Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Simple Moving Average

Trader saham pasti tidak asing lagi dengan indikator Moving Average (MA). MA merupakan indikator saham yang sangat populer dan digunakan oleh banyak trader. Kalau anda sering baca berita ulasan2 analisa saham, para broker, analis saham kerap kali menggunakan analisa MA juga. 


Di web Saham Gain, kita juga sudah membahas indikator Moving Average dan praktik2nya untuk trading. Kita juga mengulas indikator2 MA yang bagus untuk diterapkan pada chart. Anda bisa pelajari kembali ulasn2nya disini: Indikator Moving Average dan Trading dengan Moving Average Akurat. 

Indikator MA biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average (EMA) dan Weighted Moving Average (WMA). Perbedaan singkat ketiganya, kita bahas disini: Indikator Moving Average: Perbedaan SMA, EMA dan WMA. 

Pada pos ini, kita akan bahas lebih dalam dengan Simple Moving Average. Banyak rekan trader yang bertanya tentang keakuratan SMA. Selain itu, SMA juga merupakan indikator Moving Average default yang ditampilkan dalam grafik saham umumnya adalah Simple Moving Average.  

[Anda bisa pelajari cara-cara screening saham dengan Moving Average yang praktis, simpel dan efektif untuk trader pemula - expert disini: Panduan Memilih Saham Bagus - Moving Average Praktis.]

SIMPLE MOVING AVERAGE 

Simple Moving Average adalah indikator Moving Average yang menggunakan pembobotan perhitungan yang sama untuk setiap periode Moving Average. 

Sebagai contoh, jika anda menggunakan MA15, maka pada SMA periode 15 hari tersebut dianggap memiliki bobot yang sama untuk memprediksi arah pergerakan saham. 

Simple MA adalah indikator MA yang paling umum dan menjadi settingan default di setiap software saham. Hal ini karena SMA memberikan nilai bobot periode MA yang sama setiap hari. 

Kalau pada Weighted Moving Average, bobot MA pada hari terakhir akan lebih besar dibandingkan hari kemarin, karena WMA beranggapan bahwa harga saham hari ini tentu lebih akurat sinyalnya dibandingkan harga saham 30 hari lalu. Kita pernah bahas disini: Indikator Moving Average: Perbedaan SMA, EMA dan WMA.  

Tapi terkadang kita juga ribet kalau harus memikirkan pembobotan ini dan itu dalam Moving Average. Sehingga, kalau anda mau pakai jalur yang lebih 'simple' pakailah SMA. SMA memberikan bobot perhitungan sama setiap hari. 

Toh, kita juga tidak bisa menyimpulkan terlalu kaku kalau sinyal saham hari ini pasti lebih bagus daripada pola2 historis harga saham sebelumnya. Faktanya, pola-pola harga saham historis juga sangat mungkin terulang di kemudian hari. Nah, pada SMA pembobotan hari periode MA dibikin sama / rata. 


Simple Moving Average. Contoh garis-garis MA pada grafik saham

"Jadi Bung Heze, apakah SMA itu lebih akurat? Benarkah SMA lebih bagus? Kapan sebaiknya saya menggunakan SMA buat trading?" Tanya anda.  

SMA bagus digunakan untuk anda yang ingin mengincar sinyal garis MA yang lebih smooth alias mencari sinyal yang lebih stabil. Sedangkan WMA dan EMA bagus digunakan untuk anda yang lebih suka melihat fluktuatif pada indikator, untuk trading cepat. 

SMA ini garisnya terlihat lebih smooth karena pembobotan periode hari MA dihitung sama. Jadi kelebihan menggunakan SMA adalah anda bisa meminimalkan fake signal (sinyal palsu indikator). 

Seringkali garis indikator yang terlalu volatil membuat trader jadi bingung menginterpretasikannya. Namun dengan SMA, anda bisa mengurangi risiko2 sinyal palsu tersebut. Sesuai namanya, Simple Moving Average lebih simpel dan mudah untuk diterapkan. 

Itulah kenapa settingan indikator MA pada chart saham menggunakan SMA karena pemberian pembobotan yang sama pada periode hari MA, lebih mudah diaplikasikan untuk semua level trader. 

Nah, buat trader saham pemula yang sering bertanya: Sebaiknya pakai SMA, WMA atau EMA? Saran saya cobalah dulu memakai SMA. Karena kelebihan2 SMA yang sudah kita jelaskan. 

Dalam perjalanan trading, anda boleh mengembangkan lagi indikator2 MA, ber-eksperimen untuk menggunakan WMA ataupun SMA sesuai dengan karakter anda. 

KONSISTEN MENGGUNAKAN INDIKATOR MA

Namun, saya pribadi tidak pernah beranggapan bahwa WMA dan EMA lebih jelek daripada SMA. Lagian, baik SMA, WMA maupun EMA itu sebenarnya perbedaaannya juga nggak terlalu jauh kok. 

Coba anda pakai ketiga garis tersebut. Memang terlihat perbedaan volatilitas indikator, namun perbedaan tidak terlalu signifikan. 

Pesan saya, baik anda mau menggunakan SMA, WMA maupun EMA, sebaiknya gunakan secara KONSISTEN. Kalau anda pakai SMA, gunakan terus indikator SMA. Kalau anda menggunakan WMA, gunakan WMA secara konsisten. Demikian juga dengan EMA. 

Jika anda menggunakan lebih dari satu garis MA dalam chart, sebaiknya seluruh garis MA tersebut anda gunakan dengan satu indikator yang konsisten. Kalau anda pakai SMA, pakailah SMA untuk semua indikator MA. Demikian juga jika anda ingin pakai EMA dan WMA. 

Kesalahan trader biasanya adalah ketidak-konsistenan dalam menggunakan indikator MA, sehingga trader tidak tahu indikator MA mana yang terbaik.

Itulah penjelasan tentang indikator MA dan praktikknya untuk digunakan dalam chart saham. Semoga bermanfaat untuk anda. 

2 komentar:

  1. Cara pakai & kegnaan interval waktu pd chart bgm kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tinggal setting aja di chart ada periode harian, weekly, monthly. Bisa pelajari disini tentang interval waktu chart: http://www.sahamgain.com/2018/12/cara-menentukan-time-frame-trading-saham.html

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.