Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Blue Chip untuk Trading

El Heze
"Saham blue chip nggak cocok buat trading jangka pendek, karena pergerakan saham blue chip agak lama. Saham blue chip cocoknya buat disimpan  (investasi), soalnya perusahaannya punya kinerja bagus. Kalau buat trading, saham blue chip profitnya kecil".


Kalimat diatas adalah pendapat yang sering kita dengar dari para trader. Tidak sedikit pula yang menyarankan untuk trading di saham-saham gorengan atau masuk instrumen pasar forex jika ingin dapat profit dari trading cepat. 

Saya pribadi kurang setuju jika saham blue chip dianggap sebagai saham-saham yang tidak cocok untuk trading. Karena saham blue chip identik dengan fluktuatifnya yang lambat, ada baiknya anda perhatikan beberapa hal berikut tentang saham blue chip: 

1. Tidak semua saham blue chip punya tipikal yang sama

Ada saham blue chip yang fluktuatifnya relatif cepat seperti saham BBRI, TLKM. Ada saham blue chip yang pergerakannya memang agak lama seperti BBCA, UNVR. Ini semua juga tergantung dari analisa teknikal dan tipikal saham yang bersangkutan. 

Sebenarnya kalau anda ingin lebih detail memantau pasar saham real time, banyak kok saham blue chip yang bisa naik 2-5% sehari-dua hari. Kalau anda sudah pengalaman  trading, anda pasti paham bahwa kenaikan saham dengan persentase 2-5% bukanlah kenaikan yang kecil.  

2. Fluktuatif saham blue chip justru bagus untuk meraih profit dengan risiko lebih kecil

Dalam trading saham ada konsep: High risk high return. Semakin besar potensi return yang anda peroleh di saham, risikonya juga tinggi. Saham-saham gorengan bisa naik 25% sehari, namun risikonya juga bisa turun 25% dalam waktu cepat tanpa terprediksi. 

Kalau anda trading di saham blue chip, anda bisa meminimalkan risiko floating loss yang besar tersebut. Hal ini karena kenaikan saham blue chip relatif stabil, maka penurunannya pun juga lebih teratur dan stabil. 

Jika saham blue chip memiliki peluang naik 2-5% dalam satu dua hari, maka ketika saham blue chip koreksi, penurunannya pun juga berkisar antara 2-5% (dalam keadaan pasar saham normal, tidak banyak sentimen negatif), sehingga jika saham anda turun, floating loss anda kecil, dan saham blue chip juga berpotensi rebound lebih cepat setelah harganya turun.    

3. Saham blue chip mudah naik cepat ketika harganya sudah diskon

Saham-saham blue chip pergerakannya relatif mengikuti indeks IHSG. Jika IHSG sudah reboudn setelah turun banyak, maka saham-saham blue chip yang akan 'naik panggung' duluan. 

Justru ketika harga saham blue chip sudah turun banyak, saham blue chip ini relatif lebih mudah naik dalam jangka pendek. Pelajari juga cara-cara menemukan saham diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Murah dan Diskon. 

Sebagai contoh, anda bisa perhatikan chart saham blue chip INDF berikut: 

Saham blue chip untuk trading
Perhatikan yang saya beri tanda-tanda lingkaran. Saham INDF beberapa kali mengalami kenaikan yang cukup drastis, misalnya dari harga 5.500 ke 6.000-an dalam waktu 4-5 hari. Apakah kenaikan ini adalah kenaikan yang kecil? Well, I don't think so. 

Anda juga bisa perhatikan pergerakan saham TLKM berikut: 

Saham blue chip - TLKM
Perhatikan tanda-tanda lingkaran diatas. Saham TLKM memiliki fluktuatif kenaikan harga yang cukup cepat juga dalam jangka pendek. Dan fluktuatifnya ini relatif stabil, tidak berlebihan. Ini adalah ciri2 saham yang sehat untuk trading. Pelajari juga: Pergerakan Saham yang Sehat. 

4. Fluktuatif saham blue chip tidak selalu lama 

Seperti yang sudah kita bahas di poin2 sebelumnya, saham blue chip pun juga memiliki fluktuatif yang cepat. Tidak selalu saham blue fluktuatifnya lama, walaupun ada momen di mana saham blue chip bergerak sideways atau turun karena kondisi market / IHSG yang sudah overvalued atau banyak sentimen negatif. 

Tetapi menurut saya pribadi, anggapan2 bahwa saham blue chip tidak cocok untuk trading karena pergerakannya lama sebenarnya kurang tepat. 

Apalagi dalam kondisi pasar saham yang belum bisa uptrend kencang (misalnya IHSG naik 2 hari lalu turun lagi 2 hari), justru momentum seperti ini sangat bagus dimanfaatkan untuk membeli saham2 blue chip yang sedang fluktuatif. 

Kalau anda terus mengincar saham2 yang tidak likuid, beli saham2 gorengan atau saham pom pom, justru risikonya akan semakin besar. Dan saham2 gorengan transaksinya relatif sepi, sehingga hanya pada saat tertentu saja harga sahamnya naik tinggi. 

Jadi, di dalam trading, sebenarnya tidak ada batasan-batasan yang terlalu kaku. Artinya, jangan membatasi anggapan: "Saham blue chip tidak bisa buat trading, cuma enak buat investasi."

Saham blue chip bagus untuk trading maupun investasi, selama anda bisa menganalisa (analisa teknikal & fundamental) dan mengambil keputusan beli yang tepat. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.