Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Menghindari Saham Mahal

El Heze

Salah satu jebakan trading saham yang cukup membuat trader kesal adalah saham nyangkut di harga puncak / harga atas. Setelah anda beli saham, harga saham langsung turun, tidak berhasil breakout. 

   


Saham yang anda beli, nyangkut di harga yang mahal. Sebagai contoh, anda membeli saham ASII di harga 7.000 saat berada di tanda persegi berikut: 

Saham mahal

Setelah anda beli sahamnya di harga 7.000, harga saham hanya naik 1-2 poin, lalu langsung turun sampai ke 5.800-an. Pernahkah anda mengalaminya? 

Saya sendiri pernah mengalami nyangkut di harga puncak, di mana nyangkut saham di harga mahal ini memang sangat nggak enak, karena saham kita nyangkut di harga mahal, di mana seharusnya saat2 seperti itu adalah waktunya saham koreksi, sehingga trader butuh waktu lebih lama untuk menunggu saham naik lagi diatas harga beli. 

Beda kalau kita nyangkut di harga yang memang sudah diskon / murah, maka peluang reboundnya lebih besar. Nah, buat anda yang sering nyangkut di harga puncak, maka strateginya, anda bisa menghindari saham-saham yang harganya sudah mahal secara teknikal. 

Ada beberapa strategi yang bisa trader terapkan untuk menghindari membeli saham mahal. Berikut 3 strategi menghindari saham mahal: 

1. Terapkan strategi Buy On Weakness (BOW) 

Jika anda sering terjebak membeli saham2 mahal, anda ingin menerapkan strategi buy on breakout tetapi setelah saham anda beli harganya langsung turun, maka anda bisa lebih fokus menerapkan strategi Buy On Weakness (BOW). 

BOW berarti anda membeli saham di harga support. Dengan strategi BOW, anda menunggu harga saham turun / koreksi hingga menyentuh support-supportnya dan anda buy saat ada sinyal bullish reversal. 


Strategi BOW mengacu pada prinsip pergerakan fluktuatif harga saham. Harga saham yang sudah naik, tidak lama kemudian harganya pasti turun / koreksi. Ketika harga saham sudah turun dan menjadi murah, maka saham pasti akan dikoleksi lagi, sehingga sahamnya naik. 

Jadi dengan strategi BOW, anda bisa menghindari risiko membeli saham di harga puncak / harga tinggi, karena anda memprioritaskan trading pada saham2 yang harganya murah secara teknikal, bukan sebaliknya. 

2. Pilih saham-saham diskon yang teknikalnya bagus 

Ketika anda membeli saham yang harganya sedang turun, anda juga harus melakukan screening. Karena tidak semua saham yang harganya turun punya potensi naik jangka pendek. 

Banyak juga saham yang harganya turun, besok harganya malah turun lagi, sehingga kalau anda beli saham yang lagi turun, hal ini ibarat anda 'menangkap pisau jatuh'.

Katakanlah harga saham turun dari 4.000 ke 3.700. Bukan berarti harga 3.700 dapat dikatakan sebagai saham yang sudah murah. Kalau dari pola teknikalnya masih ada potensi lanjut bearish, momentum tradingnya belum pas, maka sangat mungkin saham yang sudah turun ke 3.700 bisa turun lagi. 

Jadi jika anda ingin menerapkan strategi BOW, pilihlah saham-saham yang harganya sudah terdiskon dan saham2 yang secara teknikal bagus. 

Saham-saham yang likuid, teknikalnya baik dan sahamnya sudah murah memiliki potensi rebound lebih cepat dibandingkan saham yang hanya sekedar turun tanpa ada pola2 teknikal dan momentum yang bagus. 

Kita sudah pernah membahas praktik dan full strategi memilih saham diskon yang berpotensi rebound disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

Dengan membeli saham bagus yang diskon, kalaupun saham anda masih turun setelah anda beli, anda tidak perlu menunggu waktu lama untuk bisa take profit karena sahamnya sudah berada di harga bagus. 

3. Hindari pola-pola saham yang berpotensi koreksi 

Kalau anda menemukan saham yang sudah naik tinggi, sebaiknya jangan terburu untuk langsung mentradingkan sahamnya. Karena saham2 yang sudah naik drastis, kemudian banyak trader yang mulai hype saham tersebut, maka sebenarnya itulah saat-saat yang sangat berisiko (saham berpotensi turun). 

Apalagi kalau saham tersebut sudah berada pada ujung tren naik dan ada pola-pola bearish reversal. Anda bisa pelajari cara-cara menganalisa saham yang sudah berada di ujung tren naik disini: Full Praktik Menemukan Saham yang Berpotensi Turun.

Jangan bernafsu membeli saham yang lagi naik banyak hanya karena anda takut 'ketinggalan kereta', karena anda melihat trader lain sudah beli sahamnya duluan. Kalau memang anda melihat saham sudah berada di ujung tren naik, let it go.. 

Masih banyak saham yang bagus untuk ditradingkan selama jam market. Anda tidak harus mengejar saham-saham yang harganya sudah naik tinggi, apalagi kalau sudah potensi turun. Hal ini akan meningkatkan risiko saham nyangkut di harga puncak. 

Kesimpulannya, kalau selama ini anda sering terjebak membeli saham di harga tinggi dan sahamnya langsung turun setelah dibeli, mulai saat ini cobalah untuk menerapkan Buy On Weakness pada saham-saham bagus. 

Hindari dulu membeli saham yang harganya sudah naik banyak. Karena kemungkinan besar, anda kurang cocok dengan strategi buy on breakout. 

Strategi BOW ini juga cenderung lebih mudah diterapkan di market, karena dengan BOW anda bisa memanfaatkan trading dari fluktuatif market yang terjadi rutin. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.