Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Turun = Murah?

El Heze
Trader saham yang menerapkan strategi Buy on Support (BOS) atau Buy on Weakness (BOW), pasti akan mengincar saham-saham yang sudah murah. Salah satu syarat saham dikatakan murah kalau harganya memang sudah turun.




Pertanyaannya: Apakah saham yang sedang turun sudah bisa dikatakan sebagai saham yang murah? 

Banyak trader maupun investor yang beranggapan bahwa saham yang turun itu berarti adalah saham-saham yang sudah mulai murah. 

Memang saham yang turun membuat harga saham tersebut akhirnya lebih rendah / mudah dibandingkan sebelum. Namun belum tentu saham yang turun adalah saham yang murah. 

[Anda bisa pelajari full strategi menemukan saham diskon & murah secara teknikal yang berpotensik jangka pendek disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.] 

Sebagai contoh, anda bisa perhatikan chart saham TLKM berikut: 

Saham turun
Saham TLKM belakangan harganya turun, sehingga harganya jatuh dari 3.000 ke 2.780. Apakah harga 2.780 pada chart terakhirnya, TLKM sudah bisa dikatakan murah / diskon? 

Jawabannya: Belum tentu. Walaupun harganya tampak turun, tetapi belum tentu saham tersebut bisa dikatakan murah. Karena yang dinamakan dengan saham murah bukan hanya saham yang turun, tapi saham yang turun dan ada potensi naik. 

Kalau saham turun 100 fraksi, namun besoknya masih turun lagi lebih banyak, maka saham tersebut belum bisa dikatakan sebagai saham murah. 

Jadi untuk melihat saham murah, anda bisa menganalisa dari dua sisi yaitu dari sisi: Trader dan Investor. Trader menggunakan analisa teknikal (chart) untuk melihat saham murah. Sedangkan investor menggunakan pendekatan analisa fundamental. 

1. Saham yang murah secara teknikal 

Analisa teknikal (grafik) dapat digunakan untuk menganalisa saham-saham apa saja yang sudah murah, yang berpotensi naik jangka pendek. Sehingga dengan analisa chart, anda bisa membedakan saham yang turun karena memang sudah diskon, dan saham turun yang masih ada potensi melanjutkan penurunan. 

Anda bisa pelajari praktik2 menemukan saham murah secara teknikal disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. Sehingga anda bisa menerapkan strategi buy on weakness yang lebih efektif. 

Untuk anda yang ingin menerapkan buy on weakness buat trading jangka pendek, maka fokuskan analisa anda pada analisis teknikal. 

2. Saham yang murah secara fundamental

Sedangkan untuk anda yang punya tujuan investasi jangka panjang, anda bisa menggunakan analisa fundamental, yaitu untuk melihat saham-saham yang murah secara valuasi. 

Analisa valuasi saham sederhana yang sering digunakan oleh investor saham adalah analisa PER dan PBV. Anda bisa pelajari disini: Valuasi Saham: Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV).  

Analisa-analisa fundamental yang lebih komprehensif untuk mencari value stock (saham-saham murah), bisa anda praktikkan juga disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.

Jadi kalau anda menemukan saham yang katakanlah turun dari Rp6.000 ke Rp5.000. Tetapi PER dan PBV nya masih jauh diatas rata-rata industrinya, maka saham tersebut masih dapat dikatakan MAHAL SECARA FUNDAMENTAL. 

Sebagai investor, anda bisa mencari saham2 kinerja bagus yang valuasinya sudah murah. Karena dalam praktikknya, saham fundamental bagus yang valuasinya sudah mulai murah...

Maka saham tersebut punya tren naik yang lebih bagus setidaknya untuk beberapa bulan sampai setahun mendatang, dibandingkan saham2 yang kinerjanya jelek atau yang valuasinya sudah sangat mahal. 

Jadi, untuk melihat apakah saham yang turun sudah murah atau belum, anda bisa menggunakan dua pendekatan teknikal dan fundamental. Tergantung dari tujuan anda: Anda mau trading jangka pendek atau investasi jangka panjang. 

ANALISA IHSG UNTUK MELIHAT SAHAM MURAH

Tapi untuk melihat saham yang murah atau tidak, baik untuk trader maupun investor, ada satu hal lagi yang perlu anda perhatikan, yaitu melihat KONDISI PASAR SAHAM. 

Kondisi pasar saham saat itu sebenarnya juga sangat menentukan apakah saham yang sudah turun bisa dikatakan murah dan siap rebound atau belum. Saya berikan satu contoh riil yang sering terjadi di market.  

Misalnya, penutupan malam hari indeks Wall Street pada tumbang -3% lebih. Kemudian dari dalam negeri (Indonesia), ada banyak sentimen negatif, sehingga IHSG berpotensi anjlok lagi pagi harinya. 

Padahal di hari sebelumnya, mayoritas saham sudah pada turun. Ini artinya, saham-saham yang sudah turun tersebut masih belum bisa dikatakan murah jika melihat kondisi IHSG dan market global yang masih "kebakaran".

Dengan kata lain, saham-saham yang sudah turun kemarin sebenarnya harganya masih bisa lebih turun alias lebih diskon lagi. Got it? 

Jadi jika anda ingin mencari saham-saham yang murah sekarang, selain memperhatikan analisa chart dan analisis fundamental, menganalisa IHSG / pergerakan market itu juga sangat diperlukan.

Hal ini bertujuan supaya anda tidak tergesa-gesa mengambil keputusan membeli saham di harga yang salah atau terlalu tinggi. Momentum itu sangat diperlukan dalam trading. 

Mungkin itu saja pembahasan tentang saham murah di pos ini. Intinya, untuk menilai saham murah, anda harus melakukan analisa-analisa yang lebih praktikal dengan melihat kondisi saham dan market. Bukan sekedar beli saham hanya karena harganya turun beberapa poin. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.