Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Consumer Goods = Saham Tahan Banting?

El Heze

Saham consumer goods selama ini dikenal sebagai saham yang lebih tahan banting terhadap fluktuatif dan gejolak market. Karena produk-produk consumer goods selalu dibutuhkan oleh masyarakat dalam keadaan apapun.


Baik dalam keadaan ekonomi sedang bagus, maupun ekonomi lesu, orang tetap membutuhkan barang konsumsi, karena barang-barang konsumsi adalah kebutuhan pokok yang tidak tergantikan. 

Banyak pandangan yang menganggap kalau saham-saham consumer goods relatif tahan banting dari penurunan tren harga saham, dibandingkan saham2 non-consumer goods, sehingga saham2 consumer goods juga kerap kali direkomendasikan untuk investasi jangka panjang buat tipikal investor konsvervatif (tidak menyukai risiko besar). 

Apakah anda setuju dengan statement tersebut? 

Teori-teori tentang saham consumer goods adalah saham yang tahan banting seolah tidak berlaku ketika saham Unilever mengalami kejatuhan tren selama lebih dari 1 tahun. Perhatikan tren saham UNVR berikut: 

Saham Consumer Goods

Ketika IHSG sedang stagnan, saham UNVR terus mengalami penurunan tren. Padahal UNVR merupakan salah satu saham blue chip di sektor consumer goods, yang produk2nya selalu dibutuhkan masyarakat. Tapi kenapa saham consumer goods sahamnya justru bisa turun terus?   

Selain UNVR, saham-saham consumer goods seperti ICBP, INDF yang produk2nya selalu dikonsumsi masyarakat, tren sahamnya juga relatif turun.     

Saham ICBP - Downtrend

Jadi dalam analisa saham, anda perlu meluruskan anggapan bahwa saham consumer goods adalah saham yang 100% tahan banting terhadap koreksi. Saya setuju dengan statement tersebut, tapi tidak 100%, karena tidak ada saham yang kebal terhadap koreksi. 

Faktanya ada juga saham2 consumer goods yang bener-bener tahan banting seperti saham SIDO atau MYOR. Kalau anda lihat tren saham2 tersebut, harganya relatif uptrend dengan pola sedikit mendatar, waluapun market sedang bearish. 

Tetapi banyak juga saham consumer goods yang harganya bisa downtrend. Ada beberapa penyebab mengapa tidak semua saham consumer goods tahan banting. Dalam analisa fundamental, anda perlu memperhatikan analisa-analisa berikut: 

1. Perhatikan Debt to Equity Ratio (DER)

Saham consumer goods yang tahan banting umumnya adalah saham2 yang manajemen perusahaannya menerapkan kebijakan struktur modal konservatif, di mana perusahaan menggunakan struktur utang yang sangat kecil. 

Contohnya seperti saham Sido Muncul, di mana DER-nya hanya sebesar 0,16 kali. Artinya penggunaan utang SIDO hanya sebesar 0,16 kali dari ekuitasnya. Contoh lainnya perusahaan Mayora Indah yang DER-nya cuma sebesar 0,75 kali, artinya penggunaan utang MYOR tidak lebih besar dari ekuitasnya. 

Dengan utang yang kecil, berarti perusahaan akan menghadapi risiko keuangan yang sangat rendah di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan DER besar, akan menimbulkan kekhawatiran market terhadap risiko keuangan. 

DER yang besar berpotensi menggerus penerimaan dividen, karena perusahaan harus menyisihkan laba bersih untuk membayar utang daripada membagikan dividen.  

Dengan risiko keuangan yang rendah, investor akan betah menyimpan sahamnya, sehingga harga sahamnya jauh lebih tahan banting, apalagi kalau sahamnya adalah saham consumer goods. Perhatikan tren saham SIDO selama 1 tahun: 

Saham SIDO

Walaupun kondisi market sedang bearish, tren saham SIDO stabil, tidak mengalami banyak fluktuatif. Salah satunya, karena risiko keuangan SIDO sangat rendah.  

Sedangkan UNVR walaupun termasuk dalam saham consumer goods, namun UNVR memiliki DER yang tinggi, di mana DER-nya hampia 4 kali yang artinya penggunaan utang UNVR hampir 4 kali dari ekuitasnya. Struktur utang yang besar juga mempengaruhi market untuk menyimpan saham dalam jangka panjang.  

2. Perhatikan valuasi sahamnya 

Valuasi saham yang sudah terlalu tinggi, umumnya juga menyebabkan saham mudah turun ketika kondisi market sedang bearish. Misalnya saham UNVR yang memiliki PBV hampir 50 kali.

Meskipun valuasi saham ini hanya salah satu faktor (faktor kinerja fundamental tetap merupakan faktor utama), tetapi valuasi saham juga bisa mempengaruhi psikologis investor untuk menjual saham, terutama kalau sahamnya sudah mahal secara fundamental. 

3. Fundamental atau issue terbaru 

Saham consumer goods terutama saham2 yang profitabilitasnya dikenal bagus, tren harga sahamnya akan mudah turun dengan cepat apabila perusahaan membukukan penurunan laba bersih. 

Contohnya seperti UNVR yang dalam 1-2 periode terakhir membukukan penurunan profitabilitas. Perlu anda ketahui, investor biasanya sangat sensitif terhadap informasi laba bersih. 

Apalagi jika perusahaan dengan fundamental dan brand image baik, mengalami penurunan profitabilitas, hal ini akan sangat mempengaruhi reaksi market. Hal ini juga terjadi pada sektor non-consumer goods.  

Issue terbaru juga dapat mempengaruhi minat investor. Contohnya issue kenaikan cukai rokok pada saham consumer goods HMSP dan GGRM, membuat investor melakukan aksi jual pada saham2 tersebut. 

4. Minat investor 

Ketika investor melihat ada sektor-sektor lain yang sedang menarik atau booing, dan saham-saham consumer goods sedang tidak ada sentimen positif, investor akan memindahkan dananya ke saham2 di sektor lain. 

Dalam praktikknya, memang tidak semua saham consumer goods adalah saham yang 100% tahan banting. Sebagai investor, anda harus melakukan  analisa-analisa diatas untuk melihat apakah saham consumer goods yang anda incar adalah saham2 yang berpotensi tahan banting atau tidak. 

Terutama anda bisa lakukan analisa dari segi struktur modal (DER), kekonsistenan membagikan dividen, dan tren profitabilitasnya. Kalau laba bersih perusahaan sedang turun, atau DER tinggi, maka harga sahamnya rentan dijual oleh investor. 

Kalau anda mau lihat contoh saham consumer goods yang tahan banting, anda bisa lihat saham SIDO atau MYOR, di mana kinerja emiten2 tersebut cukup stabil dan struktur utangnya juga kecil. 

Jadi jangan mudah termakan oleh opini ataupun sugesti-sugesti yang mengatakan bahwa saham consumer goods pasti tahan banting. Dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk melihat potensi saham dalam jangka panjang. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.