Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

6 Tips Investasi Saham Saat Harganya Jatuh

El Heze

Seorang investor saham selalu dianjurkan untuk membeli dan koleksi saham ketika harganya jatuh. Saham yang sedang jatuh pasti akan dibeli lagi, sehingga dalam jangka menengah-panjang harganya bisa naik lagi.



Tapi investasi saham ketika harganya jatuh juga berisiko. Masalahnya, anda tidak tahu apakah saham yang anda beli ketika jatuh, harganya sudah murah atau masih turun lagi. 

Karena dalam kondisi pasar bearish (turun tajam / lesu), saham-saham yang sudah turun dan terlihat murah, bisa saja harganya turun lagi lebih dalam, sehingga kalau anda beli saham saat jatuh, ibarat anda "menangkap pisau jatuh". 

Ingat juga bahwa modal untuk investasi anda terbatas. Anda tidak mungkin membeli saham secara terus menerus. Saya setuju dengan pendapat: "Investasilah saat saham-saham harganya jatuh". 

Tetapi tetap saja anda harus menyusun strategi investasi saham yang benar, supaya anda bisa meminimalkan risiko investasi saham ketika harganya sedang jatuh. 

[Sebagai referensi tambahan, anda bisa pelajari juga full praktik analisis fundamental saham untuk memilih saham yang bagus untuk jangka panjang disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert].  

Ada 6 tips investasi yang bisa anda terapkan di market ketika mayoritas saham harganya sedang jatuh: 

1. Pilih saham yang valuasinya mulai murah 

Dalam kondisi pasar saham mulai jatuh, saham-saham yang valuasinya mahal akan mulai murah. Tapi memang tidak semua saham yang turun valuasinya undervalued (murah). 

Jadi sebaiknya anda memilih saham yang valuasinya sudah mulai murah. Karena saham2 dengan valuasi murah, memiliki peluang untuk naik lebih cepat dalam jangka menengah-panjang, dibandingkan saham2 yang sudah turun tapi valuasinya masih "nanggung". 

Cara melakukan analisa valuasi, bisa menggunakan valuasi saham sederhana yaitu PER dan PBV. Baca juga: Valuasi Saham: Price Earning Ratio & Price to Book Value. 

Sebagai contoh, saham PTRO memiliki PBV hanya sekitar 0,6 kali dan PER hanya sebesar 4 kali. Dalam jangka 1-3 bulan, harga saham PTRO berhasil naik banyak, dibandingkan saham2 blue chip yang sudah turun tetapi valuasinya masih mahal. 

Saham PTRO

Diatas adalah chart PTRO yang mengalami kenaikan dalam waktu 1-3 bulan ketika market masih relatif sideways, karena selain fundamental bagus, valuasi saham PTRO juga sudah sangat undervalued. 

2. Nabung saham / akumulasi 

Pada saat pasar saham jatuh, kita tidak tahu kapan saham-saham akan pulih lagi. Bisa jadi saat saham2 sudah jatuh, harga saham masih melanjutkan penurunan karena market masih bearish. 

Jadi anda bisa menerapkan strategi investasi yang paling aman dengan cara membeli saham BERTAHAP alias akumulasi. Kalau anda punya modal Rp20 juta, jangan memasukkan semua modal anda buat beli saham yang anda incar, terutama kalau pasar saham masih bearish. 

Anda bisa gunakan modal katakanlah Rp1-2 juta untuk membeli saham. Jadi kalau saham yang anda investasikan harganya turun, anda masih punya modal untuk membeli lagi di harha bawah, sehingga harga rata-rata anda menjadi lebih murah. 

Tapi kalau seandainya market sudah normal dan saham2 naik, setidaknya anda sudah membeli saham tersebut dan tidak "ketinggalan kereta". Strategi akumulasi ini sangat efektif diterapkan investor ketika market sedang dalam kondisi yang tidak pasti.  

3. Amati tren sahamnya 

Investor saham setidaknya harus paham juga cara membaca analisis teknikal (grafik), khususnya analisa tren. Tujuannya sebagai dasar untuk melakukan averaging down atau membeli saham di harga bawah ketika turun. Hal ini berkaitan dengan poin kedua yang sudah kita bahas. 

Saham yang sudah turun dalam jangka pendek atau mingguan biasanya akan naik lagi. Nah untuk melihat titik bottom / support saham buat dikoleksi / averaging, bisa dilakukan dengan analisis teknikal. 

Sehingga strategi akumulasi saham yang anda lakukan untuk investasi ada dasarnya, bukan hanya sekedar membeli saham setiap kali ada modal. Dengan akumulasi yang benar, anda bisa mendapatkan saham di harga yang lebih murah, sehingga anda lebih mudah menjual sahamnya ketika naik. Pelajari juga: Perlukah Analisis Teknikal untuk Investor? 

4. Beli saham yang secara historis punya fundamental bagus

Tidak semua saham punya kemampuan untuk naik dalam jangka panjang. Ada baiknya anda memilih saham-saham dengan kinerja fundamental bagus (Kinerja dan valuasinya), serta memilih saham-saham yang secara historis memang bisa naik setelah kondisi market pulih. 

Biasanya saham-saham blue chip bank seperti BBCA BBRI BMRI BBNI merupakan contoh saham yang secara historis bisa naik banyak setelah harganya jatuh. 

5. Perhatikan tren / kondisi market saat ini 

Ketika market masih banyak sentimen negatif, mayoritas saham biasanya masih akan sulit naik. Sehingga dalam market yang masih strong bearish, anda bisa pertimbangkan untuk investasi saham dengan porsi lebih kecil, untuk menghindari risiko turunnya harga saham lebih dalam. 

Ketika sentimen2 negatif mulai keluar, anda bisa menambah porsi investasi, jika anda sudah mulai yakin dengan tren market.  

6. Manajemen modal investasi 

Anda memiliki modal yang terbatas untuk investasi. Jadi selalu lakukan manajemen modal dan evaluasi. Jangan langsung membeli saham dengan modal besar, atau langsung beli saham ketika anda suntik modal. 

Sebelum investasi terutama ketika market lagi bearish, anda harus perhatikan tren market dan tren saham tersebut, untuk memutuskan apakah harga saham saat ini sudah bagus untuk akumulasi atau belum. 

Itulah 6 tips investasi saham ketika harganya sedang jatuh. Perlu ada planning, strategi manajamen modal, memilih saham yang baik, agar pada saat market sudah pulih, anda bisa mendapatkan profit maksimal dari hasil investasi anda. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.