Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Perusahaan Rugi, Harga Saham Naik?

"Kalau kinerja perusahaan bagus, harga sahamnya pasti akan naik." Kalimat ini pasti tidak asing kita dengar, terutama edukasi2 saham seringkali mengatakan bahwa ketika laba perusahaan bagus, maka harga sahamnya bisa naik. 


Tapi bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya? Perusahaan saat itu rugi, namun harga sahamnya justru naik drastis. Saya pernah mendapat pertanyaan yang cukup menarik dari rekan trader. Pertanyaannya seperti berikut ini: 

IMAS EPS-nya minus, namun mengapa harga sahamnya mengalami kenaikan pak?

Seperti yang anda lihat diatas, IMAS saat itu sedang naik drastis 24,65% di level harga 885. Padahal EPS-nya minus, yang artinya perusahaan sedang mengalami kerugian. Tapi kok harga sahamnya bisa naik setinggi itu? 

Sedangkan perusahaan2 lain yang kinerjanya bagus harganya malah nggak ada yang naik setinggi IMAS saat itu. 

Nah, ini yang perlu anda pahami karena sebenarnya pertanyaan ini juga sering ditanyakan oleh para trader: Kenapa perusahaannya rugi kok harga sahamnya malah naik tinggi? Ada beberapa penjelasan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut: 

1. Dalam jangka pendek, saham bisa naik tanpa memperhatikan faktor fundamental 

Itulah yang dinamakan dengan FLUKTUATIF harga saham. Yap, harga saham bisa naik dan turun dalam jangka pendek karena adanya permintaan dan penawaran, tanpa melihat faktor fundamental. 

Jadi walaupun perusahaan saat itu sedang rugi, hal ini bukan jaminan bahwa harga sahamnya pasti akan turun terus dan tidak bisa naik lagi.

Kalau dalam jangka pendek, saham tersebut banyak dibeli karena secara grafik harganya sudah murah, sangat mungkin harga saham tersebut akan naik jangka pendek.  

Maka dari itu, fokus analisa seorang trader berbeda dengan seorang investor saham. Trader saham lebih fokus menggunakan analisis teknikal untuk mencari saham2 yang berpotensi naik jangka pendek. 

Sedangkan investor saham, fokus dengan analisis fundamental untuk mencari perusahaan yang kinerjanya bagus, sehingga bisa disimpan untuk jangka panjang. 

2. Saham naik karena isu atau sedang digoreng bandar 

Poin ini masih sedikit berkaitan dengan poin pertama, yaitu harga saham bisa naik dalam jangka pendek karena banyak yang membeli sahamnya. 

Ketahui juga bahwa perusahaan yang kinerja fundamentalnya kurang bagus, umumnya sahamnya juga tidak terlalu likuid (peminatnya tidak terlalu banyak). Jadi sahamnya juga relatif lebih mudah digoreng bandar. 

Kalau anda perhatikan, saham2 yang kinerja fundamentalnya kurang bagus, misalnya sering rugi, utang terlalu besar, maka harga sahamnya terkadang bisa naik sampai puluhan persen. 

Hal ini jarang terjadi pada saham2 blue chip yang kinerjanya bagus. Bandar lebih mudah membuat isu dan menaikkan harga saham yang kurang likuid dengan mudah, sehingga harganya pun bisa naik dengan cepat dalam jangka pendek. 

3. Long term: Harga saham akan kembali ke faktor fundamental  

Tetapi jika anda ingin menganalisa lebih jauh, suka atau tidak, harga saham itu akan kembali lagi ke faktor fundamentalnya. 

Perusahaan yang rugi mungkin sahamnya tetap mengalami fluktuatif dan kenaikan2 jangka pendek. Namun dalam jangka panjang harga saham tetap mengalami tren turun, karena saham2 yang fundamentalnya jelek, pasti akan kembali ke nilai wajarnya. Kita coba perhatikan kembali chart IMAS berikut:  

Saham IMAS
Walaupun saham IMAS mengalami kenaikan drastis beberapa kali, namun jika kita perpanjang time frame chartnya, saham IMAS mengalami downtrend. 

Sebenarnya ada banyak penyebab suatu saham mengalami downtrend jangka panjang. Namun faktor fundamental biasanya bisa menjadi salah satu faktor utamanya.

Itulah hal-hal yang bisa menjelaskan kenapa harga saham bisa tetap naik drastis, meskipun saat itu fundamentalnya sedang turun. 

"Bung Heze, jadi kalau buat trading saham, nggak apa-apa ya beli saham walaupun fundamentalnya jelek? Kan tujuan kita untuk jangka pendek? Sedangkan buat jangka panjang, sebaiknya hindari yang kinerjanya jelek?" Tanya anda.

Yap, tergantung dari anailisa teknikalnya jika anda ingin trading. Tapi ketahui juga, bahwa saham2 yang fundamentalnya kurang baik, umumnya pergerakan harga sahamnya dalam jangka pendek juga tidak sebagus saham2 yang kinerjanya oke. 

Karena seperti yang kita bahas tadi, bahwa perusahaan yang kinerjanya jelek, umumnya sahamnya kurang likuid, dan bandar punya peran lebih banyak untuk 'menguasai' sahamnya sehingga terkadang pergerakan harganya sulit dianalisa dengan chart. 

Nah, dengan analisa teknikal tersebut, anda bisa melihat saham2 apa saja yang layak dibeli dan tidak. Kalau anda ingin trading di saham yang kinerjanya kurang bagus, saran saya gunakan untuk jangka pendek (hindari hold saham terlalu lama).  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.