Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pengertian Agio dan Disagio Saham + Contohnya

Pada saat anda membaca laporan keuangan, khususnya komponen Laporan Perubahan Ekuitas / Modal, anda pasti pernah menemukan istilah AGIO SAHAM atau DISAGIO SAHAM. Apa itu agio saham dan disagio saham? 



Seperti apa contohnya? Dan apa kegunaan agio serta disagio bagi perusahaan? Di pos ini kita akan membahasnya. 

PENGERTIAN AGIO SAHAM 

Agio saham adalah nilai kekayaan perusahaan yang didapatkan dari penjualan saham diatas nilai nominal saham perusahaan. Dengan kata lain, agio saham merupakan SELISIH LEBIH setoran pemegang saham diatas nilai nominalnya. 

Sebagian dari anda mungkin masih bingung dan menerka-nerka apa maksud dari definisi diatas. Oleh karena itu, kita akan coba bahas menggunakan contoh supaya lebih mudah memahaminya.

CONTOH AGIO SAHAM 

Ada 4 (empat) orang ingin mendirikan badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan modal dasar Rp80 miliar. Keempat orang tersebut adalah Abi, Jeany, Ardian, dan Sara. Keempat orang tersebut masing-masing menyetor modal sebanyak Rp5 miliar, sehingga modal usaha seluruhnya menjadi Rp20 miliar. Jadi kita bisa lihat beberapa poin penting: 
  • Modal dasar = Rp80 miliar 
  • Modal disetor = Rp20 miliar 
  • Modal yang belum disetor (modal dalam portopel) = Rp60 miliar
Keempat orang menyetujui bahwa saham perusahaan diberi harga nominal sebesar Rp800 per saham. Artinya, masing-masing orang memiliki 6,25 juta lembar saham (perhitungannya adalah Rp5 miliar / Rp800 per lembar saham). Perusahaan ini masih berstatus sebagai go private / perusahaan tertutup.  

Sehingga, kita bisa melihat berapa persentase kepemilikan dan modal yang telah disetor dan modal yang masih belum disetor (dicadangkan / dalam portopel) pada tabel berikut: 


Dan modal yang belum disetor (masih dalam portopel adalah sebagai berikut: 


Sehingga pada Laporan Perubahan Ekuitas (Pada saat perusahaan masih belum beroperasi) akan didapatkan laporan sebagai berikut: 
  • Modal awal = Rp20.000.000.000
  • Laba ditahan = Rp0
  • Agio Saham = Rp0
  • Jumlah Ekuitas = Rp20.000.000.000
Setelah 5 tahun beroperasi, perusahaan berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp25 miliar. Sehingga ekuitas perusahaan meningkat menjadi: 
  • Modal awal = Rp20.000.000.000
  • Laba ditahan = Rp25.000.000.000
  • Agio saham = Rp0
  • Jumlah Ekuitas = Rp45.000.000.000
Perusahaan kemudian ingin menjadi perusahaan go public dengan melakukan Initial Publik Offering (IPO), karena membutuhkan tambahan dana untuk ekspansi usaha. Perusahaan butuh dana sebesar Rp200 miliar. 

Para pendiri akhirnya melepas semua sisa saham yang masih dicadangkan (75 juta lembar saham), dan saham tersebut akan dilepas ke publik, dijual pada harga Rp3.200 per saham. 

Sehingga perusahaan nantinya akan mendapatkan dana dari IPO sebesar 75 juta lembar saham x Rp3.200 per saham = Rp240 miliar (kita pakai asumsi semua dana IPO mampu diserap market). 

Tadi sudah kita bahas, bahwa pada saat awal mendirikan perusahaan, keempat orang sepakat harga saham perusahaan diberikan harga senilai Rp800 per saham. 

Namun setelah perusahaan beroperasi, berhasil memperoleh laba bersih dan memutuskan untuk go public, perusahaan menjual sahamnya saat proses IPO di harga Rp3.200 per saham. 

Nah, selisih Rp3.200 - Rp800 = Rp2.400 inilah yang akan masuk dalam AGIO SAHAM. Sudah paham sampai disini? Sekarang anda sudah mendapatkan contoh dan ilustrasi langsung apa itu agio saham... 

Jadi agio saham terjadi ketika perusahaan berhasil menjual saham ketika proses Initial Public Offering (IPO) / go public diatas harga nominalnya. Pada contoh diatas tadi, harga saham awal perusahaan adalah Rp800 (sebelum IPO). Pada saat IPO, perusahaan menjual sahamnya seharga Rp3.200. 

Yap, Rp2.400 ini adalah agio yang didapatkan oleh perusahaan. Jadi agio saham yang didapatkan perusahaan, perhitungannya sebagai berikut: 


Keterangan: 
Tambahan modal dari IPO didapatkan dari perusahaan yang melepas sisa saham yang belum disetor sebanyak 75 juta lembar x Rp800 (harga nominal awal). 

Modal total didapatkan dari modal awal perusahaan berdiri sebesar Rp20 miliar yang berasal dari setoran modal 4 orang pendiri. Ditambah tambahan modal hasil IPO sebesat Rp60 miliar. 

Agio saham didapatkan dari 75 juta lembar saham x Rp2.400 (Rp2.400 didapatkan dari Rp3.200 harga saham saat IPO - Rp800 harga nominal saham awal perusahaan). Jadi ada agio sebesar Rp2.400, dengan total agio saham Rp180 miliar 

Sehingga, pada laporan perubahan ekuitas, agio sahamnya akan muncul sebagai berikut: 

  • Modal awal = Rp80.000.000.000
  • Laba ditahan = Rp25.000.000.000
  • Agio saham = Rp180.000.000.000
  • Jumlah ekuitas = Rp285.000.000.000
Kesimpulannya, agio saham akan masuk di laporan perubahan ekuitas dan menambah modal perusahaan (ekuitas). Artinya, agio saham adalah salah satu komponen yang berperan menambah jumlah ekuitas perusahaan. 

DISAGIO SAHAM 

Selain agio saham, kita juga mengenal istilah DISAGIO SAHAM. "Dis" berasal dari kata discount (diskon) yang artinya adalah agio saham yang terdiskon. Jadi simpel saja, disagio saham adalah kebalikan dari agio saham. 

Disagio saham merupakan SELISIH KURANG dari setoran pemegang saham dibawah nilai nominal. Mengapa disagio saham bisa terjadi?

Disagio saham terjadi ketika operasional perusahaan memperoleh RUGI BERSIH (kebalikan dari agio saham). Ketika operasional perusahaan sedang rugi, tetapi perusahaan ingin melakukan ekspansi karena membutuhkan dana / modal tambahan dari para investor publik. 

Tentu saja perusahaan tidak mungkin menjual saham dengan harga premium (diatas harga nominal). Jadi untuk tetap mendapatkan dana tambahan perusahaan harus memberikan potongan atau diskon harga saham kepada investor, dengan cara menjual harga saham dibawah nilai nominalnya. 

Pada contoh diatas tadi, harga saham awal perusahaan disepakati di harga Rp800. Namun jika operasional perusahaan ternyata merugi, maka perusahaan harus menjual saham dibawah harga premium. 

Katakanlah perusahaan menjual saham ke investor seharga Rp600, maka disini terjadi disagio saham senilai 75 juta lembar saham x -200 = (Rp15 miliar). Sehingga, disagio saham akan mengurangi nilai ekuitas perusahaan. 

Logikanya, kalau operasi perusahaan rugi, investor saham tentu tidak akan mau membeli saham perusahaan di harga yang lebih mahal (premium). Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan harga DISKON kepada pemegang saham. Disinilah terjadi disagio.  

Di laporan keuangan, khususnya laporan perubahan ekuitas atau pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), anda mungkin sering menemukan istilah atau akun agio saham. 

Namun pada laporan keuangan perusahaan, memang tidak dijelaskan secara detail mengenai pengertian agio dan disagio saham. Jika anda sedang mencari penjelasan mengenai istilah agio dan disagio, di pos ini kita sudah membahasnya secara detail. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.