Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Trader Saham Analitis: Profit Saham Maksimal

Kalau anda sudah menjalankan trading di tahun 2020, kita pernah menghadapi kondisi pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi drastis, akibat pandemi Corona Virus. 

Pertumbuhan ekonomi yang minus di kuartal II / 2020 memang cukup ekstrem karena penurunannya terburuk sejak krisis moneter 1998-1999.

Tetapi ada yang 'aneh' dari kondisi di pasar saham, di mana ketika pertumbuhan ekonomi kala itu diumumkan turun -5,32%, justru akhirnya harga saham pada naik. Mengapa bisa terjadi demikian? Kita akan bahas... 

Tanggal 3 Agustus 2020 IHSG tiba-tiba anjlok saat open market, dan ditutup -3,33%. Penyebabnya karena tanggal 5 Agustus akan ada rilis pertumbuhan ekonomi, yang diprekirakan akan mengalami minus kurang lebih 5% sesuai yang pernah diprediksi Menteri Keuangan yang menjabat saat itu, yaitu Sri Mulyani.

Dan benar… Tanggal 5 Agustus saat pengumuman, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32%. Tapi kenapa IHSG malah naik / technical rebound saat pengumuman dan beberapa hari setelahnya?

Padahal sudah banyak kepanikan bertebaran market. Baik dari para trader, analis banyak yang mengatakan: “IHSG besok bakal jatuh lagi. Jangan beli saham dulu. Saham-saham masih turun lagi”.  

Ternyata ada beberapa penyebab mengapa IHSG justru naik (technical rebound) pada saat pertumbuhan ekonomi Indonesia jatuh sampai ke level terendah sejak krisis moneter 1998-1999: 

Pertama, karena penurunan GDP sudah diprediksi sebelumnya. Jauh sebelum triwulan II, Sri Mulyani sudah memaparkan kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkoreksi sekitar 5% di triwulan II, dan triwulan III diprediksi akan mulai naik, tapi masih tetap minus sebesar -0,3%.

Nah, karena pertumbuhan ekonomi ini sudah diprediksi dan benar-benar terjadi, aksi panic selling tidak terlalu heboh (sampai terjadi berhari-hari).

Kedua, market sudah mengantisipasi pengumuman tersebut. Tanggal 3 Agustus, IHSG sudah turun duluan, padahal pengumumannya tanggal 5 Agustus. Artinya, market sudah mengantisipasi pengumuman ini terlebih dahulu.

Ibaratnya: Market sudah panic selling lebih awal. Tapi karena pelaku pasar akhirnya sudah tahu bahwa pertumbuhan ekonomi turun bakalan ke level -5,32% seperti yang sudah diprediksi, panic selling tersebut akhirnya hilang. 

Justru para trader melihat banyak saham yang murah setelah turun banyak. Saham-saham yang sudah murah banyak diborong sehingga IHSG mulai rebound selama beberapa hari. 

Ketiga, ada harapan di triwulan (TW) III. TW III diharapkan pertumbuhan ekonomi mulai membaik walaupun masih minus. Hal tersebut juga menjadi sentimen positif yang meningkatkan keyakinan market.

Apakah sentimen negatif di market bisa membuat anda tetap profit?

Itu hanyalah salah satu contoh yang pernah terjadi di pasar saham kita. Sebenarnya kejadian2 “antisipasi market” seperti ini juga sudah sering terjadi. Pelaku pasar melakukan jual saham besar-besaran sebelum pengumuman, tetapi di hari-H saat pengumuman, justru saham-saham mulai naik.  

Nah, Dari sini sebenarnya kita bisa belajar untuk menjadi trader yang kritis, analitis dan tidak mudah terbawa arus panic saat market jatuh.

Faktanya, banyak hal yang menjadi kekhawatiran dan kepanikan market justru seringkali tidak terjadi. Justru setelah market panik, banyak trader penebar fear di market, saham2 yang sudah murah harganya mulai bangkit. 

Kalau anda mau menganalisa setiap kejadian penting di market (terutama saat market jatuh), sebenarnya anda bisa melihat banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk trading, untuk ambil saham di harga bawah pada saat market mulai naik. 

Jadi untuk mendapat profit saham yang maksimal, kunci utamanya adalah: Banyak PRAKTIK trading. Analisa saham, analisa market, lakukan analisa-analisa saham secara mandiri / otodidak. Pelajari juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Dengan kata lain: Menjadi trader yang analitis itu sangat diperlukan. Karena jika anda mau menganalisa, kritis dalam trading, maka anda tidak akan mudah terbawa oleh arus panic selling. 

Anda bisa melihat dan menganalisa market dari berbagai sudut pandang, sehingga tidak mudah terbawa arus dari pendapat & opini orang lain yang belum tentu benar. 

Karena seperti yang sudah kita bahas tadi, banyak hal di pasar saham yang dikhawatirkan justru tidak terjadi. Setelah saham-saham jatuh dan harganya murah, justru pelaku pasar dan para market maker berpikir kalau saham tersebut diskon dan sudah layak dibeli.
Dengan menjadi trader yang analitis, melihat berbagai peluang di market, tidak mudah terbawa panik dan memiliki bekal pengetahuan (analisa teknikal & screening saham), disitulah anda bisa mencetak PROFIT SAHAM. 
Analisa dan fakta-fakta market yang kita bahas di pos ini bisa anda gunakan juga jika anda menghadapi kondisi-kondisi pasar saham yang kurang lebih sama di kesempatan lain. Market selalu fluktuatif. Maka dari itu, anda juga harus menjadi trader yang fleksibel. 

Ketika saham-saham turun, perhatikan pergerakan market IHSG, market global. Karena sangat mungkin saham2 yang sudah turun banyak harganya naik / rebound dengan cepat. Sebagai trader, bukankah ini adalah peluang bagus buat anda?  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.