Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trading di Saham High Volatil

El Heze

Saham yang volatilitas pergerakannya sangat cepat (high volatil), itu sangatlah menarik untuk ditradingkan. Dengan saham-saham yang bergerak sangat cepat, anda bisa meraih profit dalam jangka waktu sangat singkat, dan returnnya juga gede. 

 

Sebagai contoh, beberapa saham yang sering mengalami volatilitas tinggi itu seperti TKIM, INKP, INAF, KAEF. Saham2 high volatil adalah saham2 yang pergerakannya tiba-tiba naik secara drastis dalam waktu singkat. Sebelumnya, saham2 tersebut pergerakannya tenang, sideways, tidak banyak fluktuatif. 

Mengapa tiba2 saham tersebut bisa bergerak sangat 'liar'? Biasanya hal ini terjadi karena ada SENTIMEN POSITIF di perusahaan atau sektor tersebut, sehingga membuat trader saham euforia dan memborong sahamnya. 

Trader-trader ritel yang belum sempat beli sahamnya, juga nggak mau ketinggalan ikutan beli. Sehingga, ketika banyak yang beli saham, harga sahamnya akan naik signifikan. 

Sebagai contoh, ketika ada berita saham BRIS akan melakukan merger besar-besaran, harga sahamnya naik terus hingga menembus all time high. Ketika ada berita vaksin Corona segera ditemukan, saham2 farmasi obat-obatan seperti KAEF dan INAF naik duluan. 

Ketika saham konstruksi sudah turun banyak dan ada berita UU Omnibus Law yang berpotensi menyerap meningkatkan investasi dan pemabagunan, saham2 WIKA WSKT naik cepat. Volatilitasnya jadi sangat tinggi, padahal sebelumnya sideways. 

Perlu anda ketahui, trading di saham high volatil itu gampang-gampang susah. Karena umumnya euforia jangka pendek itu hanya terjadi sekitar 2-3 hari. Jadi saham2 yang naik tinggi, kenaikannya terjadi antara 2-3 harian. 

Setelah itu sahamnya sangat rentan untuk jatuh. Ingat prinsipnya: Saham-saham yang high volatil itu juga berisiko. Karena konsepnya: Semakin cepat harga saham naik, semakin cepat juga harga saham jatuh. 

Itu sudah pasti terjadi. Dan selalu terjadi pada saham2 yang tiba2 volatilitasnya tinggi. Apalagi kalau harga sahamnya naik sampai menembus all time high, sulit bagi kita untuk menentukan kemana pola saham selanjutnya. 

Karena sudah tidak ada resisten lagi (resisten saat ini adalah resisten tertinggi), dan sedikit harga support yang bisa jadi acuan, karena sahamnya sudah naik tinggi meninggalkan pola sebelumnya. 

Di saat seperti itu, seringkali trader bingung: Apakah saham tersebut akan naik lebih tinggi, atau langsung jatuh balik ke harga awal? Sebagai contoh, anda bisa perhatikan chart saham BRIS berikut: 

Saham BRIS

Saham BRIS mengalami kenaikan sangat drastis dari harga 1.000 ke 1.400 hanya dalam waktu 2 hari ketika ada pengumuman merger besar-besaran Bank Syariah. Anda bisa lihat dua candlestick hijau berturut-turut yang paling panjang. BRIS menyentuh all time high pada chart. 

Namun tidak butuh waktu lama, pada hari ketiga BRIS harganya langsung jatuh dan sempat Auto Reject Bawah (ARB), lihat candlestick merah yang paling tinggi. 

Padahal BRIS sebelumnya nggak pernah kena ARB. Hal ini menunjukkkan bahwa semakin cepat harga naik, jatuhnya juga semakin cepat. 

Namun setelah itu, BRIS kembali rebound dengan volatilitas tinggi (tanda panah). Dua hari kemudian, BRIS mengalami koreksi dan terkena ARB selama 2 hari berturut-turut. Dan pada candlestick terakhir, BRIS saat itu sempat ARB, namun di akhir sesi harganya tiba-tiba naik. 

Sungguh volatilitas saham yang sangat cepat dalam waktu singkat! Sahamnya bisa naik turun dalam waktu cepat dan pergerakannya cukup unpredictable.  

TRADING SAHAM HIGH VOLATIL 

Buat saham-saham yang high volatil, anda bisa langsung curi start beli sahamnya ketika harga saham mulai naik dan hold sahamnya paling tidak 1-2 hari. Disitulah anda bisa meraih profit yang massive.

Ketika sahamnya mulai ramai, ada sentimen positif, dan harganya baru mulai naik, sebaiknya anda curi start disitu. Karena pada saat-saat tersebut, sahamnya punya potensi melanjutkan kenaikan puluhan persen. 

Tapi kalau sahamnya sudah naik tinggi 2-3 hari, saran saya jangan terlalu dikejar sahamnya. Terutama buat anda yang tidak terlalu suka dengan saham2 risikonya tinggi yang pergerakannya tidak menentu, pola saham2 ini sangat mempermainkan psikologis anda. 

Ketika saham mulai rentan koreksi, anda tetap bisa manfaatkan strategi hit and run, yaitu memanfaatkan momen ketika saham mulai rebound dan segera jual kalau sudah naik. Karena setelah euforia 2-3 hari, kenaikan harga saham biasanya tidak bertahan lama dan sangat rentan jatuh. 

Saham-saham yang high volatil sangat mungkin harganya akan kembali 'normal'. Dalam arti, harga sahamnya kembali membentuk pola-pola yang jelas, yang bisa anda analisa lebih mudah.

Biasanya, saham2 yang high volatil, polanya sulit dibaca, cepat atau lama akan kembali ke pola awalnya. Anda hanya tinggal menunggu waktu saja. Dalam beberapa minggu, harga sahamnya bisa balik ke pola historis sebelumnya ketika efuoria sudah mulai hilang. 

Kembali pada saham BRIS diatas. Kalau kita perhatikan pola historis sebelum saham BRIS naik tinggi, BRIS mengalami tren yang agak sideways, disertai kenaikan2 dan koreksi normal. Untuk lebih jelasnya, lihat tanda persegi. 

Ketika saham BRIS nantinya tidak tidak terlalu volatil, kemungkinan besar saham BRIS akan kembali ke pola itu, yaitu sahamnya bergerak normal, cenderung sideways lagi. 

Sebagai trader yang tidak terlalu menyukai volatilitas dan risiko terlalu tinggi, anda bisa menunggu saham BRIS balik ke pola awalnya. Disitulah anda bisa lebih jelas menentukan titik support dan resisten untuk memutuskan trading. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.