memiliki brand image bagus, dan produknya selalu dibutuhkan masyarakat. Produk2nya juga sangat mudah kita temukan. 

Tapi beli saham hanya karena sahamnya terkenal saja tidaklah cukup. Penurunan tren saham Unilever bukan terjadi secara random. Kalau kita melakukan analisa lebih detail, saham Unilever turun karena pengaruh fundamental mikro dan fundamental makro (ekonomi Indonesia). 

Anda yang bertanya kenapa saham Unilever turun terus, ada beberapa penyebab utama yang membuat saham UNVR harganya turun terus: 

1. Penurunan kinerja fundamental

Dalam beberapa periode terakhir, laba bersih Unilever mengalami penurunan. Memang Unilever masih mencetak laba bersih, namun cenderung dari periode sekarang dibandingkan periode sebelumnya. 

Klik gambar untuk memperbesar

Perhatikan laporan keuangan UNVR diatas, di mana UNVR mengalami penurunan laba bersih. Penurunan profitabilitas merupakan salah satu penyebab investor banyak yang menjual sahamnya. 

Perusahaan blue chip biasanya cukup sensitif terhadap fundamental. Kalau perusahaan bagus tapi laba bersihnya saat itu turun, biasanya hal ini membuat investor menjual sahamnya, sehingga terjadi penurunan harga saham secara drastis.

Hal ini tidak hanya terjadi pada saham Unilever, tetapi seringkali terjadi pada saham2 blue chip lainnya juga. Jadi ketika laba bersih perusahaan sedang turun, ini juga membuat sahamnya sulit untuk naik setidaknya dalam jangka menengah.   

2. Struktur utang yang besar 

Kalau anda beranggapan saham consumer goods adalah saham yang tahan banting, anda harus melakukan analisa struktur modalnya. Salah satunya dengan analisa Debt to Equity Ratio (DER). Baca juga: Analisis Fundamental: Debt to Equity Ratio (DER). 

Unilever memiliki Debt to Equity Ratio (DER) hampir 4 kali. Artinya, utang Unilever hampir 4 kali lebih besar dari ekuitasnya. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki struktur utang besar sahamnya akan lebih mudah turun (tidak tahan banting). 

Karena investor menganggap bahwa utang besar adalah perusahaan yang risiko keuangannya cenderung tinggi. Anda mungkin bertanya: "Tapi ROE-nya Unilever kan diatas 15% Pak Heze"

Betul, tapi kalau utang perusahaan besar, artinya perusahaan membutuhkan pendanaan lebih banyak buat melunasi utang-utangnya tersebut. Darimana pendanaan tersebut kalau nggak dari profitabilitasnya? 

Sehingga meskipun ROE besar, tapi kalau utangnya banyak, hal ini juga akan mempengaruhi profitabilitasnya dalam jangka panjang (Profit perusahaan digunakan untuk menutup utangnya). 
 
Saham-saham consumer goods seperti Sido Muncul, Mayora Indah harga sahamnya memang stabil dan tahan banting, walaupun market belakangan sedang kurang bagus. Karena memang perusahaan-perusahaan tersebut memiliki struktur utang yang kecil. 

Jadi tidak semua saham consumer goods tahan banting. Struktur modal adalah salah satu analisa yang harus anda perhatikan juga. 

3. Valuasi yang sudah mahal 

Dari segi valuasi, Unilever juga sudah cukup mahal, di mana Price Book Value Ratio (PBVR)-nya hampir 50 kali. Dengan valuasi yang mahal, harga saham biasanya akan relatif sulit naik untuk jangka panjang. 

Apalagi kalau terjadi penurunan kinerja fundamental di periode tersebut, maka investor pasti akan menjual sahamnya. Inilah yang menyebabkan saham Unilever harganya turun terus. 

4. Kondisi makro sedang kurang bagus 

Kondisi makro ekonomi yang sedang turun / lesu, pasti akan membuat IHSG turun dan sepi transaksi. Hal ini akan mempengaruhi saham-saham di market, terutama saham blue chip seperti Unilever. 

Saham-saham blue chip pergerakan harganya mengikuti IHSG, karena blue chip adalah saham2 dengan market cap besar. Sehingga ketika IHSG turun, saham-saham blue chip yang akan kena imbasnya terlebih dahulu. 

ANALISA LAPORAN KEUANGAN 

Jadi penurunan saham Unilever memang murni karena faktor fundamental. Itulah pentingnya analisa laporan keuangan untuk investor. Sehingga dengan memahami cara membaca dan menginterpretasikan laporan keuangan, anda bisa melihat saham-saham apa yang sebaiknya digunakan untuk investasi dan dihindari terlebih dahulu. 

Banyak investor pemula yang investasi di saham UNVR, padahal UNVR sudah menunjukkan penurunan fundamental dan valuasi yang mahal. Maka dari itu, sebelum investasi, analisa laporan keuangan sangat dibutuhkan. 

Anda bisa pelajari lebih dalam cara-cara melakukan analisa fundamental, serta bedah analisis laporan keuangan lebih detail khusus untuk investasi saham disini: Ebook Analisis Fundamental + Analisis Laporan Keuangan

Apapun strategi investasi saham yang ingin anda gunakan, jangan pernah mengabaikan analisis laporan keuangan, terutama analisa profitabilitas, struktur modal, termasuk valuasi terupdatenya.  

Buat trader jangka pendek, mungkin saham Unilever masih bisa untuk trading dengan memanfaatkan technical rebound. Tapi untuk investor jangka panjang, tentu saja anda harus mempertimbangkan dari segi fundamental jika ingin membeli saham. 

KAPAN UNILEVER NAIK LAGI? 

Mengingat UNVR adalah perusahaan market leader dan brand image-nya bagus, maka saya pribadi yakin kalau UNVR pasti akan naik lagi. Umumnya, saham2 blue chip yang turun akan naik lagi kalau profitabilitasnya kembali stabil dan ekonomi makro sudah membaik. 

Semoga pos studi kasus membeli saham Unilever ini bisa menambah pengalaman kita semua tentang analisa fundamental dan studi kasus riil di market. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.