Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Properti untuk Trading

El Heze

Dari 10 sektor saham di Bursa Efek, sektor properti adalah salah satu sektor saham yang cukup menarik. Jumlah saham properti di Bursa Efek cukup banyak, dan tidak sedikit saham2 properti yang juga masuk di indeks saham LQ45. 


Saham-saham properti di Bursa Efek misalnya seperti BSDE, PWON, SMRA, ADHI, APLN, BKSL. Selain itu, ada juga saham2 properti sub sektor konstruksi seperti WIKA, WSKT, PTPP. 

Dari sekian banyak saham properti yang ada, anda harus memilih beberapa saham yang bagus untuk ditradingkan, baik untuk trading harian ataupun swing trading (buy and hold). Namun sebelum kita membahas soal saham-saham properti secara spesifik, anda perlu pahami dahulu tipikal pergerakan saham2 sektor properti. 

Perlu anda ketahui, setiap sektor saham memiliki pola pergerakan yang berbeda. Demikian juga dengan saham-saham properti yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan sektor saham lainnya.

Sektor properti adalah sektor saham yang cukup sensitif. Artinya, di Bursa Efek, sektor properti bukanlah sektor saham yang tahan banting seperti halnya sektor consumer goods. 

Sektor properti memiliki pergerakan harga yang cukup fluktuatif dan mudah naik ataupun koreksi ketika ada sentimen2 di market. Untuk lebih jelasnya, anda bisa perhatikan grafik saham properti selama 5 tahun berikut: 

Saham Properti

Pada chart sektor properti diatas, terlihat bahwa pergerakan sektor properti sangat volatil. Ada saat-saat di mana sektor properti naik drastis. Namun sektor properti juga mudah turun (tanda-tanda lingkaran). Sehingga ada tren naik dan turun (uptrend & downtrend) yang terlihat cukup signifikan. 

Sektor properti adalah sektor saham yang pergerakannya cukup sensitif karena bagus tidaknya permintaan properti dipengaruhi oleh banyak hal seperti pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah (suku bunga), bagus tidaknya minat investasi, kondisi politik dan masih banyak hal lainnya.

Ketika pertumbuhan ekonomi turun, sektor properti akan ikut lesu, karena permintaan properti akan turun drastis. Ketika kondisi politik tidak kondusif saham properti juga ikut jatuh, karena banyak orang yang memilih untuk menahan dananya untuk tidak membeli properti terlebih dahulu. 

Sebaliknya, saat pertumbuhan ekonomi lagi bagus-bagusnya, pembangunan semakin banyak, maka sektor properti adalah salah satu sektor yang diminati oleh masyarakat. Ketika banyak investor asing menanamkan modal di Indonesia, perusahaan2 kontruksi dan properti akan mendapatkan banyak proyek. 

SAHAM-SAHAM SEKTOR PROPERTI 

Jadi menurut hemat saya, sektor properti adalah sektor saham yang bagus untuk trading jangka pendek, atau untuk disimpan dalam waktu 1-3 tahunan ketika sektornya sudah murah sekali valuasi dan teknikal. 

Tapi untuk jangka yang sangat panjang (sampai diatas 5 tahun), sektor properti kurang cocok untuk disimpan terlalu lama, karena sektor properti ada siklus fluktuatif yang membuat saham2 properti mudah naik, dan juga sebaliknya. 

Namun kalau sektor properti lagi murah-murahnya seperti pada chart diatas, anda bisa mempertimbangkan untuk mulai koleksi sahamnya baik untuk trading jangka pendek maupun untuk disimpan beberapa lama. 

Dalam memilih saham2 properti, tentu ada baiknya anda memilih saham yang likuid dan pergerakanya bagus. Karena tidak semua saham properti likuid. Dengan banyaknya jumlah saham properti, anda harus cermat memilih saham-saham yang bagus. 

Saran saya, dalam memilih saham properti pilihlah saham2 yang chartnya punya pola2 fluktuatif yang jelas dengan volume stabil. Misalnya seperti saham BSDE berikut: 


Perhatikan ada pola2 fluktuatif yang jelas pada chart BSDE diatas. Saham2 yang fluktuatifnya cukup bagus, biasanya akan lebih bagus buat ditradingkan. Apalagi properti adalah sektor saham yang cukup sensitif, sehingga saham2nya justru bisa anda manfaatkan buat trading. 

Tetapi banyak juga saham properti yang kurang likuid. Contohnya seperti pada chart berikut: 

 
Saham2 yang kurang likuid, volumenya tipis, trennya tidak banyak fluktuatif, biasanya harga sahamnya juga kurang menarik secara teknikal. Di market, saham2 properti yang naik duluan biasanya adalah saham2 yang likuid dan saham2 properti yang fundamentalnya bagus di sektornya seperti PWON, SMRA. 

Jadi sebagai trader, anda juga harus menyeleksi saham2 properti terbaik jika anda ingin mentradingkannya. 

Saham properti yang sudah turun banyak merupakan kesempatan anda untuk membeli sahamnya. Demikian sebaliknya, jika saham properti sudah naik tinggi (secara teknikal maupun valuasi), sebaiknya hindari dulu sahamnya, karena sektor properti adalah sektor saham cyclical. 

Catatan: Pos ini bukan bermaksud untuk memberikan rekomendasi maupun ajakan membeli dan menjual saham tertentu. Pos ini bertujuan sebagai edukasi dan bahan analisa objektif untuk setiap trader saham. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.