Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pergerakan Siklus Sektor Saham Consumer Goods

El Heze

Saham-saham di sektor consumer goods biasanya terkenal sebagai saham defensif, yaitu fluktuatif pergerakannya tidak terlalu tinggi.  



Faktanya, di pasar saham banyak juga saham defensif yang fundamentalnya bagus. Kita bisa lihat beberapa contoh saham blue chip di sektor consumer goods seperti Indofood (INDF dan ICBP), Unilever (UNVR), HM Sampoerna (HMSP), Gudang Garam (GGRM). 

Selain saham2 blue chip consumer goods, kita juga mengenal saham2 consumer goods yang brand imagenya bagus seperti Sido Muncul (SIDO), Mayora Indah (Mayora). 

Kita dengan mudah menjumpai produk-produk perusahaan2 tersebut di pasaran. Karena mayoritas produk-produk consumer goods selalu dibutuhkan masyarakat, hal inilah yang membuat saham-saham consumer goods punya karakteristik SAHAM DEFENSIF. 

Saham defensif berarti volatilitas harga saham tidak terlalu tinggi. Maka dari itu, saham2 consumer goods memang agak sulit digunakan sebagai multi bagger stocks. 

Tetapi karena fundamental yang baik dan produknya selalu dibutuhkan, saham-saham consumer goods biasanya bisa naik dalam jangka panjang. 

Namun terkadang kita menemukan saham-saham consumer goods yang tren harganya turun terus. Padahal sektor-sektor saham lainnya tidak demikian. 

Bahkan saham-saham blue chip consumer goods pun sahamnya turun, pergerakannya lama dan seolah tidak menarik lagi untuk ditradingkan. Anda bisa perhatikan saham2 blue chip consumer goods terutama UNVR INDF ICBP berikut: 

Saham ICBP

Saham INDF

Saham UNVR

Perhatikan tren saham2 consumer turun dalam waktu nyaris bersamaan. Tren turun ini terjadi sekitar 2 bulan.

Demikian juga dengan saham2 consumer lainnya seperti SIDO, MYOR. Dengan penurunan tren, disertai pergerakan harga yang lambat, hal ini membuat saham2 consumer goods jadi kurang menarik buat trading. 

Lalu kenapa terkadang saham-saham consumer goods harganya sangat tidak atraktif, padahal biasanya saham2 consumer goods trennya cukup bagus, dan banyak saham consumer goods yang punya kinerja fundamental baik? 

Hal ini dikarenakan adanya SIKLUS atau ROTASI SEKTORAL SAHAM. Pada saat ada sektor-sektor saham yang sedang booming dan menarik banyak trader, maka trader  akan memindahkan modal dan fokus pada sektor saham yang lagi booming saat itu.  

Ketika saham2 consumer goods sedang berada dalam tren turun, ternyata saham2 di sektor mining (terutama saham ANTM INCO TINS) dan properti (terutama sub sektor konstruksi seperti WIKA PTPP WSKT ADHI) lagi naik tinggi-tingginya. 

Hal ini dikarenakan saham2 di sektor tersebut sudah murah secara valuasi, dan banyak sentimen positif yang membuat market tertarik pada sektor2 tersebut.

Sedangkan pada saat sektor mining dan properti sedang booming, tidak ada berita-berita positif di sektor consumer goods yang bisa mendongkrak minat market. Dengan kata lain, saham2 sektor consumer goods ini adem ayem saja.  

Apalagi saham UNVR saat itu yang sedang terkena sentimen negatif (gugatan merk pasta gigi dengan Orang Tua). Hal ini juga turut membuat market sementara 'keluar' dari saham UNVR. 

Inilah yang membuat saham2 consumer goods jadi kurang menarik. Tapi tentu hal ini tidak berlangsung seterusnya. Saat saham2 consumer goods sudah mulai banyak yang turun dan murah... 

Serta saham2 mining dan properti valuasinya mulai mahal dan tidak menarik seperti sebelumnya, maka saham2 consumer goods kemungkinan besar akan dilirik lagi. 

Jadi penurunan suatu sektor saham belum tentu dikarenakan penurunan kinerja fundamental di sektor tersebut. Kalau anda melihat ada sektor2 tertentu yang lagi naik tinggi dan booming, bisa jadi itu penyebab sektor saham lainnya kurang diminati. 

Artinya, hal ini terjadi karena rotasi sementara siklus pergerakan sektor saham. Siklus dan rotasi pergerakan sektor saham ini bisa terjadi pada semua sektor saham, bukan hanya pada saham-saham consumer goods. 

Kita juga sering menghadapi sektor2 saham lain yang sedang lesu. Biasanya hal ini terjadi pada saham2 komoditas seperti mining (saham2 batu bara, minyak) dan saham2 CPO, di mana pergerakan produk2 batu bara, minyak bumi, CPO sangat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran market (tergantung musim juga). 

Sehingga ketika katakanlah harga komoditas mining batu bara lagi kurang baik, maka saham2 batu bara seperti ADRO, PTBA, ITMG dan lain2 akan cenderung turun dan stagnan, seperti pola saham consumer goods ini tadi.

Namun ketikaharga komoditas berbalik naik, maka saham2 mining akan menjadi primadona, sehingga trader lebih fokus memborong saham mining yang sudah turun. 

Terus kapan siklus rotasi sektor saham ini terjadi? Sektor2 apa saja yang bagus untuk dibeli di bulan-bulan tertentu?" Tanya anda. 

Saya yakin mayoritas pembaca web Saham Gain ini pasti akan bertanya demikian. Sayangnya, siklus atau rotasi sektor itu tidak ada rumusnya. Artinya, kita tidak bisa menyimpulkan kalau bulan Mei biasanya saham2 sektor A yang bagus. 

Kemudian awal tahun, saham2 sektor B yang jadi primadona. Hal ini karena rotasi sektor itu juga tergantung dari sentimen apa yang sedang berlangsung saat itu. 

Cara satu-satunya ya kita harus melihat berita atau sentimen terdekat yang lagi mempengaruhi pergerakan di suatu sektor. 

Dengan melihat market dan saham2 yang sektornya lagi bagus, maka anda bisa memprioritaskan saham2 tersebut. Sebagai contoh, kalau saham consumer goods lagi turun terus dan stagnan, anda bisa memilih saham2 di sektor lain dulu. 

Setelah saham2 sektor lain harganya sudah tinggi, dan saham2 consumer goods banyak yang murah, anda baru bisa pertimbangkan untuk masuk di saham2 consumer goods yang diskon.    

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.