Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham yang Mulai Turun

El Heze

Pernahkah anda mengamati saham yang harganya lagi naik tinggi, bahkan sahamnya menjadi trending topic dan banyak trader yang mulai membeli sahamnya. 



Tapi nggak lama kemudian setelah banyak trader ritel yang membeli saham, harga sahamnya justru langsung jatuh. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab banyak trader yang sahamnya sering NYANGKUT di harga puncak.

Jadi sebagai trader saham, sebelum anda memutuskan untuk membeli saham, sebaiknya anda juga memperhatikan apakah saham tersebut memiliki peluang naik atau justru sebaliknya. 

Pelajari juga cara-cara membaca saham yang berpotensi turun, sehingga anda tidak mudah terkecoh membeli saham-saham yang rawan koreksi disini: Full Praktik Membaca Saham yang Akan Turun. 

Jika saham sudah menunjukkan tanda2 potensi turun, anda harus waspadai. Ada beberapa poin penting yang perlu anda perhatikan, di mana poin2 ini biasanya menjadi pertanda bahwa harga saham nggak lama lagi akan turun banyak: 

1. Saham mulai ramai dibicarakan, direkomendasikan  

Kalau anda pelajari tentang siklus saham disini: Memahami Fase Siklus Harga Saham, kita sudah membahas tentang pergerakan harga saham melalui chart dan psikologis market. 

Saham yang baru naik (entah karena teknikalnya sudah murah ataupun karena ada sentimen positif), biasanya tidak akan mendapatkan banyak respon / reaksi market. 

Namun ketika saham sudah naik tinggi, mulai muncul berita tentang saham tersebut, saham mulai banyak dibicarakan, direkomendasikan, ada euforia market, banyak trader yang mulai koleksi sahamnya, itu adalah pertanda bahwa harga saham sudah mulai berpotensi turun. 

Sebagai contoh, perhatikan chart saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berikut: 


Saham KAEF pernah mengalami kenaikan drastis dari harga 2.000-an sampai ke 7.500. Saat itu sedang ada sentimen positif vaksin Covid yang akan didistribusikan di Indonesia, sehingga berdampak positif juga pada harga saham KAEF.

Saat harga sahamnya masih naik dari 2.000-an ke 3.000 lebih (tanda persegi hijau), saham KAEF belum banyak dibicarakan, dan belum menjadi trendig stock. 

Ketika KAEF mulai naik drastis sampai diatas 6.000 (tanda persegi merah), barulah muncul: 
  • Berita-berita tentang saham KAEF 
  • Rekomendasi dan saran2 untuk buy KAEF karena ada sentimen positif 
  • Euforia para trader yang ingin ikut beli saham KAEF karena "nggak mau ketinggalan kereta"
  • Trader2 yang pamer profit di saham KAEF 
  • Saham KAEF jadi trending stock
Nah, anda harus perhatikan siklus saham. Saham justru akan sulit naik lagi ketika harga saham sedang naik dan saham tersebut baru dibicarakan, baru terjadi euforia saat sahamnya di harga tinggi. 

Karena saat itu sebenarnya sudah terjadi JENUH BELI alias saham sudah mahal. Tapi karena banyak investor  & trader yang tidak ingin ketinggalan kereta, disitulah saham sangat rawan koreksi. 

Bayangkan konsep gelembung (bubble). Semakin besar gelembung (bubble), maka potensi gelembung pecah akan semakin besar. Hal ini sama dengan saham. 

Saham yang yang naik terus itu ibarat bubble, di mana saat saham sudah naik dan saham banyak dibicarakan, euforia, jadi trending stock, maka bubble saham tersebut akan semakin besar dan sangat potensi untuk pecah (saham jatuh). 

Bisa bayangkan?

Jangan lupa kalau ada banyak bandar yaitu pemodal besar, dan trader2 serta para investor yang sudah koleksi saham tersebut di harga bawah. Terutama para bandar, mereka LEBIH PINTAR dari kita dalam melihat momentum.

Pada saat bandar yang sudah koleksi saham di harga bawah, maupun trader2 dan investor yang "curi start" melihat saham sudah naik tinggi dan profit, banyak trader yang baru mau masuk di saham tersebut, bandar akan langsung distribusi sahamnya dalam jumlah besar. 

Sehingga harganya langsung turun, dan seperti saham KAEF diatas sampai kena ARB 5 hari berturut-turut. Saat itu ada trader2 yang sudah terlanjur haka diatas harga 7.000... 

Sama seperti konsep bubble ini tadi, di mana saham justru semakin rawan turun ketika harga sudah naik tinggi, tapi semakin banyak dibicarakan, dan banyak trader pemula yang mulai ikut-ikutan beli sahamnya. 

Walaupun saham yang sudah naik tinggi bisa jadi ada potensi breakout, namun ada baiknya anda harus lebih hati-hati kalau ingin koleksi sahamnya. 

Tetap perhatikan analisa teknikal, tren saham. Jangan asal membeli hanya karena ikut trader lain atau nggak mau ketinggalan kereta. 

2. Valuasi mulai mahal 

Kalau anda seorang analis fundamental, anda bisa menilai saham yang berpotensi turun, salah satunya dari VALUASI SAHAM. Valuasi saham sederhana bisa anda pelajari melalui PER dan PBV. Pelajari juga: Valuasi Saham: Price Earning Ratio & Price to Book Value.  

Jika saham sudah naik tinggi, dan kemudian banyak trader yang baru mulai masuk di saham tersebut. Di satu sisi, saham tersebut ternyata secara valuasi sudah sangat tinggi, maka hal ini harus anda waspadai. 

Saham2 yang naik tinggi dan valuasinya sudah mahal, biasanya rentan turun. Apalagi jika didukung dengan analisa teknikal yang sudah tinggi juga.   

3. Saham yang berpotensi turun secara teknikal 

Melalui pola-pola teknikal seperti chart pattern, candlestick pattern, analisa tren, support resisten anda sebenarnya juga bisa melihat saham2 yang sudah berpotensi turun. 

Anda bisa pelajari strategi2nya disini: Full Praktik Membaca Saham yang Akan Turun, sehingga anda tidak mudah terjebak membeli saham di harga yang sudah tinggi dan bisa menghindari false breakout.

Itulah beberapa analisa yang bisa anda terapkan untuk meliat saham2 yang berpotensi turun. Jadi walaupun harga saham sedang naik tinggi, bukan berarti sahamnya bakalan naik terus. 

Selain analisa teknikal, valuasi, analisa2 market (poin 1) juga sangat berguna untuk membaca potensi suatu saham, sehingga anda tidak mudah terjebak membeli saham yang harganya sudah di puncak / ujung tren naik. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.