Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Take Profit dan Stop Loss

Setelah anda membeli saham, anda harus menjual saham. Hal ini karena tujuan kita semua trading / membeli saham adalah untuk mendapatkan profit. 


Itulah mengapa anda harus selalu memasang target TAKE PROFIT. Namun terkadang tidak semua saham menguntungkan. Kalau anda terlanjur membeli saham yang jelek, dan harga saham tidak sesuai dengan harapan anda, anda harus melakukan STOP LOSS / CUT LOSS sebagai bentuk proteksi modal. 

Anda pasti sudah sering mendengar istilah take profit dan stop loss. Bahkan anda pasti sudah paham arti keduanya. Namun di pos ini, kita akan bahas lebih dalam tentang praktik penerapan take profit dan cut loss untuk trading di market saham. 

TAKE PROFIT 

Take profit adalah aksi ambil untung, yaitu menjual saham yang sudah anda beli sebelumnya di harga yang lebih tinggi. Jadi anda akan mendapatkan capital gain (selisih harga jual - harga beli). Tentunya yang dihitung adalah net profit (setelah dikurangi fee beli dan jual). 

Yang sering pertanyaan adalah: Di harga berapa sebaiknya saya take profit? Katakanlah anda beli saham ANTM di harga 1.000. Dimanakah sebaiknya anda menentukan harga jual (take profit)? 

Ada beberapa poin penting yang perlu anda perhatikan ketika akan melakukan take profit: 

1. Tentukan titik take profit dengan analisa teknikal 

Analisa utama untuk menentukan di harga berapa anda menjual untung adalah dengan analisa teknikal itu sendiri. Analisa teknikal terutama titik2 resisten bisa memberikan gambaran yang jelas pada harga berapa saham2 berpotensi naik. 

Oleh karena itu, sebagai trader anda harus menguasai analisa chart, supaya anda bisa melihat harga2 yang bagus untuk take profit. Pelajari juga: Cara Menentukan Take Profit & Stop Loss Saham yang Tepat. 

2. Tentukan target take profit dengan analisa tape reading 

Selain analisa chart, anda juga bisa menentukan target profit dengan analisa tape reading. Analisa tape reading digunakan khusus untuk para trader harian yang ingin ambil untung jangka pendek (harian). 

Maka, analisa tape reading adalah analisa yang bagus untuk melihat titik-titik harga yang bagus untuk jangka waktu harian. 

Anda bisa pelajari full analisa tape reading untuk memilih saham harian + untuk take profit disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham + Analisa Tape Reading. 

3. Target take profit itu harus fleksibel

Ingat, bahwa tidak ada ukuran dan rumus yang pasti di harga berapa anda harus melakukan take profit. Jika ada yang mengatakan kalau take profit itu harus 5% dari harga beli, 10% ambil untung, maka statement tersebut menurut saya pribadi terlalu kaku. 

Terkadang pola market yang berubah, tipikal saham yang berbeda-beda membuat anda harus lebih fleksibel menyesuaikan target take profit sesuai dengan kondisi yang anda.

Itulah mengapa pemahaman yang benar tentang analisa teknikal dan praktik trading sangat diperlukan untuk menentukan target profit secara mandiri.  

4. Target take profit disesuaikan dengan strategi trading 

Besar kecilnya target profit juga menyesuaikan dengan strategi trading. Jika anda bertujuan untuk trading harian, maka anda tidak perlu take profit terlalu tinggi, namun frekuensi trading lebih banyak. 

Sebaliknya, jika anda adalah trend follower maka anda bisa take profit dengan persentase lebih tinggi diatas 5%, namun anda harus hold saham lebih lama untuk mencapai target profit lebih tinggi. 

Jadi sebaiknya anda tidak terlalu memaksakan target profit yang terlalu besar dan tidak realistis. Semuanya harus didasarkan pada strategi trading yang anda terapkan.  

4. Merubah titik harga take profit

Dalam take profit, anda juga boleh merubah target profit sesuai dengan kondisi market. Jika ada perubahan kondisi market dan saham, tidak masalah anda merubah target. Kita sudah membahasnya disini: 3 Kesalahan Memasang Take Profit dan Stop Loss. 

CUT LOSS 

Cut loss adalah menjual saham rugi, yaitu anda menjual saham dibawah harga beli. Tujuan cut loss sebenarnya adalah untuk memproteksi modal anda. Dengan cut loss, anda akan membatasi kerugian, sehingga floating loss anda tidak terlalu besar, karena anda sudah mengamankan modal anda terlebih dahulu. 

Cut loss seringkali menjadi dilema. Hal ini karena tidak ada trader yang suka rugi. Di satu sisi, terkadang kalau saham yang turun nggak segera cut loss, kerugian akan semakin besar kalau sahamnya tidak balik arah. 

Oleh karena itu, dalam melakukan cut loss, anda juga harus perhatikan poin-poin penting berikut: 

1. Cut loss lebih disiplin dilakukan pada saham2 jelek 

Kalau anda beli saham2 yang jelek seperti saham gorengan, anda harus jauh lebih disiplin menetapkan level batasan cut loss. Jangan menahan saham jelek berlama-lama di portofolio. Karena saham2 jelek seringkali harganya tidak kembali ke harga awal setelah turun tajam. 

2. Cut loss bisa dilakukan saat market berubah arah 

Jika anda beranggapan pasar saham ada potensi bearish beberapa waktu kedepan, dan saham anda belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan, maka anda boleh pertimbangkan untuk jual dulu saham anda, dan beli lagi di harga bawah. 

3. Cut loss tetap menggunakan pertimbangan 

Cut loss tidak sembarangan dilakukan. Bukan berarti ketika harga saham turun sedikit anda langsung cut loss. Dalam cut loss, anda harus tetap menggunakan analisa teknikal, melihat kondisi market, dan kondisi kualitas saham yang anda beli. Sehingga cut loss yang anda lakukan lebih tepat sasaran.

4. Cut loss boleh tidak dilakukan sama sekali   

Kalau anda beranggapan bahwa saham yang anda beli adalah saham bagus, sehingga anda memutuskan untuk tidak perlu melakukan cut loss, sah-sah saja. 

Anda boleh melakukan itu. Tidak ada rumus baku dalam cut loss. Selama anda memiliki analisa yang matang, pertimbangan objektif, maka anda berhak untuk tidak melakukan cut loss, dan tetap hold saham yang anda beli. 

Banyak yang menyarankan ketika harga saham turun maka harus cut loss. Hal ini benar namun tidak selalu ketika saham turun anda harus langsung cut loss. Pertimbangan2 dan analisa pribadi anda juga menentukan batasan toleransi cut loss.

Kita juga sudah pernah bahas disini: Saham Turun: Cut Loss, Hold atau Averaging? Semoga bisa menambah wawasan rekan-rekan tentang kapan sebaiknya cut loss dan tidak perlu cut loss. 

Di pos ini, setidaknya anda sudah memahami tentang praktik2 take profit dan stop loss di market. Yap, take profit dan stop (cut) loss tidak sekedar memasang target. Namun harus ada pertimbangan2 objektif dan rasionalitas analisa. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.