Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham BUMI: Apakah BUMI Akan Naik Lagi?

El Heze
Saham BUMI sering disebut sebagai 'saham sejuta umat', karena volatilitas saham yang cukup tinggi, sehingga saham BUMI ini banyak dimanfaatkan oleh para scalper untuk meraih profit besar dalam waktu singkat. 


  
Tapi karena BUMI ini merupakan saham gorengan, serta kinerja fundamentalnya yang masih belum sesuai harapan (di tahun 2007-2008 BUMI pernah menjadi saham blue chip, namun karena penurunan kinerja fundamental, harga sahamnya anjlok), saham BUMI harganya seringkali turun drastis. 

Dan saham BUMI ahkirnya balik ke harga gocap (Rp50) alias harga saham terendah di Bursa Efek (di pasar reguler). Anda bisa lihat saham BUMI berikut: 

Saaham BUMI
Anda bisa perhatikan chart saham BUMI yang jadi 'saham tidur' selama berbulan-bulan, di mana sebelumnya BUMI ini masih ada pergerakan (ada candlestick-nya). Tapi perlahan banyak yang jual saham BUMI, hingga akhirnya sahamnya tidak ditradingkan lagi. 

Masalahnya, tidak sedikit para trader yang sahamnya nyangkut di BUMI. Saya sering menerima pertanyaan: Apakah saham BUMI akan naik lagi? Kira-kira kapan BUMI akan naik dan likuid seperti dulu?

Sekarang kita coba lihat sedikit kinerja fundamental saham BUMI, terutama kita akan amati dari segi laba bersih (profitabilitas) dan struktur modal (perbandingan utang dengan ekuitas):   

Laporan keuangan BUMI - Laba Rugi
*** Laporan keuangan dalam USD

BUMI membukukan kenaikan Pendapatan dari $1.111.820.412 menjadi $1.112.566.618. Namun kenaikan beban cukup besar, sehingga menggerus laba bersih BUMI. Beban Pokok Pendapatan yang meningkat signifikan membuat Laba Bruto BUMI turun walaupun Pendapatan naik.

Pada pos (Rugi) Laba Sebelum Pajak Penghasilan, BUMI mengalami Rugi. Namun Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan meningkat, sehingga masih mencetak laba bersih, namun turun cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya (9.470.482 vs 158.218.349).   

Kalau anda mau tracing tren historis laba bersih BUMI selama 5 tahun kebelakang (Anda bisa download laporan keuangan BUMI di situs IDX), rata-rata kinerja fundamentalnya juga cenderung turun. 

Yap, inilah yang menjadi salah satu faktor penurunan harga saham BUMI: Faktor fundamental. Kemudian kita coba lihat laporan posisi keuangan (struktur modal): 

Laporan Keuangan BUMI - Laporan Posisi Keuangan
Jumlah liabilitas (utang total) BUMI diatas $3 miliar. Namun ekuitas total BUMI hanya sekitar $500 juta. Ini artinya utang BUMI sebesar 6 kali lebih besar dibandingkan ekuitas totalnya. Padahal di sektor BUMI, rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hanya sekitar 1-2 kali. 

Hal ini menunjukkan bahwa BUMI memiliki DER yang terlalu besar. Penggunaan utang yang terlalu besar juga berisiko bagi suatu perusahaan. 

"Oke, lalu kenapa kita membahas laba bersih dan struktur modal BUMI? Apa nggak ada ukuran fundamental lainnya Pak Heze?" Tanya anda. 

Karena kemampuan BUMI menghasilkan profit (laba bersih) dan tingkat rasio utang / struktur modal saham BUMI inilah yang seringkali menjadi fokus investor. BUMI diharapkan dapat mengurangi penggunaan utang, sehingga DER-nya bisa turun. 

BUMI juga diharapkan bisa meningkatkan kembali kinerja fundamentalnya melalui profitabilitas. Sehingga jika fundamental BUMI membaik, maka harga sahamnya pun bisa diborong kembali. 

Oke kembali ke pertanyaan: Apakah saham BUMI akan naik lagi? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melakukan analisa dari beberapa hal: 

1. Historis harga saham BUMI 

Secara historis, BUMI sudah dua kali menjadi saham tidur, yaitu kembali ke harga Rp50 dalam jangka waktu cukup panjang. Perhatikan chart BUMI berikut: 
Grafik saham BUMI
Perhatikan tanda persegi. Itu adalah periode di mana BUMI menjadi saham gocap yaitu sekitar tahun 2015 selama beberapa bulan. Namun setelah periode tersebut, terbukti akhirnya BUMI bisa naik lagi sampai harga Rp480. 

Setelah di harga tertingginya Rp480, BUMI berangsur kembali turun dan akhirnya sahamnya turun lagi ke level gocap. 

Jadi jika mengacu pada historis harga sahamnya, saham BUMI bisa saja naik lagi. Tetapi tentu saja kalau anda menunggu BUMI naik dari harga gocap, hal ini akan menimbulkan ketidakpastian. Sebab kenaikan BUMI ini karena permainan bandar. 

Dan fundamental BUMI masih belum membaik, sehingga cepat atau lama BUMI harganya dengan mudah turun lagi. 

2. BUMI adalah sektor pertambangan yang merupakan barang komoditas 

Setelah menjadi saham gocap tahun 2015, BUMI berangsur naik ke Rp480 dalam kurun waktu yang tidak lama. Hal ini karena saat ini harga batu bara mulai naik, sehingga berpengaruh ke mayoritas saham batu bara, bukan hanya saham BUMI. 

Jadi jika sektor batu bara kembali booming, harga batu bara naik, maka bukan hal yang mustahil harga saham BUMI dan mayoritas sektor batu bara akan ke utara alias naik.

Barang-barang komoditas seperti minyak, batu bara cukup sensitif terhadap permintaan dan penwawaran market, sehingga naik turunnya harga saham juga dipengaruhi dari harga komoditasnya.  

3. BUMI adalah saham gorengan  

Kalau anda perhatikan pola grafik saham BUMI yang fluktuatifnya tinggi, namun sangat mudah turun drastis dan sudah dua kali BUMI menjadi saham tidur. Ini menunjukkan salah satu ciri saham gorengan. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Jika ada isu atau sentimen yang menarik terkait saham BUMI, maka bandar bisa menggunakan momentum tersebut untuk 'membangkitkan' kembali saham BUMI. 

4. Kinerja fundamental BUMI 

Seperti yang sudah kita ulas sebelumnya mengenai laporan keuangan BUMI. BUMI punya peluang untuk naik jika kinerja fundamentalnya bisa membaik, yaitu mengurangi utang, restrukturisasi utang dan meningkatkan kembali profitabilitas. 

Karena itulah yang diharapkan oleh para investor. Kalau fundamental BUMI membaik, tentu harga sahamnya akan kembali ke faktor fundamentalnya. 

Sampai ke harga berapa BUMI akan naik? Apa bisa balik ke 8.000 seperti dulu? Tentu kita tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Namun buat saat ini, pergerakan BUMI masih banyak ketidakpastian, di mana setelah sempat naik ke 480, BUMI turun lagi jadi saham gocap. 

Jadi untuk para trader maupun investor saham, yang perlu anda cermati dari saham BUMI adalah perkembangan kinerja fundamental dan harga komoditas batu bara. Jika kinerja fundamental belum membaik, sebaiknya anda mencari dahulu saham2 yang lain untuk investasi. 

Untuk trader yang ingin mentradingkan saham BUMI jika sewaktu-waktu BUMI bergerak lagi, saya sarankan anda selalu menerapkan manajemen cut loss dan take profit yang lebih disiplin. 

Apalagi secara historis, sudah dua kali saham BUMI pernah turun sampai menyentuh harga gocap. Hal ini sangat mungkin bisa terulang di kemudian hari. Sehingga dengan manajemen take profit & cut loss, serta analisa-analisa sebelum membeli saham, anda bisa meminimalkan risiko.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.