Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Naik Saat Fundamental Turun

Harga saham naik padahal laba di laporan keuangannya lagi turun, wajarkah? Kalau harga saham hanya naik 1-2 hari, mungkin masih wajar karena kemungkinan besar hal ini adalah bagian dari fluktuatif market. 


Namun jika laba bersih turun tetapi harga sahamnya bisa naik sampai satu minggu lebih, hal ini mungkin jadi pertanyaan. Khususnya anda yang menggunakan analisa fundamental untuk membeli, kenaikan harga saham yang tinggi di saat laba turun akan terkesan aneh. 

Secara teori, perusahaan yang fundamentalnya lagi turun harga sahamnya juga tidak akan terlalu atraktif / menarik, karena harga saham akan kembali ke faktor fundamental, sehingga perusahaan yang fundamentalnya bagus akan lebih banyak diincar pelaku pasar. 

Tetapi dalam praktiknya memang tidak se-hitam putih itu. Terkadang kita juga menemukan saham2 yang harganya justru naik ketika fundamental-nya sedang turun saat itu. 

Contohnya, kita bisa lihat mayoritas saham properti yang sedang naik tinggi, disini kita ambil salah satu contoh grafik saham Pakuwon Jati (PWON) berikut: 

Saham Naik

Tren PWON naik terus dari harga 300-an sampai 550 dalam kurun waktu 1 bulan. Padahal laporan keuangan-nya saat itu sedang mengalami penurunan laba bersih yang cukup signifikan, di mana laba bersih PWON turun tiga kali lebih dibandingkan periode sebelumnya: 


Beberapa waktu lalu, saya juga dapat pertanyaan dari trader saham terkait kenaikan drastis saham2 properti: "Pak kenapa saham-saham properti pada naik terus ya? Padahal laba bersihnya kan sedang turun semua."

Jika laba bersih turun tetapi tren harga sahamnya naik drastis, maka ada beberapa analisa: 

1. Harga saham memang sudah sangat murah

Sebelum saham2 sektor properti naik, tren sektor properti sudah jatuh terlebih dahulu. Pada saat harga saham sudah benar-benar terdiskon, baik secara chart maupun fundamental (valuasi), saham2 tersebut akan jauh lebih menarik. 

Sehingga para pelaku pasar akan cenderung mengincar saham-saham yang sudah terdiskon di harga berapapun selama tren sahamnya masih murah. Kondisi seperti ini biasanya terjadi ketika market mulai pulih setelah strong bearish. 


2. Market sudah mengantisipasi berita / sentimen negatif 

Terkadang ketika ada berita2 negatif, harga saham justru naik. Hal ini karena market sudah mengantisipasi dan memperkirakan sentimen yang akan terjadi kedepan. Pada saat market sudah memprediksi sentimen negatif, maka pada saat sentimen negatif tersebut terjadi, nggak ada yang dikhawatirkan lagi.

Market sudah tidak memberikan reaksi panik atau kaget terhadap sentimen negatif. Justru sebaliknya. Ketika saham-saham sudah murah karena sebelumnya turun banyak, pelaku pasa akan memborong saham2 yang terdiskon. 

LABA TURUN BUKAN BERARTI FUNDAMENTALNYA JELEK 

Perlu anda ketahui juga, bahwa perusahaan yang laba-nya turun bukan berarti fundamentalnya jelek. Kondisi ekonomi yang lagi lesu dapat memberikan dampak yang beasr terhadap operasional perusahaan dan minat konsumen.

Jadi ya wajar saja kalau perusahaan laba bersihnya turun ketika ekonomi sedang lesu. Namun saat kondisi ekonomi mulai pulih dan normal, operasi perusahaan juga akan kembali berjalan lancar, sehingga laba bersihnya perlahan nanti juga akan naik. 

Bahkan perusahaan2 blue chip sekelas Telkom, Unilever, Astra pun laba bersihnya juga pernah turun. 

Yang paling penting, dalam membeli saham pilihlah perusahaan yang fundamentalnya bagus, didukung dengan analisa teknikal dan hindari perusahaan yang secara fundamental rugi. 

Analisa teknikal, terutama analisa tren juga perlu perhatikan sebelum membeli saham. Karena banyak saham yang secara tren sudah jatuh, harganya akan bangkit lagi. Jadi kita tidak bisa hanya berpatokan pada laba bersih perusahaan. 

Apalagi untuk seorang trader saham, kombinasi analisa teknikal memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan beli jual dan memilih saham yang tepat.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.