Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Naik, Jual atau Hold?

Jika saham yang anda beli harganya naik diatas harga beli, apa yang akan anda lakukan? Anda akan take profit atau hold sahamnya? Ketika harga saham yang dibeli naik, seringkali trader saham justru bingung apa yang harus dilakukan? 




Trader saham biasanya menghadapi dua dilema: Kalau saham naik terus dijual ternyata naik terus kan sayang sekali dijual terlalu cepat? Atau trader biasanya berpikir: Kalau sahamnya turun lagi, harusnya kan bisa dijual lebih awal. 

Dilema-dilema ini yang terkadang bisa membuat trader bingung mengambil keputusan saat harga saham naik. Contohnya pernah terjadi pada saham ADRO. Saham ADRO pernah masuk watchlist kita disini: Rekomendasi Saham. Dan setelah menyentuh support 990, ADRO berhasil naik tinggi ke resisten 1.045. Berikut chart ADRO: 

Saham ADRO
Perhatikan tanda panah. Itu adalah momen di mana saham ADRO naik drastis dalam sehari. Kalau saham anda naik tinggi, jangan panik supaya anda tidak salah mengambil keputusan. 

Ketika saham anda naik, ada baiknya anda perhatikan dan analisa beberapa hal berikut, untuk memutuskan apakah anda akan hold atau langsung take profit: 

1. Tentukan target resisten terdekat dan candlestick saham tersebut  

Saham yang naik kemungkinannya ada beberapa: Besok lanjut naik drastis,  naik beberapa poin lagi lalu turun, atau langsung turun. Jadi anda harus tentukan resisten-resisten terdekat atau resisten kuat (sering tersentuh) saham tersebut. 

Perhatikan juga pola-pola candlestick di hari setelah saham mengalami kenaikan. Pola2 candle dan resisten terdekat bisa memberikan sinyal di mana arah harga saham selanjutnya akan tersentuh. 

Anda bisa pelajari analisa-analisa teknikal, analisa candlestick, support resisten untuk melihat saham2 yang berpotensi melanjutkan kenaikan, dan saham2 yang berpotensi turun disini: Buku Saham Pemula - Expert.

Selain itu, anda juga harus perhatikan kondisi IHSG-nya saat itu (kita bahas di poin 3). Terutama kalau anda beli saham2 yang likuid, biasanya pergerakan saham2 tersebut cenderung mengikut arah IHSG.

Analisalah titik resisten terdekat, pola candlestick dan kecenderungan pergerakan harga saham keesokan harinya. Kalau harga saham masih melanjutkan kenaikan, anda bisa HOLD. 

Tapi kalau harga saham sudah mulai sulit untuk naik, sulit menyentuh resisten, anda bisa pertimbangkan untuk TAKE PROFIT alias ambil untung dulu. Perhatikan kembali chart ADRO berikut: 

Saham naik
Saham ADRO keesokan harinya ternyata masih sempat lanjut naik sampai resisten 1.070-1.080 (perhatikan tanda lingkaran). Akan tetapi kenaikannya tidak bertahan lama. Setelah ADRO naik ke 1.080, perlahan ADRO mulai turun / koreksi. 

Anda bisa lihat ada long upper shadow yang menunjukkan bahwa harga saham mulai turun dari harga tertingginya, dan akhirnya ADRO ditutup melemah (candle merah). 

Kalau anda tipe trader jangka pendek (harian sampai dibawah 1 minggu), anda bisa pertimbangkan untuk take profit jika suatu saham sudah mulai berat untuk naik. Kalau anda tipe trader dengan jangka agak panjang, anda bisa jual di harga resisten yang lebih tinggi (hold dulu). 

2. Tentukan target take profit setelah beli saham 

Banyak trader yang tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah sahamnya naik. Itu karena trader tidak menetapkan target jual saham (take profit). Jadi setelah beli saham, anda harus tetapkan di harga berapa anda ingin menjual saham anda. 

Cara menetapkan target take profit bisa anda tentukan melalui resisten-resisten terdekatnya. Kalau anda sudah menetapkan target jual saham, anda bisa mengambil keputusan apakah sebaiknya saham anda yang naik sebaiknya dijual atau hold terlebih dahulu. 

Dalam menetapkan target take profit, anda juga bisa menetapkan beberapa target jual. Misalnya anda jual saham sebagian di resisten yang agak rendah. Lalu, sebagian saham anda jual di harga resisten sisanya yang lebih tingi. 

Anda juga bisa pelajari bagaimana cara-cara menentukan target-target jual saham yang lebih akurat sebagai bagian dari trading plan disini: Cara Menentukan Take Profit & Stop Loss Saham yang Tepat.  

3. Perhatikan kondisi market saat itu  

Menganalisa kondisi IHSG saat itu sangat penting. Jika anda sering membeli saham2 yang pergerakannya searah dengan IHSG, maka naik turunnya IHSG di hari itu bisa mempengaruhi kemampuan suatu saham untuk bisa naik lebih tinggi atau sebaliknya. 

Jika IHSG sedang turun dan saham yang anda beli sulit naik  breakout, anda bisa pertimbangkan untuk take profit. Tapi kalau IHSG naik dan saham2 anda ikut lanjut naik banyak, anda bisa hold lebih lama. 

Berdasarkan pengalaman saya, saham yang naik drastis, biasanya kenaikannya bertahan selama 2-3 hari. Jadi anda juga harus mulai pertimbangkan untuk take profit jika saham anda sudah naik lebih dari 2 hari, karena ada potensi untuk turun dalam jangka pendek. 

Analisa-analisa diatas bisa anda gunakan dan praktikkan ketika saham yang anda beli naik, sehingga anda bisa megambil keputusan sell atau hold berdasarkan analisa yang objektif. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.