Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham IPO, Apakah Menguntungkan?

El Heze
Di web Saham Gain ini saya sering mengulas saham-saham baik untuk trading maupun investasi. Dari situlah ada rekan pembaca web Saham Gain ini yang pernah bertanya ke saya:



"Bung Heze, kenapa sering bahas saham-saham 'lama' di Bursa Efek. Apa Bung Heze nggak pernah bahas saham-saham IPO buat jangka pendek? Saya lihat saham-saham IPO banyak yang bisa naik puluhan sampai ratusan persen hanya dalam waktu beberapa hari setelah listing"

Sebenarnya kita sudah pernah membahas tentang saham-saham IPO di web ini. Yap, anda pelajari beberapa ulasannya pada analisa-analisa berikut: Saham IPO. 

Saya pribadi sudah pernah mencoba trading di saham-saham IPO. Saya juga mengamati prospektus saham-saham yang baru listing di pasar saham. Walaupun saham-saham IPO memang bisa memberikan potensi keuntungan yang sangat besar dalam waktu singkat, tetapi risikonya juga tidak kalah besar. 

Faktanya, mayoritas saham IPO justru risk:rewardnya tidaklah sebanding. Banyak saham IPO baik dari segi fundamental maupun teknikal kurang mendukung untuk ditradingkan maupun dibuat investasi jangka panjang. Seringkali kita menemukan saham-saham IPO dengan kriteria2 seperti berikut: 

1. Kinerja fundamentalnya tidak terlalu bagus

Kalau anda ingin menganalisa lebih banyak, coba anda masuk ke situs IDX dan cari (historis) prospektus perusahaan IPO. Baca juga: Prospektus Perusahaan: Pengertian dan Cara Mencari Prospektus. 

Perhatikan prospektus2 perusahaan yang IPO. Rata-rata prospektusnya terutama pada bagian laba bersih 3 tahunan, banyak yang mengalami kerugian (rugi bersih). Artinya, sebelum IPO perusahaan sudah membukukan rugi bersih. 

Setelah melantai di Bursa, kinerja perusahaannya juga tidak ada yang spesial. Sehingga, harga sahamnya pun hanya naik cepat di awal-awal listing, namun saham2 seperti ini biasanya kurang menguntungkan dalam jangka panjang. 

2. Jumlah saham beredar sedikit (sahamnya juga tidak likuid)

Banyak saham IPO yang tidak likuid. Antrian bid offernya cuma puluhan orang dan puluhan lot saja. Ini artinya saham tersebut memang sangat tidak likuid. Karena umumnya saham2 yang likuid setidaknya ada ribuan lot pada antrian harga sahamnya. 

Karena sahamnya tidak likuid, maka tidak sulit untuk menggoreng harga sahamnya, dan membuat isu di saham2 tersebut. Misalnya seperti kasus saham POSA yang sempat ramai di pasar saham. Baca juga: Belajar dari Kasus Saham POSA. 

Inilah yang menyebabkan banyak saham IPO harganya mudah naik puluhan persen dalam waktu singkat.   

3. Harga sahamnya sangat tidak likuid, dan spreadnya terlalu renggang

Tidak sedikit pergerakan saham IPO yang unpredictable, dan spread harga sahamnya terlalu renggang. Kalau anda belum paham istilah spread, anda bisa pelajari disini: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham. 

Jadi walaupun saham IPO bisa naik cepat, tetapi karena pergerakan sahamnya sangat unpredictable serta spread-nya tidak likuid, saya boleh katakan bahwa potensi reward (profit) di saham IPO tidak sebanding dengan risiko yang akan anda hadapi. 

SAHAM IPO BELUM BISA KITA LIHAT KINERJANYA SETELAH LISTING 

Di sisi lain, kalau anda berpikir untuk menginvestasikan saham2 yang baru IPO, maka sebenarnya saham-saham IPO belum bisa kita lihat bagaimana kinerjanya setelah listing di pasar saham nanti. 

Jadi kalau anda ingin investasi di saham-saham IPO, setidaknya tunggulah laporan kuartal terdekat atau laporan tahunannya terbit. Setelah itu, barulah anda bisa menganalisa dan menyimpulkan apakah saham2 IPO tersebut bagus buat disimpan. 

Karena faktanya banyak saham yang setelah IPO justru kinerjanya turun (kita bahas juga di poin pertama tadi), sehingga harga sahamnya tidak diminati. Akibatnya, harganya turun dalam jangka panjang.   

Apalagi kalau prospektus awalnya sudah mengalami kerugian. Maka anda harus waspada. Jangan terbawa euforia atau termakan opini-opini trader / investor yang tidak berdasarkan analisa yang matang. 

Satu contoh kasus yang bisa anda pelajari adalah saham Garuda Food (GOOD). Sebelum listing, banyak pendapat yang mengatakan GOOD akan jadi saham blue chip. GOOD adalah penerus Unilever. 

Tapi faktanya justru berbanding terbalik. Baca juga: Saham Garuda Food: Kenapa Harganya Turun Terus? Jadi jika anda mau beli saham IPO, anda harus analisa lebih dalam, terutama analisa kinerja fundamentalnya dan likuiditas sahamnya setelah listing. 

SAHAM IPO BISA MENGUNTUNGKAN, TAPI..... 

Kesimpulan yang ingin saya tuliskan di pos ini adalah: Saham-saham IPO sebenarnya bisa saja memberikan keuntungan, namun profit saham IPO tentu saja tidak bisa didapatkan secara instan seperti kebanyakan trader yang mengatakan: "Saham A naik puluhan persen setelah IPO, rugi kalau nggak beli."

Faktanya tidak semuda itu profit di saham IPO mengingat risikonya cukup besar seperti yang kita bahas tadi. Justru lebih banyak trader yang ujung-ujungnya menelan kerugian akibat nekad gambling di saham-saham yang baru IPO demi mendapatkan untung cepat. 

Tips agar anda bisa untung dari saham IPO, saran saya, hindari dulu membeli saham2 IPO ketika baru listing beberapa hari pertama di Bursa terutama kalau sahamnya sudah tidak likuid. Karena volatilitas harganya sangat tinggi, sehingga unpredictable. 

Cobalah untuk menunggu beberapa minggu setelah listing, karena pola-polanya sudah mulai terlihat, dan anda bisa menyimpulkan apakah sahamnya sudah 'tenang', atau masih tetap tidak likuid seperti saat pertama IPO. 

Demikian juga jika anda ingin investasi di saham IPO, maka saran saya tunggulah laporan keuangan terbarunya setelah IPO terbit. Barulah anda bisa menganalisa kinerjanya. 

Walaupun tidak banyak, saham-saham yang setelah listing di Bursa ada juga yang menguntungkan untuk trading. Contohnya seperti CLEO dan BRIS yang harga sahamnya menurut saya pribadi masih tergolong lumayan stabil dibandingkan kebanyakan saham IPO lainnya. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.