Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Belajar Saham: Kita Bukan Lo Kheng Hong

Saham BMTR milik Hary Tanoesoedibjo beberapa waktu lalu sempat mengalami kenaikan drastis. BMTR naik dari 220 ke 340 hanya dalam waktu 1 minggu. 


Jujur saja, saya tidak ikutan beli saham tersebut. Saya coba cari tahu mengapa kedua saham tersebut bisa naik cepat. Tidak ada berita fundamental apapun terkait kedua saham tersebut. 

Ternyata penyebab naiknya kedua saham tersebut dikarenakan Lo Kheng Hong (LKH) menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BMTR. Dari kabar tersebut juga dikatakan bahwa LKH memiliki saham BMTR dalam jumlah cukup besar, hingga memiliki 6% kepemilikan BMTR. 

Catatan: LKH adalah investor saham Indonesia yang sukses, dan mampu menghasilkan profit ratusan bahkan ribuan persen dari saham2 yang disimpan untuk jangka panjang. Anda bisa baca sedikit tentang LKH disini: Investasi Saham Ala Lo Kheng Hong dan Lo Kheng Hong, Warren Buffetnya Indonesia. 

Sentimen inilah yang membuat saham BMTR akhirnya naik tinggi dalam kurun waktu relatif singkat. Oke, jadi kenaikan BMTR ini ternyata bukan karena fundamental perusahaan.. Namun karena apa yang sering disebut sebagai: LKH Effect.

Karena LKH ini memberikan dampak yang besar bagi pasar saham Indonesia, maka tidak sedikit investor bahkan trader saham yang meniru strategi beliau dalam membeli dan memilih saham. 

Apakah salah? 

Tentu saja tidak. Saya sendiri juga mempelajari cara-cara LKH dalam investasi dan memilih saham. Bahkan beberapa strategi LKH juga saya terapkan untuk menyimpan saham2 jangka menengah. 

Tapi jangan lupa bahwa anda dan saya bukanlah Lo Kheng Hong. Cara dan strategi LKH sangat bagus untuk beliau. Namun belum strategi LKH 100% bagus untuk kita. 

Ada dua hal yang seringkali trader dan investor saham "salah" menerapkan dan menginterpretasikan strategi LKH: 

1. Ikut beli saham karena Lo Kheng Hong membeli

LKH pernah membeli saham BUMI di awal tahun 2017 saat harganya mulai bergerak (ketika itu harganya masih gocap, Rp50-52). Pertimbangan LKH membeli saham BUMI karena selain valuasinya yang sudah sangat murah, harga batu bara saat itu sudah mulai membaik. 

Prediksi LKH tepat. Saham BUMI naik dari 50 ke 500. Kalau anda baca-baca berita "LKH beli saham BUMI" (berita2 tahun 2017), 

Karena LKH membeli saham BUMI dan profit besar, banyak investor saham yang ikutan beli sahamnya. Padahal saham BUMI harganya sudah mulai mahal (di 450-an) saat itu. 

Yang terjadi, trader dan investor2 yang ikut membeli saham BUMI saat harganya sudah naik, bukan meraup profit besar, namun sebaliknya. 

Inilah kesalahan yang sering dilakukan trader dan investor: Membeli saham karena LKH effect, tanpa mendalami terlebih dahulu saham yang dibeli. 

Hilangkan anggapan bahwa saham2 yang dibeli LKH selamanya pasti bagus. LKH justru sering menaruh dana di saham-saham growth yang valuasinya murah dan punya potensi naik 1-2 tahun. 

Ketika valuasinya sudah mulai mahal, sudah tidak banyak sentimen positif di saham tersebut, maka sahamnya sudah tidak semenarik dulu. Ini yang juga harus anda pertimbangkan. Jangan membeli saham hanya karena anda meniru 100% saham2 yang dibeli LKH. 

LKH mungkin dapat saham di harga sangat murah dan LKH sudah siap untuk menjual sahamnya. Sedangkan kalau anda mau membeli sahamnya saat itu, mungkin sudah terlambat. 

2. Meniru strategi averaging Lo Kheng Hong 

LKH punya strategi yang cukup unik: Averaging down. Baca juga: Averaging Down dan Averaging Up Saham. LKH punya prinsip selama perusahaan yang dipegang fundamentalnya bagus, LKH tidak akan cut loss. 

Justru LKH akan menambah porsi sahamnya ketika turun (averaging down). Hal ini pernah beliau terapkan pada saham PTRO, di mana LKH melakukan averaging down yang cukup besar ketika PTRO turun sampai ke 200-an. 

LKH bisa meraih profit besar dari PTRO karena jumlah kepemilikan saham yang besar dan nilai harga rata-rata saham yang menjadi jauh lebih murah setelah averaging down. Baca juga: Lo Kheng Hong dan Cara Profit dari Saham PTRO. 

Karena strategi averaging LKH cukup terkenal, banyak investor bahkan trader-trader saham yang mengikuti strategi dan cara averaging down yang dilakukan LKH. 

Namun banyak trader lupa bahwa duit kita tidak sebanyak LKH. LKH memiliki modal yang sangat besar,  sehingga bisa membeli saham (averaging) berkali-kali. Nah, kalau anda "hanya" punya modal Rp5 juta, Rp20 juta, berapa kali anda kuat melakukan averaging down sebelum modal anda habis? 

Intinya, boleh saja meniru strategi averaging down yang diterapkan LKH. Anda juga boleh mempelajari strategi-strategi yang digunakan Lo Kheng Hong dalam investasi saham. Anda boleh mempelajari kriteria2 saham LKH. 

Tapi jangan lupa bahwa kita bukanlah Lo Kheng Hong. Dari segi modal, LKH punya duit yang jauh lebih besar untuk investasi. Dan yang terpenting, strategi LKH bagus, tapi belum tentu cocok untuk anda 100%. 

Anda harus bisa mengetahui strategi trading dan investasi apa yang cocok untuk anda sendiri. Anda harus bisa mengelola modal sesuai dengan kemampuan anda sendiri. 

Kesukesan meraup profit dari investasi dan trading saham bukan ditentukan dari orang lain, dari pakar-pakar saham, dari investor sukses. Kesuksesan tersebut harus anda bangun setiap saat. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.