Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Valuasi Murah, Waktunya Beli?

El Heze
Pernahkah anda menemukan mayoritas saham unggulan di satu sektor yang harganya turun terus, sehingga valuasi sahamnya menjadi cukup murah? Catatan: Valuasi yang kita pakai disini adalah valuasi sederhana, dengan melihat analisa Price Earning Ratio (PER). 




Saham-saham di sektor properti, sub sektor konstruksi harganya pernah mengalami penurunan tren, yang membuat valuasi saham-saham di sektor ini menjadi relatif murah. Dan saham2 konstruksi unggulan seperti WIKA WSKT PTPP ADHI PER-nya mulai murah. 


Saya pernah menemukan PER saham-saham konstruksi yang cukup murah seperti pada tabel diatas. Di mana pada sektor konstruksi ini, rata-rata PER-nya diatas 15 kali. Itu artinya, kalau PER suatu saham sampai 5 kali (sedangkan rata-rata PER industri sekitar 15 kali), dapat dikatakan valuasi sahamnya sudah murah. 

Karena sektor konstruksi ini adalah sektor musiman, maka saat saham2 konstruksi sedang tidak berada dalam masa-masa booming, harga sahamnya bisa cenderung turun. 

Berikut penurunan harga saham WSKT yang cukup drastis, sebagai akibat dari lesunya sektor konstruksi: 

Saham WSKT

Valuasi saham murah juga pernah terjadi saham-saham tambang batu bara (PTBA INDY ITMG dan kawan-kawan), ketika harganya terus jatuh akibat penurunan harga batu bara akibat lesunya demand. Sehingga membuat PER sahamnya menjadi sangat murah di sektornya (perbandingan dengan rata-rata industri). 

Biasanya kita sering mendengar saran-saran untuk masuk di saham-saham yang valuasinya sudah murah, karena saham2 murah punya potensi naik yang lebih besar ketimbang saham2 yang valuasinya sudah / sedang mahal. 

Saya pribadi setuju dengan anggapan tersebut, tetapi bukan berarti saham yang valuasinya sudah murah adalah saham-saham yang harganya pasti naik. Sehingga, kalau anda memutuskan membeli saham valuasi murah, ada baiknya anda mempertimbangkan dulu beberapa hal berikut: 

1. Perhatikan kondisi market 

Valuasi saham bisa menjadi sangat murah dikarenakan beberapa hal: Sektor usaha sedang lesu, kinerja perusahaan menurun, kondisi IHSG memang lagi jelek atau bahkan gabungan dari semuanya. 

Nah, kondisi IHSG / market ini akan sangat menentukan juga apakah saham2 yang valuasinya murah bakalan punya peluang naik lebih cepat atau justru sebaliknya. 

Karena ketika IHSG masih lesu, mayoritas saham yang valuasinya sudah murah, masih bisa turun lagi. Jadi jika anda adalah tipikal pengincar saham valuasi murah, selalu lakukan analisa kondisi pasar saham juga. 

Jika pasar saham masih lesu, ada baiknya anda jangan gegabah membeli saham-saham dalam jumlah besar. Belilah bertahap, atau anda bisa menunggu kondisi market mulai pulih / sentimen negatif sudah tidak seburuk sebelumnya barulah anda membeli saham2 yang valuasinya murah. 

2. Perhatikan kondisi bisnis di sektor tersebut 

Lihatlah sektor usaha tersebut. Apakah masih lesu? Atau sudah mulai ada sentimen-sentimen positif yang berpotensi mendongkrak harga sahamnya? 

Selain itu, untuk memilih saham2 valuasi murah di suatu sektor bisnis, pilihlah saham yang kinerja perusahaannya paling bagus. Umumnya, saham2 yang kinerjanya baik, company size-nya unggul, harga sahamnya juga berpotensi naik lebih cepat ketika valuasinya sudah murah. 

Untuk menemukan perusahaan yang kinerjanya baik, bisa anda pelajari melalui analisa fundamental. Anda bisa pelajari analisa-analisa untuk melihat saham-saham yang kinerjanya bagus disini:  Belajar Analisis Fundamental Saham. 

3. Valuasi murah bukanlah satu-satunya ukuran harga saham akan naik  

Di dalam menganalisa saham, anda harus pahami bahwa valuasi saham murah bukanlah satu-satunya analisa untuk melihat potensi suatu saham. Masih ada banyak analisa penting lainnya yang perlu anda perhatikan seperti: Analisa fundamental, analisa teknikal, melihat likuiditas suatu saham, kondisi market (poin 1) dan lain-lain.

Banyak kesalahan para trader ataupun investor yang membeli saham dalam jumlah hanya karena mengikuti saran dari orang lain untuk membeli saham A yang valuasinya sudah murah. 

Padahal kondisi market masih jelek. Fundamental perusahaan juga tidak terlalu baik. Akibatnya, harga saham setelah dibeli justru turun terus. Hal ini juga pernah terbukti pada saham AISA. 

Saat saham AISA valuasinya sudah sangat murah, harganya justru turun terus karena kinerja fundamentalnya yang kurang baik. Anda bisa pelajari kembali ulasannya disini: Belajar dari Kasus Saham AISA.

Jadi kalau anda sedang menganalisa PER ataupun PBV dan menemukan saham2 yang sudah benar-benar murah di sektor industrinya, analisalah dahulu kondisi market, fundamental, sektor usaha tersebut. Barulah anda bisa memutuskan untuk membeli sahamnya.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.