Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham yang Terkenal

El Heze
Beli saham karena "nama perusahaan"? Pernahkah anda melakukannya? Membeli saham karena nama perusahaannya cukup dikenal oleh masyarakat. Apakah hal ini menjamin anda pasti profit? 



Faktanya, di Bursa Efek tidak sedikit saham yang nama perusahaaanya sebenarnya cukup dikenal, tetapi hal ini tidak menjamin harga sahamnya likuid dan aman buat trading maupun investasi jangka panjang. 

Banyak juga perusahaan go public yang nama perusahaannya cukup kita kenal, namun harga saham relatif turun dan tidak likuid. Terutama untuk saham-saham yang baru IPO (listing di Bursa), anda harus analisa lebih dalam sebelum membeli sahamnya. 

Karena banyak saham IPO yang saat ini market cap-nya kecil, likuiditasnya rendah, sehingga peminatnya sedikit (sahamnya tidak banyak ditradingkan). Hal ini juga membuat harga sahamnya sulit naik.  

Beberapa studi kasus yang bisa kita amati misalnya saham es krim Campina (CAMP). Saat awal melantai di Bursa, cukup banyak trader yang optimis CAMP akan jadi salah satu saham primadona. 

Namun sayangnya kenaikan harga sahamnya tidak bertahan lama. Saat ini tren harga sahamnya juga relatif turun, dan sideways terus dalam rentang waktu yang panjang, serta likuiditasnya rendah. 

Saham CAMP
Anda bisa perhatikan chart saham CAMP diatas, di mana CAMP harganya turun berangsur, dan kemudian sideways. Sebagai trader saham, khususnya swing atau positioning trader, tren saham seperti ini tentu tidak menguntungkan untuk strategi buy and hold. 

Atau kita bisa lihat saham Garuda Food (GOOD). Saat pertama listing, banyak asumsi yang mengatakan saham GOOD akan jadi penerus Unilever (UNVR). Tetapi setelah listing di Bursa, harga sahamnya anjlok terus, bahkan kinerja fundamentalnya tidak memuaskan setelah listing. Kita pernah bahas juga di pos ini: Saham Garuda Food: Kenapa Harganya Turun Terus? 

Saham GOOD
Walaupun GOOD sempat rebound dari 1.050 ke 1.300, tapi kalau anda perhatikan tren jangka panjangnya (chart diatas), trennya tetap turun. Kalau anda terlanjur ambil GOOD di harga puncak, sampai saat ini anda masih belum Break Event Point (BEP). 

Contoh lainnya yang cukup sering kita dengar, yaitu asumsi saham BUMN harga sahamnya pasti bagus, karena perusahaannya dijamin oleh negara. Padahal tidak selalu saham BUMN punya kinerja dan harga saham yang menguntungkan. 

Anda bisa lihat saham KRAS yang merupakan saham BUMN, di mana  harganya turun terus karena secara fundamental perusahaan ini sudah bermasalah, baik dari kinerja maupun tata kelolanya. Baca juga: Ulasan Saham: Grafik Saham KRAS. 

Jadi baik trader maupun investor, dalam memilih saham HINDARI ASUMSI yang kurang memiliki dasar analisa yang jelas. Sebelum anda beli saham, anda harus sellau ANALISA untuk menjawab: Apakah saham ini memang layak dibeli? 

Kalau anda trader saham, anda harus perhatikan analisa chart, lihat likuiditas sahamnya, volatilitasnya seperti apa (sangat penting terutama kalau anda mau beli saham2 IPO), jumlah saham beredar (jumlah saham beredar yang relatif kecil di sektor industrinya juga mempengaruhi likuid tidaknya saham tersebut). 

Jika anda investor saham, perhatikan kinerja keuangannya, valuasi saham dan company size. Company size yang kecil dibandingkan perusahaan di satu sektornya, umumnya juga kurang diminati. 

Banyak perusahaan go public yang mungkin pernah anda dengar nama perusahaannya, namun hal ini sama sekali TIDAK MENJAMIN harga sahamnya bagus, likuid dan mudah naik. 

Kalau sahamnya tidak likuid, saham beredar sedikit, atau bahkan fundamentalnya jelek, sangat mungkin saham tersebut cenderung turun dan pergerakannya sangat lama, sehingga kurang cocok buat trading maupun investasi.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.