Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Profit Jangka Pendek dari Trading

Pergerakan fluktuatif IHSG adalah hal yang wajar. Justru seorang trader bisa meraih profit dari fluktuatif market. Namun, volatilitas yang semakin tinggi, sebenarnya justru sangat bagus untuk trading jangka pendek. 



Semakin tinggi fluktutatif IHSG, semakin bagus kesempatan yang bisa anda gunakan meraih profit dari trading jangka pendek.  

"Tapi Pak Heze, kalau volatilitas IHSG lagi tinggi kan risiko saham turun juga lebih cepat?" Protes anda. 

Iya, tapi justru saham-saham yang bagus menjadi lebih aktif bergerak, sehingga momen inilah yang bisa anda gunakan untuk membeli saham yang murah dan berpotensi naik cepat. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Kalau nggak percaya, coba anda bandingkan ketika kondisi IHSG cenderung flat, diam di tempat, transaksi relatif sepi. Anda akan sulit mencari saham2 yang sinyalnya naik atau rebound. 

Karena mayoritas saham diam di tempat. Tapi coba kalau harga saham mengalami volatilitas yang sangat tinggi. Saham-saham naik sehari-tiga hari, lalu koreksi / turun dengan cepat setelah mencapai resistennya. 

Yap, kondisi market yang volatil inilah yang justru bagus buat trading. Jika hari ini IHSG naik banyak, dan saham2 yang anda beli ikut naik drastis.. Anda profit.. Tapi tiba-tiba besok IHSG sudah dibuka turun seperti ini: 


Apa yang akan anda lakukan? Bukankah penurunan saham karena volatilitas harga ini sebenarnya merupakan kesempatan anda wait and see untuk menunggu saham-saham yang sudah diskon? Pelajari juga: Cara Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Namun dalam keadaan market yang high volatility, banyak trader justru tidak bisa memanfaatkan momen2 bagus tersebut untuk membeli saham-saham yang bagus. Hal ini biasanya dikarenakan dua hal: 

1. Saham naik: Trader mudah euforia

Faktanya, saat saham-saham sudah banyak yang naik, tidak sedikit trader saham yang mudah terbawa euforia. Trader yang sudah profit, berharap bisa menjual sahamnya di harga lebih tinggi. Padahal mayoritas saham harganya sudah di puncak. Ketika saham turun secara drastis, trader tidak sempat menjual sahamnya. Floating profit pun berubah menjadi kerugian.  

Banyak juga trader saham yang tidak ingin ketinggalan kereta, sehingga mengejar saham-saham yang sudah naik tinggi. Akhirnya, saham yang dibeli harganya langsung turun, dan saham yang dibeli nyangkut di harga puncak. 

2. Saham turun: Panic action & menyalahkan kondisi market  

Ketika harga saham mulai turun drastis, banyak trader yang panik, menebar fear, bahkan tidak sedikit yang menyalahkan kondisi market. 

Hal-hal tersebut sangat sering saya temukan. Padahal bukankah kondisi market yang lagi turun karena volatilitas tinggi adalah kesempatan bagus anda untuk membeli saham-saham di harga murah?

Rasa takut dan panik pada akhirnya akan menutup rasionalitas trader. Trader tidak akan bisa melihat peluang-peluang emas di market karena mindset-mindset negatif yang menutup rasionalitas trader. 

BERSIKAP COOL MENGHADAPI VOLATILITAS MARKET 

Volatilitas market memang ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, anda bisa meraih profit dengan cara trading jangka pendek (memanfaatkan fluktuatif yang tinggi). 

Namun di sisi lain, naik-turunnya saham yang cepat dapat 'mempermainkan' pikiran dan psikologis anda. Bahkan mungkin anda bisa marah, emosi kalau market lagi turun banyak dan tidak sesuai harapan anda. 


Tidak jarang saya membaca postingan-postingan trader di grup-grup saham ketika IHSG lagi jatuh. Kurang lebih seperti ini statementnya: 

"Mana nih suaranya para pakar saham? Kok hari ini IHSG jatuh?"
"Kemarin ada yang bilang IHSG bakalan stabil, buktinya sekarang nyungsep (anjlok)"

Kalimat-kalimat seperti ini menunjukkan bahwa trader belum mampu bersikap cool (tenang, kalem, bisa menerima keadaan market dan analitis).

Bukankah IHSG itu tidak mungkin naik terus? Pasti ada turunnya. Dan bukankah saat IHSG jatuh adalah kesempatan anda untuk membeli saham-saham yang diskon? 

Turunnya IHSG tentu saja bukan kesalahan 'pakar saham', analis ataupun broker. Setiap dari anda harusnya punya analisa dan pertimbangan pribadi dalam trading. 

Dengan demikian, anda justru bisa melihat peluang-peluang untuk mengatur portofolio bagus ketika kondisi market sedang volatil.

Saya pribadi justru senang jika kondisi pasar saham mengalami volatilitas yang lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi di market lebih ramai. Saham-saham lebih likuid. 

Support-resisten saham bisa dianalisa lebih jelas. Peluang-peluang profit tersebut bisa muncul asalkan anda mengelola emosi trading (Baik saat saham naik maupun turun), dan perdalam praktik-praktik (jam terbang) trading di market. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.