Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Harga Saham Historis

Analisa saham tidak pernah lepas dari HARGA SAHAM HISTORIS. Karena pada saat anda melakukan analisa, anda pasti akan mengacu pada harga historis saham tersebut. 


Walaupun harga saham historis adalah harga saham yang sudah terjadi / terbentuk di masa lampau, tetapi pola-pola saham di masa lalu sangat mungkin untuk terulang kembali. 

Itulah mengapa ada salah satu prinsip analisa teknikal yang kita kenal: History repeat itself (sejarah akan terulang). Meskipun tidak 100% pola saham di masa lampau akan terulang, namun pola harga saham historis dapat memberikan banyak sekali petunjuk trading dan memilih saham. 

Anda menentukan support resisten. Menganalisa tren saham. Menentukan harga beli dan take profit. Analisa chart pattern. Semua analisa teknikal yang anda lakukan, pasti dilakukan juga dengan melihat dan mengamati harga historis saham tersebut. 

Bahkan jika anda ingin investasi saham, anda juga harus memahami analisa harga historis saham tersebut. Misalnya, anda ingin mencari saham yang valuasinya lagi murah. Meskipun anda cek laporan keuangannya, at least anda juga harus melihat bagaimana tren saham tersebut.  

Ada beberapa hal penting tentang harga saham historis, yang bisa anda gunakan untuk pengambilan keputusan trading:

1. Melihat tren suatu saham 

Harga historis dapat digunakan untuk menganalisa tren suatu saham. Saham-saham yang harganya sudah murah secara valuasi dan tren (dengan catatan fundamentalnya juga mendukung), maka saham tersebut punya peluang naik. Sebagai contoh, anda bisa perhatikan chart WIKA berikut: 

Harga saham historis

Saham WIKA turun drastis dari 2.200 ke 800 (tanda lingkaran). Sektor properti saat itu juga sedang murah-murahnya. Sehingga ketika market mulai rebound, maka saham2 di sektor properti (dan sub sektornya yaitu konstruksi) seperti WIKA, WSKT, PTPP, PWON yang sudah turun banyak akan dibeli lagi. 

Katakanlah saham WIKA naik dari 800 ke 900. Karena secara historis saham WIKA sudah turun tajam dari 2.200 atau bahkan diatas itu, maka di harga 900 pun, para trader masih akan memborong sahamnya. 

Ketika market mulai naik, para trader yang melihat saham2 properti yang sudah sangat murah secara historis akan 'nothing  to lose'. Trader tidak akan ragu borong sahamnya di harga berapapun saat itu, karena secara historis memang harganya sudah sangat murah. 

Kemudian anda bisa perhatikan juga tren saham BBRI berikut: 



Secara tren, saham BBRI turun drastis dari kisaran harga 4.800 (persegi) ke harga 2.170-2.200. Ketika market mulai naik maka saham BBRI juga banyak diboron sehingga harganya kembali naik sampai ke resisten 4.000. 

Karena secara tren historis, harga saham BBRI sudah turun banyak, maka para trader yang melihat saham BBRI sudah turun akan memborong sahamnya.

Nah kalau anda menganalisa historis grafik suatu saham, anda bisa melihat peluang-peluang saham apa saja yang bagus untuk dibeli, karena pola historis suatu saham bisa anda jadikan acuan untuk melihat apakah harga saham sudah naik tinggi atau sudah jatuh, sehingga disitu ada potensi anda untuk koleksi sahamnya. 

2. Melihat pola-pola saham yang potensi 

Dengan analisa harga historis saham, anda bisa menganalisa pola-pola support resisten saham, chart pattern, candlestick dan pola-pola pergerakan saham yang berpotensi terulang. 

Dari pola historis inilah, anda bisa melihat apakah saham yang anda analisa berpotensi naik atau ada kemungkinan koreksi (turun). Sehingga, anda bisa mengambil keputusan trading dengan analisa dan pertimbangan yang objektif, bukan hanya membeli saham berdasarkan feeling. 

3. Analisa sektor saham

Sektor saham tertentu yang harganya sedang jatuh, biasanya memiliki potensi naik cepat ketika sektornya kembali booming. Kita lihat beberapa contoh sektor saham musiman seperti sektor CPO, batu bara, di mana ketika bisnisnya sedang lesu, maka mayoritas saham di sektor ini akan cenderung turun terus. 

Tapi jika secara historis harga saham, sektornya sudah jatuh, dan valuasinya murah, maka saham2 tersebut justru punya peluang naik tinggi saat sektor usahanya mulai booming. 

Pelaku pasar akan mengincar saham2 yang secara historis sudah jatuh dan murah. Sehingga para trader akan menerapkan prinsip 'nothing to lose' itu tadi, yaitu beli saham besar2an nggak peduli harganya berapa saat itu, karena secara historis harganya sudah sangat murah. 

Seperti yang kita contohkan di saham WIKA tadi adalah contoh riil di mana analisa harga historis saham itu memegang peranan penting untuk trader jangka pendek, menengah bahkan untuk investor saham sekalipun. 

Jadi jangan beranggapan kalau harga saham historis itu nggak penting karena sudah usang dan sudah terjadi. Ingat bahwa grafik saham adalah cerminan psikologis pasar. Artinya, pola2 historis sangat mungkin terulang di kemudian hari. 

Memang analisa harga saham historis itu bukanlah segalanya dalam trading. Faktor psikologis, kondisi market dan teknikal saat itu, juga berpengaruh terhadap pergerakan saham jangka pendek. 

Tetapi dalam analisa saham, jangan pernah mengabaikan analisa pola historis saham paling tidak lihatlah pola historis selama 6 bulan kebalakang sampai 1-3 tahun dalam chart.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.